03

64 12 0
                                    

"wih gila, ladangnya luas banget cuyy!!" [name] terlihat kegirangan karna diajak shinsuke ke ladang, lebih tepatnya bukan di ajak sih tapi maksa ikut shinsuke padahal udah di bilangin gak usah ikut.

"apa kau mau manen kita-san?" tanya
[name]

Shinsuke menjawab dengan anggukan kepala yang pelan, "apa kau bisa membantuku?" tanya shinsuke

"okeyy gass kann!!" [name] dengan semangatnya, entah ahir-ahir ini jika
[name] berada di sisi shinsuke ia merasa sangat bersemangat tapi jika tidak dia kelihatan lemes dan mager banget buat jalan.

Shinsuke pun mengajari cara memanen yang benar, dia sangat sabar untuk mengajari [name].

Dan tak terasa waktu sudah menujuh siang, ia menyuruh [name] beristirahat di bawah pohon dan ia pun iku beristirahat namun sedikit jaga jarak juga. Yakali belum sah kok (¬_¬)

"huaaa lelahnya, gak kebayang kalo jadi kau kita-san" ucap [name]

Shinsuke hanya tertawa kecil lalu mengangkat kepalanya ke atas, melihat langit yang hari ini sangat indah.

"oh iya kita-san, boleh aku bertanya? tapi jika ini menyinggung mu maafkan aku" ucap [name]

Shinsuke menoleh ke arah [name] dengan muka datar polos miliknya.

'LUCU-EH APA APA AKU INI!! AYOH GAK BOLEH GITU!!' batin [name]

"boleh katakan saja" jawab shinsuke

"ano.. Kita-san umur berapa?" tanya [name]

"27 tahun"

"eh?!- beneran? Kok kita-san belum menikah?"

Shinsuke terdiam sejenak, ia melihat ke bawah lalu pandangannya kembali menatap langit.

"mungkin, Allah belum mempertemukannya dengan ku... Lalu kau sendiri?"

"sama, cuman usiaku lebih mudah satu dari mu kita-san" [name] menekuk kakinya lalu memeluknya

"juga, aku sebenarnya sangat muak dengan keluargaku. Selalu saja mengungkit-ungkit tentang kapan menikah dan itu cukup membuatmu kesal" [name] mengembangkan pipinya.

"sama, orang tuaku juga sama halnya dengan keluargamu selalu membeda-bedakan aku dengan teman seangkatanku bahkan kouhaiku yang sudah menikah."

"yah bahkan hampir saja dijodohkan oleh seorang, tapi untunglah aku menolaknya" [name] terkekeh

"haha, pasti alasanya demi masa depanmu kan?" tanya shinsuke

"betull banget"

Keheningan pun terjadi, mereka bingung apa yang harus di bahas selanjutnya.

"[name]"

"iya? Kita-san?"

"apa pekerjaanmu?"

"seorang guru sekolah dasar"

"benarkah? Pantas saja wajahmu tak asing bagiku"

"ha? Yang benar?"

"iya"

...

Keheningan kembali lagii~

"[name]"

"iya?"

"maukah kau ku ajak jalan-jalan?"

"wah!!.. Kemana?"

"ke tokyo, aku akan mengajakmu melihat pertandingan volly apa kau mau?" tawar shinsuke

"TUNGGU VOLLY!! aku sangat suka nonton volly bahkan animenya juga suka"

"benarkah? Kau pernah bermain?"

"yah dulu pernah, aku mulai ikut club volly saat masih awal masuk sd. Dan dari situlah aku suka volly"

"posisi?"

"setter, itu posisi favoritku sampai sekarang. Kalo kita-san sendiri?"

"wing spike, saat sma tahun ke tiga aku pernah jadi kapten"

"sungguh, berarti permainanmu sangat bagus. Lalu mengapa kau tidak melanjutkannya? Dan dari sma mana kita-san?"

"dari sma Inarizaki, alasan aku tidak melanjutkannya karna bagiku itu sudah cukup."

"wah aku iri sekali padamu kita-san, dulu aku sangat mengincar jabatan kapten. Namun sayang senpaiku tak pernah memberikannya padaku" [name] mengembangkan pipinya

Shinsuke terkekeh, merasa sangat gemas dengan tingkah [name]. Andai saja sudah halal mungkin shinsuke akan mencubit pipi cabi milik [name] itu.

"baiklah sudah saatnya kita pulang, ayo"

"yok, oh ya kita-san tiketnya?"

"nanti akan aku berikan di rumah, sekarang kita pulang dulu"

"okeyy"

Mereka pun jalan beriringan sambil memberi jarak pada mereka, sesampainya di rumah. Shinsuke memberikan tiket itu ke pada [name] dan menyuruh [name] langsung pulang ke rumahnya.

"sekarang masuklah, kita berangkat hari selasa"

"wahh.. Oke makacih kita-san" [name] pun beranjak masuk ke dalam rumahnya.

Shinsuke hanya geleng-geleng dengan sunyuman tipis di wajahnya.

'kenapa dia sangat menggemas-- ASTAGFIRULLAHHALAZIM apa yang ku katakan barusan, ayo shin gak boleh gitu inget allah shin, inget allah'
Batin shinsuke

Shinsuke pun masuk kerumah dan segera membersikan diri untuk bersiap mengajar mengaji di masjid.

Shinsuke bukan hanya seorang petani, dia juga seorang uztad bagi kebanyakan orang. Ilmunya yang bisa di bilang lumayan tinggi tentang agama dan juga cara penyampaiannya cukup gampang di serap oleh kebanyakan orang, jadi kayak gak belibet gitu. Biasalah almarhum ayahnya dulu seorang ulama jadi wajar saja jika shinsuke belajar dari ayahnya.

Sebenarnya dulu, shinsuke mau dimasukkan ke pondok. Tapi neneknya membantah dan lebih baik mengajarkannya di rumah saja. Yah mau bagaimana lagi nurut ya nurut.

Bersambung...

Tutor miliki mu mas, eakk 😜😎
Anjay autor rasa cosplay jamet kuning siapa lagi kalo miya atsumuhh. Tapi kurang mendalami rasanya WAKAKAKAKA.

Atsumu : ngapain bawa bawa gw ha?

Autor : nggak siapa yang bawa bawa kau? Ke GR an lu

Atsumu : dih.. Cantik cantik gini ternyata ngeselin, oh ya btw boleh minta no wa nya gak?

Autor : *ngilang

Atsumu : lah kok gak ada anj!! Samu tolong!! Ada setannn!!!

Segitu dulu ya!! SELAMAT LANJUT MEMBACA KE HAL 4!!!

Malaikat Bersayap🕊 [Kita Shinsuke x reader]Where stories live. Discover now