part 19

283 20 6
                                    

***

"Ara jangan tinggalin saya, saya mohon."

"Bangun bang!!"

"Ara jangan pergi.. hiks.."

"Bang zayyan, bangun bang!!" Hilmi menepuk-nepuk pipi zayyan, membangunkan laki-laki itu.

"Astaghfirullah.." lirih zayyan yang sudah terbangun.

Zayyan menghela nafas panjang "Alhamdulillah...." kata zayyan sambil menghapus air matanya.

Padahal cuma mimpi namun zayyan sampai menangis seperti semuanya benar-benar terjadi.

"Kenapa Abang tidur disini?" tanya hilmi.

"Tadi Abang nungguin kamu, eeh malah ketiduran." jawab zayyan.

"Abang kenapa?" tanya hilmi karena melihat jejak air mata di pipi zayyan.

"Gak kenapa-napa."

"Bang zayyan!!." panggil seseorang membuat zayyan menoleh.

"Kenapa zy?" tanya zayyan kepada zyana.

"Mbak Ayara udah siuman, sekarang mau ketemu sama Abang."

"Alhamdulillah... Iya sekarang abang kesana." ucap zayyan dengan senyum merekah.

Zayyan, Hilmi dan zyana beranjak pergi menuju ruang inap tempat Ayara dipindahkan setelah operasi tadi. Sepanjang perjalanan senyum merekah terbit dibibir zayyan, tidak henti-hentinya ia mengucap syukur didalam hati karena kabar bahagia ini.

Setelah sampai, zayyan membuka pintu yang bercat putih itu. Ia mendapati keluarga nya disana tengah duduk di sofa yang disediakan dan Ayara yang tengah duduk bersandar di atas ranjang.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." serentak semuanya didalam.

Zayyan langsung menghampiri Ayara yang tengah tersenyum ke arahnya, dengan perasaan bahagia zayyan langsung memeluk Ayara membuat gadis itu terkejut.

"Pak ustadz lepasin dulu, malu diliatin sama semuanya tu." kata Ayara.

"Nanti dulu, saya kangen sama kamu." ucap zayyan semakin mengeratkan pelukannya.

"Iiiihh bang zayyan gemesin deh." kata zyana menirukan suara anak kecil membuat semuanya disana terkekeh geli.

Hal itu membuat Ayara semakin malu, gadis itu tersenyum kikuk, lalu menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah seperti kepiting rebus di dada bidang milik suaminya.

"Pak ustadz udah lepasin dulu." ujar Ayara dengan suara kecil.

Zayyan melepaskan pelukannya lalu menangkup wajah Ayara "Yang mana masih sakit?" tanya zayyan.

Ayara menggeleng cepat "Gak ada." jawabnya.

"Beneran?" tanya zayyan memastikan membuat Ayara mengangguk.

Zayyan tersenyum dan kembali memeluk tubuh Ayara "Saya khawatir." ucap zayyan membuat gadis itu tersenyum.

Semuanya tersenyum melihat kemesraan pasangan suami istri itu, rasa terharu dan bersyukur di hati Arsyad melihat putrinya memiliki suami seperti zayyan, perhatian, bertanggungjawab, dan sangat menyayangi Ayara.

"Pak ustadz udah donk, aku laper nih." kata Ayara membuat zayyan melepaskan pelukannya.

"Mau makan apa?" tanya zayyan.

"Pengen makan bakso." jawab Ayara.

Zayyan berdiri dan menghadap ke arah semuanya yang tengah duduk "Mumpung sekarang masih jam 5, biar zayyan beliin makan malam untuk semuanya, mau makan apa?" tanya zayyan.

Ustadz nya Ara Where stories live. Discover now