Chapter 36

3.7K 403 23
                                    

VOTE
&
KOMEN ~

*****

Suara dering ponsel milik Lalisa Manoban ternyata bukan hanya dapat mengusik tidur dari Lisa, nyatanya Jennie yang sedang tertidur di sisinya ikut menggeliatkan tubuhnya, sehabis sesi panas yang yang mereka lakukan di dalam mobil, keduanya melanjutkannya lagi di dalam kamar yang sudah Jennie pesan, bahkan mereka terus berciuman di setiap sudut karena sebelumnya Jennie sudah membooking seluruh hotel itu yang menandakan Jennie dan Lisa bebas untuk melakukan apapun di dalamnya.

Keduanya sudah nampak lelah dan akhirnya mengakhiri sesi panasnya di atas ranjang king size, lalu tertidur dengan lelapnya tanpa sehelai benang apapun di tubuh mereka.

"Nugu?" Tanya Jennie dengan suara seraknya dan kedua mata yang masih sulit untuk terbuka.

"Client ku, Diana." Ucap Lisa yang malihat layar ponselnya.

Jennie menyeringitkan alisnya, kedua matanya beralih menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul dua dini hari.

"Sudah pukul dua, kenapa dia menghubungimu?" Jennie mulai terlihat kesal.

Lisa menaikan kedua bahunya. "Aku tidak tahu, baby." Sambil berancang-ancang ingin menjawab teleponnya.

"Kau tidak boleh menjawabnya." Jennie melarangnya dengan tegas.

"Huh, babe? Dia hanya client ku, bagaimana jika ini tentang pekerjaan?" Ucap Lisa yang mendapat kekehan dari Jennie.

"Pekerjaan apa yang di lakukan pada malam hari seperti ini? Aku juga memiliki perusahaan dan aku tidak pernah menghubungi client ku di malam hari, aku bilang jangan menjawabnya!" Jennie mendengus sebal lalu merebut ponsel Lisa dengan kasar dan menolak telepon dari Diana lalu melempar ponsel Lisa ke atas ranjang.

Hal itu membuat Lisa balik mendengus dan mengencangkan kedua rahangnya. "Apa yang kau lakukan, Jennie? Kenapa kau seperti ini? Aku tahu kau seseorang yang memiliki sifat cemburu, tetapi bisakah kau merubahnya sedikit saja? Kau tidak bisa bersikap seperti ini karena sekarang kita sudah dewasa, kita sudah bukan lagi anak kuliah pada jamannya, dimana saat itu kau mengekangku untuk dekat dengan siapapun, sekarang kita sudah bekerja, memiliki perusahaan masing-masing, aku akan kehilangan kepercayaan dari client ku bila sikapmu seperti ini, apakah kau tidak mengerti?" Lisa berucap panjang lebar dan berdecak di akhir.

Diana tak gentar, wanita itu kembali menghubungi Lisa, keduanya saling melirik ke arah ponsel Lisa lagi.

"Aku memiliki firasat buruk tentang wanita itu, aku tidak menyukainya, Lalisa." Ucap Jennie yang masih bersikeras tidak menginginkan Lisa menjawab teleponnya, saat satu tangan Jennie hendak mengambil ponsel Lisa lagi, Lisa langsung menyambarnya dengan cepat.

"Jangan konyol, Jennie. Kau melarangku berhubungan dengan client ku hanya karena firasatmu." Ucap Lisa yang menggelengkan kepalanya lalu menjawab telepon dari Diana tanpa menghiaraukan Jennie yang sudah menatapnya dengan tajam.

"Hallo, Diana-ssi?" Lisa menjawab teleponnya sambil menyalakan loud speaker nya agar Jennie juga dapat mendengarnya.

"Lisa.. ya Tuhan, napasku sesak lagi, apakah kau ingat kau menyimpan obatku dimana?" Diana berucap dari sebrang sana dengan napas yang terdengar berat.

HOME (JENLISA) GXG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang