Sudah hampir dua jam Ardan berada di parkiran apartemen Kinara, menunggu perempuan itu membalas pesannya. Ia tidak bisa begitu saja masuk ke apartemen Kinara. Untuk bisa naik lift perlu kartu akses. Jadi tidak mungkin ia bisa sampai di depan apartemen Kinara dengan mudah. Setelah bosan menunggu di dalan mobil, akhirnya ia memutuskan keluar dan duduk di lobi apartemen. Terlalu bosan duduk, ia memutuskan berjalan mondar-mandir di area lobi. Tak sengaja penglihatannya menangkap satu sosok yang baru saja turun dari ojek online. Ia langsung tersenyum cerah, seperti ada harapan untuknya kali ini. Saat perempuan itu melangkah masuk ke lobi, Ardan langsung memanggil membuat perempuan itu menoleh.
"Mas Ardan? Ngapain di sini, Mas?"
"Mau ketemu sama Kinara."
Perempuan itu adalah Eta. "Kalo mau ketemu Kinara masuk aja, Mas. Emang Kinara nggak kasih akses buat masuk?"
Ardan menggeleng. "Aku ke sini dadakan. Udah chat Kinara tapi belun dibales."
Eta mengerutkan keningnya dalam. "Sepuluh menit yang lalu Kinara nge-chat aku. Katanya dia mau nitip gado-gado karena tau aku mau main ke apartemen dia."
"Sepuluh menit yang lalu?"
Eta mengangguk.
Ardan menghela napas lelah. Kinara benar-benar mengabaikan semua pesannya. "Kamu gimana cara masuknya?"
Eta mengeluarkan kartu dari dalan tasnya. "Aku punya ini. Dikasih sama Kinara."
Ardan melongo.
Eta memandang Ardan dengan tatapan menyelidik. "Mas Ardan sama Kinara lagi marahan ya?" tebaknya.
"Kayaknya dia yang marah sama saya," jawab Ardan meringis. Kemudian ia melihat Eta menyerahkan kartu akses dan plastik kresek bewarna putih. Ardan menerima apa yang diberikan Eta dengan sebelah alis terangkat. "Kenapa dikasih ke saya?" tanyanya kebingungan.
"Mas mau ketemu sama Kinara kan?"
Ardan mengangguk cepat.
"Yaudah kalo gitu. Mas bisa pake itu. Terus jangan lupa gado-gadonya dikasih ke Kinara."
"Kamu gimana?"
"Aku pulang aja, Mas," jawab Eta. Melihat Ardan yang masih ragu, ia menambahkan. "Aku nggak papa. Mending Mas Ardan langsung naik. Takut Kinara ngomel karena gado-gadonya kelamaan."
Ardan lagi-lagi hanya mengangguk.
"Tau kan dimana unit apartemennya Kinara?"
"Tau."
"Oke. Sukses ya, Mas. Semoga Kinara nggak marah lagi," ucap Eta memberi semangat.
"Makasih," ucap Ardan pada Eta yang dibalas dengan senyuman. Setelah itu ia langsung masuk ke lift dan menekan tombol lantai Kinara. Begitu sampai di depan pintu apartemen Kinara, ia mengatur napasnya terlebih dahulu sebelum menempelkan kartu akses dan membuka pintunya.
"Eta kamu lama banget sih. Aku udah daritadi pingin makan gado-gado. Hampir aja aku pesen on--" Omelan Kinara terhenti saat melihat bukan Eta yang masuk ke apartemennya. "Mas Ardan kok bisa masuk?" tanyanya penuh kecurigaan.
"Dari Eta." Ardan menunjukkan kartu akses yang tadi diberikan oleh Eta. Kemudian ia melatakkan bungkusan plastik di atas meja, tepat di hadapan Kinara. "Gado-gado yang kamu pesen."
Kinara menggumamkan kata terima kasih dengan tidak jelas. Bingung saat ini ua harus melakukan apa. Suasana seketika menjadi canggung.
"Boleh saya duduk?"
Kinara mengangguk ragu.
"Kamu nggak mau makan dulu?" tanya Ardan melirik ke arah bungkusan plastik berisi gado-gado.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Closer (Completed)
ChickLitKinara (24 tahun) lahir dari keluarga kaya raya. Ia tidak pernah sekalipun pusing memikirkan soal materi. Sekilas hidupnya benar-benar dambaan bagi setiap orang. Kinara juga bisa membeli apapun yang ia inginkan tanpa harus melihat label harga. Meski...