CHAPTER 2 Silaturahim

9 1 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jumpa lagi dengan HIJRAH LOPE-LOPE, semoga cerita keduaku ini bisa menghibur kalian ya

HAPPY WEEKEND 

HAPPY READING
.
.
.

Malam itu keluarga Pak Alexander mengadakan syukuran rumah baru. Beberapa tetangga datang begitu juga Engkong Juki yang diminta menjadi pemimpin doa. Engkong Juki adalah salah stau sesepuh yang dituakan di kompleks tersebut yang juga menjadi imam di mushola. Acara tasyakuran berjalan lancar dengan doa-doa yang dipanjatkan tetangga atas kepindahan keluarga Pak Alexander di kompleks mereka. Bu Yasmin tak lupa membagikan makanan untuk tetangga yang berkenan hadir. Karena ada beberapa lebihan makanan, Bu Yasmin berniat membagikannya lagi kepada tetangga barunya.

"Dinda, Faya, minta tolong anterin makanan ke rumah Engkong Juki," pinta Bu Yasmin menenteng beberapa kotak makanan.

"Faya aja, Mi. Dinda mau ngerjain PR,"

"Faya juga mau ngerjain PR, Mi."

"Mami juga ada PR mengitung berapa persen uang jajan kalian yang harus Mami potong," ancam Bu Yasmin.

"Wah wah Mami mainnya gak cantik nih, main ancam-ancam segala," timpal Faya tidak terima.

"Gak apa-apa, meskipun Mami mainnya gak cantik,Mami udah cantik dari dulu kok," sahut Dinda malah berpindah di kubu mami.

"Kalian ini kebiasaan kalo diminta tolong sama Mami, suka ngeles. Ayo ini dianterin dulu."

Keduanya masing-masing membawa makanan yang akan diantarkan ke rumah Engkong Juki yang hanya berjarak sekitar 5 rumah-an dari rumah mereka. Sesampainya di sana, terlihat Ucup baru datang dengan motor gedenya. Sedangkan menyadari kehadiran dua cewek di depan rumah kakeknya itu, membuatnya penasaran.

"Eh elu remaja bucin, mau ngapain ke sini? Nyariin gue?" ujar Ucup membuka helmnya.

"Pede banget."

"Dia cucu kakek yang kemarin itu kan?" bisik Dinda.

"Kita mau anterin ini buat kakek loe," ujar Dinda.

Ucup menatap Dinda dari atas sampai bawah, membuat delik Faya. Meski Faya tak heran lagi dengan tatapan pertama cowok-cowok yang menatap Dinda, dia tetap selalu merasa kesal. Semua itu karena Dinda yang memiliki wajah cantik serta tubuh proporsional yang sering kali mereka katakan seksi.

"Liat apaan loe?" sembur Faya melihat Ucup menatap kakak perempuannya dengan intens seperti itu.

"Oke, kalo loe boleh masuk," ujar Ucup menunjuk Dinda.

"Assalamu'alaikum, Engkong, ada tamu Kong," seru Ucup tanpa memedulikan Faya yang menahan marah dan berjalan masuk menuju rumah.

Faya dan Dinda mendekat menuju teras rumah sederhana dengan kebun kecil di depannya itu. Beberapa saat kemudian, terdengar suara Engkong Juki menggema.

"Wa'alaikumsalam... siape tamu Engkong? Lu darimane heh, dari sekolah baru pulang jam segini? Mana tamunya" tegur Engkong yang muncul dari dalam rumah tamu menyambut Ucup yang sedang mencopot sepatu.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam. Eh siapa ini yang dateng? Di mari, masuk-masuk."

"Makasih Kong, ini kita cuma mau anterin makanan."

"Etdah kagak usah repot-repot. Tadi engkong udah kebagian."

"Buat Ucup, Kong, rezeki Ucup si anak sholeh pulang-pulang lagi laper pas ada makanan." timpal Ucup.

"Elu ye. Pulang malem mulu kerjaannye."

"Biasa Kong. Kagak tau aja kerjaannya anak muda." Ucup mengatakan baru pulang dari rumah Arman temannya.

"Besok gua gusur ntu rumah nye si Arman."

"Wah engkong lupa rupanya. Besok jadwal nongkrongnya di rumah Dodi, Kong, " sahut Ucup tanpa dosa.

"Engkong samperin juga itu rumah si Dodi."

"Kong, marah-marahnya nanti dulu, masih ada tamu."

Engkong meminta maaf karena hampir mengabaikan dua tamunya tersebut.

"Maaf ye eneng-eneng, emosi Engkong emang demen kelepasan kalo udeh liat kelakuannye si Ucup."

"Owh, begini ya kelakuannya anak sekolah zaman now. Emang enggak tahu aturan, pulang sekolah jam segini. " celutuk Faya sok tahu. Dinda yang berada di sampingnya itu langsung menyikut Faya, meminta untuk tidak mencampuri.

Ucup yang mendengarnya terlihat kesal.

"Emang siapa lo, jangan ikut campur lo."

"Astagfirullah hal adzim, kapan engkong ngajarin elu kagak sopan begitu, Cup?" murka Engkong sembari mencubit Ucup.

"Awww sakit, Kong. Iya kong iya,"

"Lu mesti kenalan sama dua Eneng ini. Namanya Eneng Dinda dan adeknya ini Eneng Faya." Engkong mengenalkan mereka satu sama lain."Kalian udah ketemu saat hari pertama pindah, si Ucup ini yang bantuin angkat barang-barang Eneng." lanjutnya.

Tiga remaja itu saling bertukar nama. Faya terlihat acuh, gadis itu masih mengingat pertemuan mereka yang tidak menyenangkan, tidak ramah kalo di pasar online warna oranye biasanya dapet bintang satu.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Terdengar suara laki-laki dewasa mengucap salam.

Sontak membuat mereka menoleh ke arah sumber suara. Mata mereka menumbuk sosok laki-laki dewasa yang berbaju koko memakai sarung dan berwajah ganteng. Faya mencubit Dinda yang tak berhenti menatap laki-laki itu.

"Owh rupanya sedang ada tamu, maaf mengganggu." ujarnya membuat Faya dan Dinda menggeser tempat dan mempersilahkan laki-laki dewasa itu mendekat ke arah Engkong Juki.

"Adam pulang, Be."

Laki-laki berumur 20-an akhir itu tersenyum kepada Faya dan Dinda lalu menyodorkan tangannya ke arah Ucup. Remaja itu pun setengah hati menyambut tangan dan menciumnya. Faya segera menyerahkan bingkisan kepada Engkong Juki, merasa mereka sudah terlalu lama di sana. Padahal niat awal keduanya hanya mengantar agar segera bisa mengerjakan pr.

"Eh makasih ye, eneng Faya, eneng Dinda. Maaf ngerepotin."

Engkong Juki menerima makanan tersebut dengan senang hati dan mengantar Faya serta Dinda keluar hingga pintu pagar rumah.

Dinda masih tak beranjak dan Faya menarik Dinda keluar dari rumah tersebut.

"Enggak pernah lihat cowok loe?"

"Ganteng, Fay, loe lihat tadi?"

"Enggak, udah ayo cepetan pulang."

"Tuh kan kayaknya mata loe emang sekarang beneran minus, Fay."

"Kak Dindaaa."

"Elu masih hafal nggak jalan pulangnya."

"Ya Tuhan, tuh lurus doang."

Tiba-tiba mereka mendengar pekikan Engkong Juki. Beberapa saat kemudian Ucup berlari keluar rumah. Faya dan Dinda yang masih didepan pagar rumah itu refleks menghindar.

"Kakak cantik, ikut ngungsi di rumah dong," ujar Ucup sembari berlari.

"Woi, mau kemana lu Cup, Allahu Akbar bener-bener lu ye," ujar Engkong Juki kelimpungan mencari Ucup. Faya segera menarik Dinda kabur, tak mau mencampuri masalah kakek cucu yang sepertinya hobi gelud itu.

***

Hai hai gimana chapter kali ini?

Seru gak?

NEXT? Spam next di sini dong, biar author tambah semangat🥰

See you minggu depan

HIJRAH LOPE-LOPE (Ongoing)Where stories live. Discover now