CHAPTER 1 Hijrah to Jakarta

18 5 13
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumpa lagi dengan Aura Khoir di karya kedua aku yang berjudul HIJRAH LOPE-LOPE. Semoga kalian suka dengan cerita kali ini ya🥰🥰. Thanks buat kalian yang selama ini support aku. Lope sekebon deh buat kalian❤️❤️❤️Aku ngarep banget kalian menyayangi anak keduaku ini. Terimakasih🙏

capcussss

HAPPY READING

.

.

.

"Kita akan pindah ke Jakarta."

Mendengar itu, tiga perempuan kompak menoleh ke arah laki-laki paruh baya yang duduk di sofa di hadapan mereka. Rupanya, sang istri dan dua remaja perempuan yang tidak lain adalah anak-anak mereka itu terbelalak kaget mendengar ucapannya. Keempatnya sedang berada di ruang tengah.

"Papi pindah tugas ke rumah sakit utama,"

"Wah asyik dong, balik ke Jakarta."

"Dan kita akan tinggal dirumah almarhumah Oma kalian,"

"Beneran, Pi?"

"Faya gak mau ikut pindah."

Faya Abigail Alexandra, si bungsu akhirnya bersuara. Wajahnya memerah seperti kepiting rebus, menahan kekesalannya. Ya, gadis itu kesal. Tiga bulan lalu keluarganya yang beragama Kristen memutuskan untuk mualaf. Dan sekarang mereka harus pindah tempat tinggal juga?

"Mi, kok setuju-setuju aja sih?"

"Ini artinya Mami makmum yang baik, menuruti keputusan imam keluarga kita, iya kan, Pi?"

Pak Alexander tersenyum, namun matanya kembali menatap anak gadisnya. Sebagai kepala keluarga yang baik, ia harus menerima perbedaan pendapat dari anggota keluarga yang sangat disayanginya itu.

"Tapi Faya punya pendapat beda."

"Kita pindah juga bukan tanpa alasan. Papi kamu tadi udah nyampaiin kalo pindah kerja. Ini namanya rezeki, gak boleh di tolak," sahut Bu Yasmin.

"Tempat kerja Papi menugaskan Papi ke rumah sakit utama," timpal Papi.

Faya tahu itu artinya papinya mendapat promosi dan ia pun juga diam-diam bangga atas pencapaian sang ayah tersebut.

"Kenapa harus sekarang, Pi?" keluh Faya. Gadis yang duduk di bangku kelas 10 SMA itu mengatakan sudah nyaman dengan kehidupan sekolah berserta teman-temannya.

Faya benar-benar tidak suka dengan kata pindah. Dia masih teringat ketika sang ayah mengatakan telah memeluk agama Islam. Kemudian sang ibu dan kakak perempuannya dengan sukarela mengikuti keputusan sang ayah. Dirinya? Diaa tak bisa menolak permintaan laki-laki yang paling disayanginya itu.

"Faya bisa tinggal sendiri di kota ini."

"Eh eh tinggal sendiri bagaimana? Bahaya, Faya," murka mami mendengar perkataan Faya.

"Yakin mau hidup sendiri. Kamu aja gak bisa masak, nyuci baju masih di cuciin mami, tidur masih suka ndusel-ndusel gue," sahut Kania.

"Faya bisa jaga diri sendiri, Mi, Pi. Faya udah besar," ujar Faya mencoba meyakinkan kedua orang tuanya.

"Nggak, Mami gak setuju," Bu Yasmin dan Pak Alexander menghela nafas.

"Bukan itu, Sayang, Papi juga ingin kita memulai hidup baru di sana bersama-sama." Kini berganti Pak Alexander yang membujuk putrinya itu.

HIJRAH LOPE-LOPE (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang