Memory

91 21 0
                                    

Kai duduk termenung di garasinya. Dia menatap prototipenya dengan pandangan kosong. Entah kenapa motivasinya untuk bangkit dan menciptakan motor impian menjadi sirna. Melihat gadisnya menatapnya penuh kecewa tentu mempengaruhi pikirannya. Kai tau tak seharusnya dia meminta sesuatu yang mustahil setelah merenggut kebahagiaan gadis itu. Tapi tetap saja bertemu dengan Kyungsoo membuatnya semakin serakah.

Pendiriannya yang tak ingin muncul kehadapan Kyungsoo mendadak pudar. Melihat Kyungsoo baik-baik saja dan sangat menyukai saat gadis itu mengendarai prototipe yang dia ciptakan, tentu membuatnya bahagia. Semua dedikasinya saat membuat motor itu terasa terbayarkan saat senyum sumringah diwajah Kyungsoo terbit. Kai melihat ada nyawa baru yang tercipta saat gadis itu kembali tersenyum.

Akan tetapi, senyum itu mendadak luntur saat dia bertemu dengan Kyungsoo. Kai merasa sekali lagi nafas hidupnya direnggut. Kai tersenyum miris setiap kali mengingat bagaimana wajah Kyungsoo saat menatapnya saat itu. Sebenci itukah Kyungsoo kepadanya? Sebesar itu kah rasa salahnya hingga Kyungsoo membencinya?

Kai selalu berfikir jika dirinya patut untuk dibenci terkait apa yang terjadi pada gadis itu. Hanya saja melihat Kyungsoo yang menatapnya begitu membuatnya lebih menderita. Kai akan mengembalikan senyum Kyungsoo apapun yang terjadi walau ditukar dengan nyawanya. Kyungsoo lebih cocok tersenyum terutama saat dilintasan.

Kai mendesah panjang. Hanya memikirkan bagaimana Kyungsoo saja sudah membuat emosinya campur aduk. Inilah hukumannya dan dia akan menerimanya. Tak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hubungannya dengan Kyungsoo. Hubungan mereka tak akan pernah berhasil.

Kai berjalan ke salah satu rancangan motornya yang  terbengkalai. Bentuknya bisa dibilang bukan sebuah motor karena semua bagian masih terpisah-pisah dan belum disatukan. Kai masih membangun body motornya dan terus mengecek bahan mana yang akan dia gunakan nantinya. Kai tenggelam dalam pekerjaannya dan melupakan sejenak kisah tragisnya bersama Kyungsoo.

***

Kyungsoo duduk disebuah cafe. Hari ini Baekhyun mengabarinya untuk bertemu. Luhan juga sudah Kyungsoo hubungi agar bisa bertemu dengan Baekhyun. Kyungsoo memang berniat mengenalkan Luhan ke Baekhyun. Mereka pasti akan cocok. Luhan saat ini masih di galeri. Gadis itu masih sibuk dengan pekerjaannya dan akan menyusul begitu dia selesai.

Baekhyun melambaikan tangannya. Kyungsoo tersenyum dan ikut melambaikan tangannya. Baekhyun berlari kecil menghampiri meja Kyungsoo.

"Aku merindukanmu!"

Baekhyun memeluk Kyungsoo yang masih duduk. Kyungsoo tergelak kemudian terkekeh melihat tingkah Baekhyun. Sejak Kyungsoo kembali ke rumah, keduanya memang tak pernah bertemu lagi dan tak berkomunikasi. Saat itu Kyungsoo berpikir untuk memberi sedikit jarak antara dirinya dan Baekhyun. Kyungsoo masih merasa tak enak hati karena hubungan Baekhyun dan Chanyeol merenggang gara-gara dirinya.

Baekhyun melepaskan pelukannya dan duduk didepan Kyungsoo. Wajah gadis itu sangat berbinar melihat Kyungsoo.

"Aku sangat mengkhawatirkanmu. Sejak kamu pulang, kamu tak pernah menghubungiku"

Baekhyun berkata dengan wajah sedihnya. Kyungsoo yang melihat itu merasa tak enak.

"Maaf, Baek. Aku hanya merasa bersalah dengan apa yang terjadi pada hubunganmu dan Chanyeol"

Baekhyun menggeleng kecil.

"Kamu tak perlu merasa seperti itu, Kyung. Sekarang kami sudah baik-baik saja. Aku dan Chanyeol sudah berbicara dan kami akan melangsungkan acara pertunangan kami hanya saja aku menunda pernikahan kami"

Kyungsoo kaget. Dia tau rencana Baekhyun dan Chanyeol setelah bertunangan. Rencananya mereka akan bertunangan dan tak lama setelahnya akan melangsungkan pernikahan. Dan kini mereka akan menunda pernikahan? Kyungsoo menjadi semakin bersalah.

LOVE ME RIGHTWhere stories live. Discover now