8. Alasan

145 33 35
                                    

"Lo balapan?"
Satu pertanyaan yang mampu membuatnya kebingungan

~ Author

Ciiiiitttt...

Tiba-tiba saja ada yang menyebrang di hadapan motor pemuda dengan rambut gondrong itu. Entah dari mana orang itu datang, yang jelas sudah pasti tidak mungkin jika ia tidak sengaja menyebrang untuk menghalangi Shandy.  Hal itu sungguh membuatnya kesal lantaran Nando, kakak kelasnya sekarang berada di posisi depan.

"Sial.. kalo nyebrang buka mata dong" Kesal Shandy dari balik helmnya. Kemudian tanpa berlama-lama ia langsung menyusul Nando yang tampaknya sudah kesenangan karena bisa mendahuluinya.

Shandy, dengan kelihaiannya dalam mengendarai sepeda motor segera menambah kecepatan motornya hingga full. Saat ini ia tengah seperti orang yang kesetanan. Dalam pikirannya hanya bagaimana cara ia bisa menang dan memastikan tidak ada orang yang mengganggu Fenly.

Garis finish semakin terlihat tapi Shandy masih berada di belakang Nando. Saat ini rasanya ia hanya bisa berdo'a dengan sedikit keyakinan bahwa ia bisa menang. Bayang-bayang Nando menggangu Fenly sungguh nyata hingga hal itu justru bisa menambah semangat Shandy untuk memenangkan pertandingan ini. Gue bisa dan gimanapun caranya gue harus bisa. Batin Shandy memberontak. Ia segera menancap gasnya dan bruuummm.... Ia telah sampai di finish sedetik sebelum Nando. Sungguh perbedaan yang sangat tipis.

Suara penonton semakin terdengar riuh. Shandy segera melepas helm dan mengibaskan rambutnya yang sempat lepek karena memakai helm. Kemudian turun dari motor setelah meletakkan helmnya. Berjalan dengan menyisir rambutnya yang berantakan ke belakang kemudian merapikan jaket kulit hitamnya. Sungguh keren, tampan dan mempesona. Siapa cewek di sana yang tidak teriak ketika melihat Shandy seperti itu.

"See? Gue menang.. sesuai kesepakatan Lo ngga boleh sedikitpun ganggu Fenly. Tepati omongan Lo itu!" Kata Shandy penuh penekanan di setiap katanya ketika ia sudah sampai di depan Nando. Shandy pun mengulurkan tangannya.

"Ngapain?" Tanya Nando keheranan.

"Jabat tangan lah biar keliatan lebih sah dan Lo terima dengan kesepakatan yang Lo buat sendiri." Dengan ogah-ogahan Nando pun menjabat tangan Shandy. Mau tidak mau kali ini dia harus mengaku kalah dari Shandy. Ya, kali ini karena lain kali Nando akan membuktikan bahwa ia bisa lebih hebat daripada Shandy.

"Deal" Kata Shandy. Melihat Nando yang hanya diam tanpa berucap apapun membuat Shandy kembali membuka mulutnya untuk berbicara. "Ngomong deal juga lah. Gimana sih Lo"

"Deal" Akhirnya dengan rasa malasnya Nando membuka suara. Setelahnya Shandy pergi meninggalkan Nando yang mungkin sekarang sudah kesal karena harus menerima kekalahan. "Awas aja Lo Shan!" Geram Nando ketika melihat Shandy sudah pergi menggunakan motornya.

Malam ini Shandy sungguh bahagia dan lega. Akhirnya ia bisa memenangkan pertandingan itu dan memastikan bahwa tidak akan ada orang yang mengganggu Fenly. Senyuman di wajah Shandy tidak luntur semenjak ia menjalankan motornya menjauhi area pertandingan. Untung saja ia menggunakan helm full face, jika tidak mungkin akan terlihat aneh ketika ada orang yang melihatnya senyum di sepanjang perjalanan.

"Aman" Ucap Shandy ketika ia menghentikan motornya di jalan yang tak jauh dari supermarket tempat Fenly bekerja. Sebenarnya ia ingin sekali mampir tapi ia ingat jika hubungannya dengan Fenly tidak sebaik itu hingga ia memutuskan untuk sekedar melihat dan memastikan Fenly dari jauh.

Setelah beberapa menit, Shandy melajukan kembali motornya untuk pulang ke rumah. Sebenarnya belum terlalu larut untuk mampir ke tempat yang ia mau, tapi saat ini tidak ada yang ingin ia tuju selain kasur di rumahnya itu.

Sesampainya di rumah, ia memarkir motornya di halaman. Bukan ia tak punya garasi tapi biarkan saja para pekerja di rumahnya yang memindahkan motornya ke sana. Toh mereka bekerja juga dibayar.
Shandy memasuki rumah ketika pintunya dibuka oleh salah satu pembantu di rumahnya. Sepi. Ya, hanya kata itu yang bisa menggambarkan keadaan rumahnya saat ini. Sudah biasa, tapi Shandy masih berharap ada keramaian dan kehangatan di rumah ini.

Untitled || UN1TYWhere stories live. Discover now