"Aku ingin kau tidur seranjang denganku."
Mengernyit bingung, Vegas cukup terkejut dengan permintaan Leon barusan.
"Kau mungkin berpikir aku lancang hanya karena ketidaksengajaan malam itu yang membuatmu menebar benih di dalam rahimku." Berhenti di sela kalimatnya, Leon memainkan rambut yang jatuh di bahunya karena malu dengan apa yang ia katakan barusan.
"Tapi, Yang mulia. Aku benar-benar berharap kau mau tidur lagi denganku. Besok malam, dengan sadar, aku ingin menjadi milikmu sepenuhnya." Menolehkan pandangannya ke arah lain, Leon mencoba agar tidak berkontak mata langsung dengan Vegas meski sesekali ia melirik.
"Leon ..."
"Tapi, jika kau tidak bisa, Aku tidak akan memaksamu." Mendengar bariton rendah itu membuatnya segera menatap Vegas untuk berkata demikian.
"Kau bisa menolaknya, Yang mulia. Sepertinya aku terlalu lelah sampai mengatakan hal semacam itu. Kau bisa melupakannya."
Leon tidak bisa menyembunyikan semburat merah di wajahnya sehingga ia harus menutupinya dengan kedua tangannya sendiri. Berbalik, Leon kembali menghindari tatapan Vegas agar dirinya tidak semakin malu.
'Apa yang kukatakan?! Astaga ini benar-benar memalukan. Apakah dia akan mengatakan iya?" Ekor matanya melirik Vegas yang sepertinya berjalan mendekatinya.
"Baiklah."
Mendengar jawaban itu, senyuman penuh kegembiraan tidak bisa ia tahan untuk mengembang.
"Tapi dengan satu syarat."
"Syarat? Syarat apa, Yang mulia?"
Berjalan lebih dekat ke depan Leon, Vegas menatap tajam Omega yang lebih pendek darinya itu dengan dingin.
"Aku ingin Kau bertanggungjawab untuk memulihkan ingatan Pete."
☼☾☼
Melihat pantulan dirinya sendiri pada cermin di depannya, Pete terlihat muram dan sedih. Ia mengusap wajahnya pelan, mengelus perlahan luka yang telah dijahit di dekat dagunya.
Sejak ia sadar di rumah sakit itu, Pete bertanya-tanya darimana ia mendapatkan semua luka ini? Apakah ia terlibat kecelakaan? Dan tatapan orang-orang yang melihatnya, mereka semua tampak terkejut dan seolah tidak percaya. Seperti melihat hantu saja.
Para wanita yang memandikannya dan mengganti pakaiannya juga memberikan tatapan aneh, seolah mereka takut dan melakukan pekerjaan mereka karena terpaksa.
Tidak ada seorangpun di kamar itu sekarang, para wanita yang mengaku sebagai dayang Pete sudah pergi untuk mengambil makan malam. Hanya ada Pete dan bayangannya di cermin.
"Mintalah kepada bulan, setelah itu semua lukamu akan sembuh dan Kau akan kembali seperti semula."
Memegang kepalanya yang terasa pusing setelah kalimat barusan terputar kembali di memorinya. Pete merasa seperti ia pernah mendengarnya di suatu tempat, kalimat itu tidak asing baginya tapi entah kenapa semakin ia mencoba untuk mengingat, semakin kepalanya terasa pusing.
Ditambah sekarang ia berada di tempat yang asing, Pete yakin ini bukan di distrik 4 ataupun Kekaisaran Timur. Jalan, toko-toko, rumah dan gedung bahkan orang-orang yang ada di sini sangat berbeda dengan yang ada di Kekaisaran Timur. Saat dalam perjalanan ke sini, Pete melihat banyak orang-orang yang berjalan kaki di trotoar. Mereka memakai banyak perhiasan, bahkan hampir semuanya terbuat dari berlian. Di kamarnya juga ada banyak perabotan yang dihiasi dengan kristal dan berlian. Tunggu-
![](https://img.wattpad.com/cover/316139415-288-k691049.jpg)
YOU ARE READING
𝙵𝙰𝚃𝙴𝙳 M̶a̶t̶e̶s̶ | 𝓥𝓮𝓰𝓪𝓼𝓟𝓮𝓽𝓮 [DISCONTINUED]
Fanfiction"𝙰𝚝𝚊𝚜 𝚗𝚊𝚖𝚊 𝚋𝚞𝚕𝚊𝚗, 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚗𝚐𝚒𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚗𝚊𝚖𝚊𝚖𝚞." -𝓥𝓮𝓰𝓪𝓼 𝓽𝓸 𝓟𝓮𝓽𝓮 - 𝑪𝒊𝒖𝒎𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒍𝒑𝒉𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑳𝒖𝒏𝒂𝒏𝒚𝒂. "𝑩𝒖𝒏𝒖𝒉 𝒂𝒌𝒖, 𝑷𝒆𝒕𝒆...." 𝑩𝒊𝒃𝒊𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒂𝒓...