CHAPTER 3 Morning Rountine

8 1 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Hai hai jumpa lagi sama author Aura Khoir🥰 Finally Hijrah Lope-Lope update lagi. Insyaallah mulai minggu ini aku bakal rajin update 😊


HAPPY WEEKEND
HAPPY READING
.
.
.
.

Di Senin pagi yang sibuk itu, rumah Pak Alexander terdengar ramai seperti pasar yang penuh dengan suara emak-emak menawar dagangan. Terlebih suara di lantai bawah. Dinda sedang membantu menyiapkan sarapan di dapur bersama Bu Yasmin. Begitu juga Faya terlihat mondar-mandir dengan handuk tersampir di pundaknya, gadis itu belum juga menemukan apa yang dicarinya. Faya mencari barang-barangnya yang masih berada di dalam tumpukan kotak barang pindahan rumah mereka untuk keperluan hari pertama masuk sekolah. Selain suara Faya yang ngedumel dan bunyi sutil serta wajan beradu, bunyi murattal dari speaker yang di stel Mami pagi itu, seolah mencoba menetralkan keriewuhan mereka.

"Mami enak banget ini nasi gorengnya." Bunyi sutil dan wajan dari dapur yang tengah beradu menyumbang beberapa decibel polusi suara pagi itu.

"Hayo baca basmallah dulu atuh, biar tambah enak barakah masakan mami." tegur Mami.

"Hehe iya, Mi. Tapi kayaknya tambahin kecap dikit Mi, biar tambah maknyus." sahut Dinda.

Papi Alexander yang mendengar ikut menimpali.

"Mami, ingat kita semua udah janji buat diet. Jangan terlalu manis nasi gorengnya. Udah ada Mami yang terlalu manis buat Papi."

"Masyaallah, ih Papi, pagi-pagi udah ngegombal aja."

Salah satu yang disukai Faya dari papinya adalah karena papi romantis dan tidak malu menunjukkan kasih sayangnya kepada mami, pasangannya. Itulah yang dia suka dari Jojo yang mirip dengan papi. Seorang kepala keluarga tidak perlu membuat kesan angkuh dan dingin di sekitar keluarganya. Karena begitulah gambaran rumah tangga dalam Islam yang sakinah mawadah warahmah.

Namun Faya merasa pagi ini terlalu berisik di hari pertamanya masuk ke sekolah. Dia ingin pagi yang tenang sembari menyiapkan penampilannya yang sempurna sebelum berangkat ke sekolah baru. Seperti kebanyakan remaja lainnya, Faya juga memerhatikan penampilannya. Memang bukan penampilan siswi yang mulai ber-eksperimen dengan make up, Faya lebih merujuk pada tipe siswi cerdas dan ambis yang cukup memegang teguh citranya.

"Diammmm. Berisik."

"Istigfar Faya, ini murattal," ujar Bu Yasmin sembari mencubit pinggang putrinya itu.

"I know mami, tapi ini masih pagi."

"Udah diem, kamu tahu rumah ini udah lama gak dihuni, pasti banyak penunggunya," ujar Bu Yasmin.

"Tuh Mi, ada yang mulai kepanasan kan? Katanya ini emang ayat-ayat buat rukyah," sahut Dinda.

"Iya ini jinnya udah keluar siap-siap mau ngerasukin elo."

"Mami, Faya nakutin."

Papi yang sudah siap di meja makan menyesap kopi dan membersihkan kaca mata, geleng-geleng kepala dengan kelakuan dua putri dan satu istrinya itu.

***

Faya dan Dinda mulai masuk sekolah. Mereka berangkat sekolah bersama diantar papi yang juga ada jam praktik pagi. Faya berada di kelas 10 dan Dinda berada di kelas 12. Faya mencoba berkenalan dengan teman sekelasnya, hanya saja dia terlihat cukup kaku dan pendiam. Sebenarnya gadis itu memang cukup susah untuk membuka diri kepada orang lain.

"Assalamu'alaikum, perkenalkan nama saya Abigail Faya Kristi Alexandra, panggil aja Faya."

"Mualaf ya?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIJRAH LOPE-LOPE (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang