5. Berubah

155 36 45
                                    

"Topik obrolan Lo selain Fenly ngga ada ya?"
Satu nama yang merubah dan berubah

~

Author

Shandy turun dari motor dan langsung memasuki supermarket yang kemudian diikuti oleh Farhan. Tapi langkah Farhan terhenti ketika ia baru saja masuk dan lebih memilih menghampiri sang kasir daripada mengikuti sahabatnya yang sibuk mencari sesuatu yang diinginkan. Keberadaan kasir yang ia tau jika itu adek kelasnya lebih menarik daripada memikirkan apa yang ingin dibeli Shandy. Farhan pun menghampiri sang kasir. Entah apa yang akan ia lakukan karena yang jelas bukan membayar belanjaan.

"Fenly!" Yang dipanggil namanya pun tersentak sedikit kaget karena tiba-tiba ada pemuda dengan rambut kribo yang sudah ada di depannya.

"I-iya bang" Jawab Fenly sedikit gugup karena ini adalah pertama kalinya dia berbicara dengan Farhan. Dari yang terlihat, Farhan memang sedikit menakutkan dengan wajahnya yang sangar hingga Fenly pun sedikit takut untuk berbicara dengan kakak kelasnya ini.

"Sedeket apa Lo sama Shandy dan seenak apa nasi goreng buatan Lo sampek Shandy keliling demi dapet nasi goreng yang rasanya sama"

Fenly hanya bisa terdiam sambil memikirkan perkataan Farhan. Apa benar kakak kelasnya itu keliling hanya karena menginginkan nasi goreng? Apalagi dia mencari rasa yang sama dengan masakannya. Ini sungguh tidak masuk di akal Fenly. Memang ada apa dengan nasi goreng buatannya hingga Shandy mencarinya? Sebenarnya masih banyak pertanyaan di otak Fenly tetapi sepertinya pemuda di depannya ini tidak sabar menunggu Fenly yang melamun sehingga ia memanggil Fenly kembali.

"Fenly! Bukannya jawab pertanyaan gue eh malah sibuk ngelamun."

"Eh iya bang. Gue ngga sedeket itu sama kak Shan dan masalah nasi goreng, kenapa Lo ngga tanya sendiri ke orangnya?"

"Ada baiknya Lo jauhi Shandy! Lo tau dan sadar diri kan kalo kehidupan kalian berdua itu beda jauh? Jadi gue peringati sekali lagi buat Lo jauhi Shandy!" Ucap Farhan dengan penuh penekanan kemudian ia pergi menjauhi Fenly melangkah keluar dari supermarket.

Sekarang Fenly bingung harus bagaimana. Dia tidak merasa bahwa ia dekat dengan Shandy. Tapi kenapa semua orang bertanya seperti itu? Apa karena kejadian kemarin? Lalu apa yang harus ia lakukan jika bertemu dengan Shandy nanti? Oh ayolah Fenly, Lo murid pintar masa masalah kecil begini ngga bisa nyari solusi.

"Fen" Sapa Shandy yang sudah berdiri di depan Fenly dan menyetorkan keranjang belanjaannya yang berisi roti dan beberapa Snack tentu tak terlupa minuman soda yang sangat disukainya itu.

"Ah elah si kribo bukannya bantuin belanja malah di luar nongkrong di atas motor. Awas aja nih Snack gue kasih ke Fenly aja yang bantuin gue ngitung harga barang." Oceh Shandy setelah melihat Fenly yang sibuk menghitung belanjaannya dan Farhan yang justru berada di luar. Entahlah, dia memang sedang kesal dengan Farhan atau hanya ingin menarik perhatian Fenly yang sibuk sampai tidak membalas sapaannya tadi.

"Totalnya 200 ribu kak. Ada yang mau ditambah?" Akhirnya Fenly bersuara meski bukan menanggapi ocehan Shandy. Tapi mungkin ini langkah awal yang tepat untuk mulai menjauhi Shandy seperti apa yang semua orang mau.

"Eh ngga usah dimasukin kantong. Buat Lo semua aja, gue kesel sama kribo. Gue ambil roti sama sodanya aja." Shandy memberikan 2 lembar uang 100 ribuan dan seperti biasa ia selalu mencegah Fenly memasukkan belanjaannya ke dalam kantong dan lebih memilih untuk memberikan belanjaan itu pada Fenly. Tapi kali ini Fenly tidak mendengarnya atau justru pura-pura tidak mendengar karena nyatanya ia tetap memasukkan semua belanjaan Shandy ke dalam kantong tanpa terkecuali.

"Antrian selanjutnya" Fenly benar-benar mengabaikan apa yang Shandy katakan bahkan sekarang dia lebih memilih mengusir Shandy secara halus.

"Tapi gue belum selesai Fen" Protes Shandy yang memang tidak terima dicuekkan bahkan diusir oleh Fenly.

Untitled || UN1TYTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon