2. Datang pun akan pergi

11 4 3
                                    

"Tentu, terimakasih banyak bantuannya. Ayo, jagoanku!" Rion pun menggandeng tangan Lie dan pergi memasuki kamarnya. Begitu pun dengan El beserta Tuan dan Nyonya Asaka. Ahhh! Akhirnya, semua bisa beristirahat dan bersantai!

>>🌠 ☄️ ☄️☄️🌠>>



D

i pagi yang cerah ini, mereka berlima tengah berdiri di depan pesawat berukuran sedang. Sembari mengucapkan perpisahan.

"Jaga baik-baik diri kalian, ya?" Ucap Rion.

"Kalian juga, hati-hati disana." Balas Tuan Asaka.

"Terimakasih Tuan dan Nyonya Asaka." Ucap Rion diakhiri kekehan. "Senang bertemu lagi, semoga lain kali bisa bertemu dalam keadaan baik, Minami." 

"Tentu." Balas Tuan Asaka.

"Jangan sungkan untuk mampir kemari." Jelas Nyonya Asaka.

Lie tersenyum canggung. "Sampai jumpa, El."

"Kamu ga mau disini aja, Lie? Disini banyak permen tahu. Aku bisa kasih sebanyak yang kamu mau!" Jelas El sembari melebarkan kedua tangannya ke samping kanan dan kiri. Menggambarkan apa yang tengah ia ucapkan.

"Huft! Jangan makan permen terlalu sering. Jangan sampai saat kita bertemu lagi, kamu malah tidak mempunyai gigi karena keseringan makan permen." 

"Mana bisa seperti itu! Ngarang!" Ucap El sembari menatap Lie dengan sinis.

"Cincin itu jangan sampai hilang. Kalau kamu ingin bicara nanti, tekan saja bentuk bintang dan bicaralah, nanti aku dengarkan." Lie tersenyum menatap El.

"Mana bisa, nanti aku dikira gila karena berbicara dengan cincin." 

"Sudah jangan bertengkar, El. Ayo ucapkan selamat tinggal dan terima kasih pada paman dan Lie."

"Selamat tinggal Paman dan Lie. Terimakasih, usahakan kemari untuk jalan-jalan bersama El, dengan Mama dan Ayah juga ya." El tersenyum di akhir kalimatnya dan memeluk Lie dengan kecepatan kilat, terlalu gengsi kalau lama-lama.

"Sampai jumpa!" Rion dan Lie pun menutup pintu pesawat. Beberapa detik setelahnya, pesawat tersebut melesat keluar dari lapisan langit bumi.

"Sampai jumpa Paman. Semoga bisa bermain lagi, Lie." El pun menangis di pelukan Mamanya.

"Huh! Jahat sekali, datang cuman sebentar lalu pergi lagi."

"Manusia memang begitu sayang. Kedatangan dan kepergian memang tidak bisa dihindari." Ucap Tuan Asaka menasehati putri kecilnya.

"Tapi, Paman Rion dan Lie bukan manusia, Yah." 

"Huft, sayang! Bukan begitu maksud Ayahmu, hum?"

"Lalu bagaimana, Mama?" 

"Intinya, saat perjalanan El menuju usia Tua nanti, pasti akan berkali-kali didatangi dan mendapatkan sesuatu, berkali-kali juga akan ditinggalkan dan kehilangan sesuatu." Jelas Nyonya Asaka.

"Kenapa harus begitu, Ma?"

"Karena semua hanya titipan dari Tuhan ,El. Kalau Tuhan ingin mengambil, kita bisa apa?" Balas Tuan Asaka.

"Uhh! El tidak paham Yah, Ma."

"Nanti akan paham." Ucap Tuan dan Nyonya Asaka nyaris bersamaan. El pun menganggukkan kepalanya meski belum paham.



Ultra Academy: Let's Dream Together!Where stories live. Discover now