Gift

82 21 21
                                    

Sebulan berlalu dengan cepat. Kyungsoo masih sibuk dengan galerinya. Dia beberapa minggu ini sengaja ikut terjun mengurus galerinya secara langsung. Ada sebuah event yang dilakukan di galeri keduanya dan Luhan sangat kualahan melakukan semuanya sendirian. Akhirnya Kyungsoo ikut andil dan mengurus apa yang perlu dipersiapkan.

Event kali ini bekerja sama dengan salah satu kampus seni terkenal di kotanya. Pihak kampus sudah mengajukan proposal untuk menggunakan sebagian galeri kedua milik Kyungsoo sejak enam dua bulan yang lalu. Kyungsoo tak mempermasalahkannya. Bahkan Kyungsoo memberikan semua galerinya untuk event tersebut. Pihak kampus tentu saja sangat senang.

Kyungsoo tau jika ini merupakan salah satu ujung tombak baru untuk para pelukis muda yang akan memulai debut mereka. Mereka tentu sadar jika event yang hanya diadakan di kampus tak akan bisa mendapatkan banyak atensi dan kesempatan mereka hilang. Kyungsoo jelas sangat mendukung event ini. Ia tau betapa susahnya memamerkan lukisan-lukisan amatir seorang pemula. Kyungsoo pernah mengalaminya dan Kyungsoo ingin para pemula ini bisa mendapatkan kesempatan yang lebih.

Beberapa karya para seniman muda itu di tata di tengah-tengah jalur pejalan. Kyungsoo memang tak mengubah apapun dalam galerinya. Dia hanya menambahkan lukisan para seniman muda untuk berada diantara lukisan-lukisan yang ada disana. Kyungsoo sudah memerintahkan timnya untuk menempatkan lukisan-lukisan para mahasiswa sebagus mungkin agar bisa dilihat oleh pengunjung.

Kyungsoo juga sudah memerintahkan tim IT-nya untuk memasukkan event itu kedalam website resmi mereka. Kyungsoo merasa puas dengan semua persiapannya. Kyungsoo memang sangat jarang berada digaleri keduanya. Dia masih merasa enggan datang ke galeri itu walaupun dulu dia sangat mengagumi galeri itu karena bisa sukses hingga menggaet para pelukis terkenal untuk memajang lukisan mereka disana. Ketika galeri itu berpindah tangan kepadanya melalui Jongin, dia merasa tak menginginkannya lagi. Apa mungkin karena rasa marahnya kepada Jongin jadi dia tanpa sadar membenci galeri itu?

Kyungsoo duduk disalah satu bangku yang ada di galeri keduanya. Galeri ini memang cukup besar. Ada beberapa bangku yang sengaja diletakkan di sana agar pengunjung yang kelelahan bisa istirahat sejenak dan menikmati lukisan dari bangku itu. Kyungsoo sendiri tak merubah tatanan dari galeri itu. Ia membiarkan apa adanya sejak pemindahtanganan galeri itu.

Ponsel Kyungsoo berdering kencang. Kyungsoo lupa mematikan suara dering ponselnya. Ia langsung mengangkatnya dan mendekatkan ponselnya ketelinga kanannya.

"Halo"

"Halo. Kyungsoo? Maaf mengganggumu. Apa kamu ada waktu?"

Ternyata yang menelepon adalah manajer tim balapnya dulu. Kyungsoo memang sempat mengunjungi timnya itu setelah kembali ke rumah. Semua sangat senang bertemu dengan Kyungsoo. Apalagi melihat Kyungsoo yang sudah sangat sehat dan tak mengalami kecatatan apapun. Kyungsoo juga senang akhirnya dia bisa menemui mereka tanpa perasaan bersalah. Suasana haru saat itu menyelimuti para kru tim. Mereka semua sengaja meliburkan agenda latihan mereka hari itu demi menyambut Kyungsoo.

Kyungsoo juga sudah bertemu dengan pembalap penggantinya. Juniornya yang Kyungsoo juga kenal dia hanya saja tak terlalu akrab. Kyungsoo pernah melihatnya latihan hanya sekali dan dia memiliki skill yang cukup baik dan hanya perlu diasah saja. Saat itu Kyungsoo dan para kru berbincang  cukup lama dan mengenang masa lalu. Kyungsoo menolak saat ia ditawari untuk berkeliling lintasan satu putaran. Dia tak ingin berada dilintasan. Ia takut ada sedikit trauma yang dia simpan dan itu membuatnya tak bisa berkonsentrasi selama menunggangi kuda besinya.

Kyungsoo juga sudah cukup senang dia bisa bertemu dan berkumpul dengan krunya dulu. Mereka masih sangat hangat seperti yang terakhir kali Kyungsoo ingat. Krunya merupakan keluarganya yang benar-benar dia anggap keluarga disaat keluarga aslinya tak begitu menyayanginya secara semestinya.

LOVE ME RIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang