35.

2.4K 189 1
                                    

Galaxy tidak memiliki banyak waktu untuk bersantai, ia harus sesegera mungkin menangkap Axel sebelum sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.
Dibenaknya, sudah tersusun rencana matang yang siap untuk dieksekusi. Ia harap semoga rencana tersebut berjalan lancar. Ada beberapa hal yang diharapkan oleh Galaxy setelah menangkap Axel; tidak ada lagi korban jiwa selanjutnya, rasa khawatir terhadap Barsha hilang dan tentunya Zidan akan mengungkapkan siapa orang tuanya.

Jam 9 merupakan jam dimana pelajaran tengah berlangsung, hampir seluruh murid SMA Rajawali berada di kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Tapi tidak dengan Galaxy, dirinya kini berada di koridor kelas 12.

Perasaan khawatir terhadap Barsha menjadikan Galaxy berada di sini. Walaupun ia tahu jika Samudra dapat menjaga Barsha, mengingat beliau juga merupakan murid 12 IPA1. Namun tetap saja, perasaan tidak tenang itu akan menghantui Galaxy jika ia tidak turun langsung mengawasi kelas Barsha.

Galaxy duduk di kursi yang berada di depan kelas 12 IPA5, dengan sengaja ia memilih kursi yang letaknya jauh dari kawasan kelas IPA1, sebab ia tak ingin jika Barsha mengetahui keberadaannya.

Ketika Galaxy tengah mengawasi kelas IPA1, tiba-tiba muncul sosok Barsha dari balik pintu. Cewek itu mengambil jalan ke arah kiri, sehingga ia tak menyadari kehadiran Galaxy yang berada di bagian kanan kelas IPA1. Melihat itu, Galaxy lantas mengikuti pergerakan Barsha. Dirinya mengikuti ke mana langkah Barsha tertuju.

Setelah menyusuri sekolah yang luas ini, akhirnya Barsha tiba pada tempat tujuannya, yaitu kantin sekolah. Sampai saat ini, Barsha belum menyadari kehadiran Galaxy.

Galaxy sedikit merutuki Samudra, cowok itu sangat lalai karena membiarkan Barsha berkeliaran di sekolah tanpa pengawasan, padahal ia sudah mewanti-wanti orang itu agar menjaga Barsha, ya walaupun dirinya tak memberi alasan yang jelas terhadap Samudra, Zico, Gelvin dan Kevlar mengenai mengapa mereka harus mengawasi Barsha.

Bel istirahat akan berbunyi sesaat lagi, tapi perut Barsha sudah keroncongan meminta untuk segera diisi oleh makanan. Tiffany dan Vanya sedang tertidur pulas, ia tak tega untuk membangunkan mereka. Begitu pula dengan Samudra yang sama tertidur pulas di kelas, alhasil ia memutuskan untuk pergi ke kantin seorang diri.

Setelah Barsha memesan seporsi pempek lengkap dengan segelas jus, cewek itu memilih untuk duduk di bagian sudut kantin. Tanpa diduga oleh Barsha, seseorang duduk di hadapannya dengan membawa sebuah gelas plastik berisi minuman.

"Galaxy? Kok ada di sini?" tanya Barsha heran.

"Gue haus, jadi ke sini. Lagian emangnya ini kantin punya nenek lo? Jadi orang lain gak boleh ke sini, gitu?" timpal Galaxy.

Barsha menaikan sebelah alisnya sambil tersenyum jahil, "masa?"

"Gak usah geer, gue gak ngintilin lo ya, emang kebetulan aja!" Galaxy sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Lah? Gue gak ada bilang lo ngintilin gue, loh," Barsha berucap sambil menunjuk-nunjuk wajah Galaxy.

"Berisik lah," Galaxy meminum minumannya untuk menutupi rasa malu.

Melihat itu, Barsha tertawa dengan renyah.

"Lo ansos, ngapain ke kantin sendirian?" Galaxy masih berusaha untuk mengalihkan isu.

"Pada tidur, jadi gue sendirian deh ke sini,"

"Ya tinggal bangunin, apa susahnya? Daripada lo sendirian kayak gini,"

"Kan sekarang ada lo,"

"Sekarang emang kebetulan aja ada gue, tapi--," ucapan Galaxy harus terpotong oleh pedagang kantin yang menyajikan semangkok pempek di atas mejanya.

Gun N' Loves [END]Where stories live. Discover now