16 - Stop Insecure

4.9K 382 32
                                    

---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


-
-
-

"Ganteng banget sih...!"

Dengan susah payah Gus Arkhan menelan ludahnya begitu wajah Eliza semakin mendekati wajahnya. Bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Cup!

Tanpa malu, Eliza mengecup pipi Gus Arkhan yang detik ini juga membulatkan matanya sempurna.

Pipi yang tadi Gus Arkhan isyaratkan, pipi itu kini sudah tidak suci lagi. Bagaimana tidak, sangat tidak disangka. Pipi yang selalu ia jaga kini sudah ternodai oleh Eliza. Tak hanya itu, kepingan coklat kecil yang menempel di bibir Eliza juga ikut berpindah ke pipinya.

"Udah?" tanya Eliza seraya menjauhkan wajahnya kembali.

Gus Arkhan terdiam, namun kemudian tak bisa menahan tawanya yang mengudara, ternyata begini rasanya dikecup istri pertama kali, rasanya seperti anda menjadi iron man. Pikirnya.

"Kenapa ketawa?" rengek Eliza. Ia mengernyit. Apa salah paham lagi?

"Kamu ini kenapa, hm? Bukan itu maksud saya." Jeda beberapa detik. "Tapi ini..."

Gus Arkhan mengelap pipi kiri Eliza yang ketempelan coklat menggunakan jari jempolnya. Kemudian ia jilat coklat itu tanpa jijik. "Manis," ucapnya seraya tersenyum menatap Eliza.

"Coklatnya?" Gus Arkhan menggeleng cepat.

"Kamunya."

Blush!

Pipi Eliza memerah seketika. Ingin sekali ia terbang sekarang juga, tapi tidak bisa. Ia hanya bisa memalingkan mukanya dari Gus Arkhan. Ternyata, laki-laki cuek itu juga bisa menggombal? Walau garing?

***

"Eliza ceroboh banget, sih!" umpat Eliza pada dirinya sendiri.

"Siapa yang ngajarin kayak gitu?"

Eliza mendongak menatap wajah suaminya yang juga menatapnya penuh interogasi.

"A-apa?"

"Mengumpati diri sendiri," jawab Gus Arkhan cepat.

Eliza tersenyum kaku. "Eh, itu..."

Laki-laki itu menepis pelan tangan kanan Eliza yang mulai menyentuh pecahan-pecahan mangkuk di lantai. Ya, mereka berdua berniat membersihkan pecahan mangkuk tadi.

"Biar saya yang ambil beling-nya. Nanti tangan kamu terluka."

Eliza tersenyum memandangi wajah Gus Arkhan yang fokus berkutat dengan pecahan mangkuk. Baiklah, biarkan suaminya yang mengerjakan semuanya!

Perempuan bergamis hitam itu tersadar begitu Gus Arkhan menatapnya tajam secara tiba-tiba. Apa ada yang salah?

Gus Arkhan menghela nafasnya. "Kalau kamu terus memandang wajah saya seperti itu, kapan selesainya? Yang ada saya salting."

NAWAITU STAY WITH YOU✓Where stories live. Discover now