Bab 2

167 12 0
                                    

Pagi ini Raina sedang menunggu bus seperti rutinitas biasa, cuaca hari ini cukup dingin. Raina menggosokan kedua telapak tangannya, dan cukup membuatnya hangat.

Namun Raina di kejutkan oleh benda yang melingkar di lehernya.

Raina berbalik, dan ternyata harapan yang Raina ucapkan malam tadi terkabul.

Alvaro..

Pria tampan ini berdiri di depan Raina setelah memakaikan syal di leher Raina.

"Kenapa bengong?" Varo melambaikan tangannya di depan wajah Raina.

Raina tersadar, "Eh.. Emm.. Kak Varo kenapa bisa ada di daerah sini?" Tanya Raina sedikit gugup.

Raina celingukan berharap bus datang lebih lambat sedikit.

"Ehmm, ada sedikit urusan di daerah sini.." Jawab Varo "Bis kamu sudah datang tuh.. Belajar yang bener ya.. Bye..!" Varo menunjuk bis yang datang dan mundur satu langkah sambil melambaikan tangannya.

Dengan terpaksa Raina harus masuk ke dalam bis, padahal baru saja Raina berharap bis datang terlambat.

Saat pintu bis tertutup setelah Raina menaiki bis, lalu dengan cepat ke kursi belakang agar bisa melihat Varo yang juga masih melihatnya.

Raina melambaikan tangannya, dan itu di balas Alvaro.

Jantung Raina berdegup kencang, "Ini bahaya buat jantung gue.." Gumam Raina setelah duduk menghadap depan dan memegang dadanya, karena Varo sudah tak terlihat lagi.

Raina merasa panas dibagian wajahnya, menahan rasa senang sekaligus gugup. Pagi yang membuatnya semangat.

Tak lama Raina sampai di sekolah, berjalan memasuki gerbang.

"Pagi pak satpam.. " Seperti biasa Raina selalu menyapa pak satpam yang menjaga setiap pagi.

"Pagi dek Raina.." Sapa balik si bapak.

Raina tersenyum lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.

"Hai hujan.." Raina terkejut dan menghentikan langkah nya. Dito tiba-tiba datang entah dari mana lalu merangkul bahu Raina.

Mood Raina yang seperti pelangi kini berubah menjadi mendung, Raina perlahan melepaskan tangan Dito yang berada di bahunya.

"Pagi juga D.i.t.o." Jawab Raina dengan malas.
Please satu hari saja Raina tidak ingin meladeni Dito yang selalu seperti ini.

"Kelas bareng yuk.." Ajak Dito dan langsung menggandeng tangan Raina, lalu Raina dengan terpaksa pun mengikuti Dito.

Banyak siswa-siswi yang memperhatikan mereka berdua, juga banyak yang mengomentari   buruk dan baik tentang mereka. Namun Raina selalu abai.

Setelah tiba di depan kelas, Raina melepaskan tangan Dito, "Makasih Dito Sandito.. " Ucap Raina lalu bergegas menuju kursinya.

Dito hanya tersenyum, merasa senang karena Raina tidak menepis nya.

Dito pun bergabung dengan Teman-temannya dan mengobrol.

Dito memang mengejar Raina, namun tidak selalu terus menerus berada di dekat Raina.

Dito masih tidak dan belum ingin menyerah untuk mengejar Raina, meskipun selalu dapat penolakan.

Dito melirik Raina dari kursinya yang cukup berjarak, lalu tersenyum tipis. Melihat gadis itu yang selalu menggoda Agatha.

Bel sekolah pun berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai.

*

*

Cinta dan Rahasia(DROP) Where stories live. Discover now