50| Switch

2.5K 396 54
                                    

"Aku sudah memutuskan. Aku, kan putra mahkota. Putra mahkota membutuhkan pasangan di sampingnya saat menjadi Raja."

"Lalu?"

"Saat Aku menjadi Raja, Aku akan menikahimu dan menjadikanmu seorang Ratu!"

Maniknya berbinar senang, Pete menatap Vegas dengan tidak percaya.

"Sungguh?!"

"Tentu!"

"Tunggu saja, nanti."

"Mulai sekarang, Pete bukan lagi pacarku," ujar Vegas yang membuat Pete sedikit tersentak karena kalimat itu. Namun kemudian ia tersenyum, menarik tangan Pete yang bebas dan menggenggamnya tepat di dada kirinya.

"Pete adalah istriku. Istriku yang manis!" Kalimat itu berhasil membuat Pete berbinar senang dan membuat kedua pipinya yang tembam memerah seperti stroberi.

"Dan Vegas adalah Suami Pete yang setia dan pemberani!"

"Eww." 

Sebuah suara menginterupsi keduanya, Vegas dan Pete segera menoleh untuk melihat siapa pelakunya. Tidak jauh dari mereka, berdiri seorang anak laki-laki dengan wajah berseri dan sebuah tiara di kepalanya. Rambutnya pirang dengan mata biru samudera, anak itu lebih tinggi dari Vegas dan Pete.

Dengan postur penuh kesombongan dan raut wajah yang seolah baru saja melihat hal menjijikkan, Ia menatap Vegas dan Pete dengan angkuh.

Pete memperhatikan penampilan anak itu dari ujung kepala sampai ujung kaki, Ia menebak bahwa anak itu pasti juga seorang yang kaya raya seperti suaminya.

Namun saat memperhatikan Vegas yang juga tak melepas pandang dari anak sombong itu, Pete menjadi sedikit bingung. Pasalnya Vegas menatapnya dengan tatapan kesal.

"Kau mau apa di sini?" Vegas berkata dengan kasar.

Menyibak rambutnya ke belakang, anak itu menjawab tak kalah angkuh.

"Melihat tikus yang sedang berpacaran," dengan senyum remeh, Ia mendekat kepada Pete alih-alih pada Vegas.

Sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menyamai tinggi Pete, anak itu kembali berkata.

"Astaga, coklat itu terlihat enak sekali. Aku suka sekali dengan coklat." Nadanya berbanding jauh dari yang tadi.

Pete menatap coklat di tangannya, pemberian Vegas. Ia kemudian mengeratkan genggamannya dan memeluk bunga sekaligus coklatnya di depan dadanya.

"Hei!" Seru Vegas yang merasa tidak terima.

"Aku benar-benar ingin cokelat, Aku harap ada orang baik yang memberinya padaku." Kini anak itu memainkan mimik wajahnya, membuat raut memelas dengan mata berbinar dan mulutnya mengerucut. Menggemaskan seperti boneka.

"Eum ... ini, buatmu saja." Ragu-ragu, Pete akhirnya memberikan coklat di tangannya kepada anak itu. Membuatnya tersenyum puas dan langsung merampas coklat itu dengan kasar.

"Untukku? Sungguh? Terimakasih." Menatap Pete dengan raut penuh kemenangan, anak itu membuka bungkusan coklat dan langsung memakannya tanpa memperdulikan Pete yang tampak hendak menangis.

"Hei! Itu milik istriku! Aku membeli itu untuk Dia bukan Kau!" Vegas melangkah dan mendorong anak itu, membuatnya sedikit terhuyung hingga hampir terjatuh.

Alih-alih marah, anak itu justru tertawa.

"Lucunya. Ya, kalian berdua sama-sama pendek, cukup cocok menjadi suami dan istri. Tapi, Kau, kan Pangeran. Pangeran harus menikah dengan Tuan Putri bukan budak pelayan yang jorok."

𝙵𝙰𝚃𝙎𝙳 M̶a̶t̶e̶s̶ | 𝓥𝓮𝓰𝓪𝓌𝓟𝓮𝓜𝓮 [DISCONTINUED]Opowieści tętniące ÅŒyciem. Odkryj je teraz