-Leader Mafia Transmigration-
Part(11)
Tema:Apartement Garuda17+
...Happy Reading...
Motor Sport biru itu melaju dengan kecepatan diatas rata-rata, Membelah kepadatan kota jakarta pagi ini. Sipemilik tatapan tajam itu terlihat emosi, Kelihatan dari dia yang mencengkram Stang motor dengan erat.
Hingga motor sport itu sampai dibasemant, Si Empunya menstandarkan motornya, Membuka Helm Full Face yang menutupi wajah cantiknya. Lalu menyimpan Helm itu diatas motor
Gadis dengan surai panjang itu mencabut kunci motornya lalu pergi keapartement seseorang. Ia memasuki lift, Hingga sampai di ruangan paling Spesial diApartement ini. Special Room Private
Memencet angka yang ia ketahui, Lalu pintu itu terbuka. Ternyata lelaki itu tidak mengubah nomor sandi apartementnya, Masih sama Yaitu tanggal spesial mereka.
Ia masuk lalu duduk disofa dengan menyandarkan punggungnya pada sofa itu. Ia nmeringis kecil ketika luka cambukan dipunggung itu tertekan. Tidak terlaku sakit hanya perih sedikit.
Seorang pria datang dari kamar, Dengan tampilan seragam SMA CIS yang melekat ditubuh tegapnya. Dilihat dari ekor mata gadis itu, Kelihatan sekali pria itu kaget dengan kedatangannya.
Dengan cepat pria itu merubah raut wajahnya menjadi biasa saja. Lalu duduk disamping gadis itu yang terlihat kacau.
"Pelipis kamu kenapa berdarah?"Pria itu menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas luka dipelipis gadis itu
"Jawab Ale, Kenapa?"
"Biasain panggil gue Qilla, Tapi kalau lagi berdua. Panggil Ale aja"
Lelaki itu berdehem sebagai jawaban Ale. "Cha, Obatin"
"Kenapa?"Tanya pria itu dengan suara seraknya.
"Punggung Ale sakit, Abis dicambuk Si Bangs4t Riko Sanjaya"
Tatapan pria itu berubah tajam, Tangannya terkepal. "Biar gue habisi dia!"Desisnya
Ia tak suka Alenya kenapa-napa, Ia sayang Ale lebih dari siapapun bahkan lebih dari dirinya sendiri. Siapa saja yang berurusan dengan Ale maka hadapi terlebih dahulu pawangnya. Garuda.
"Jangan, Kalau kamu apa-apain keluarga Sanjaya, Maka aku gagal jagain amanah Qilla. Terus aku mat1 lagi deh"
"Aku gak suka milikku disakiti orang lain"
Qilla memegang tangan Garuda, Guna menetralisir emosi pria itu. Hanya Ale saja yang bisa membuat Garuda tenang, Dan benar pria itu tersenyum tipis seraya mengusap darah dari pelipis itu.
Pria bangkit entah kemana Qilla tidak tahu, Dan balik lagi dengan kotak P3K ditangannya. Lalu duduk kembali disamping Qilla, Mulai membuka kotak itu.
Pria itu memegang kapas yang sudah ditabur Alkohol, Lalu mulai membersihkan luka dipelipis gadis itu. Tidak ada ringisan yang keluar dari bibir mungilnya.
Setelah selesai, Garuda dengan telaten mulai menempelkan Plester dibawah kasa. Lagi, Pria itu membersihkan luka disudut bibir gadis itu yang robek dan mengeluarkan darah. Lagi-lagi tidak ada ringisan, Seolah hal itu sudah biasa.
Kembali berdiri dan menghilang ditelan pintu, Lalu kembali dengan membawa sebaskom air dan kain didalam baskom itu. Menaruh dimeja hadapan mereka, Mulai mengompres pipi Qilla yang ada bekas cetakan tangannya.
"Sekarang buka bajunya"
Qilla membelalakan matanya lalu melempar bantal sofa tepat mengenai muka datar yang sayangnya sangat tampan itu. "Jangan maen-maen, Jangan maen-maen. Gue lagi sakit nih, Belum halal lagi"
Kembali berdiri lalu melangkah pergi kekamarnya dan kembali dengan selimut tebal ditangannya. Menutupi bagian tubuh depan gadis itu dengan selimut.
"Buka, Tenang lo pake selimut"
"Hadap Belakang Grak"
Garuda membalikan badannya. Sementara gadis itu mulai membuka jaket serta seragamnya dan terakhir Bra-nya itu semua dia buang kesembarang arah.
"Udah. Hadap depan Grak!"
Garuda tersenyum tipis, Lalu mulai mengompres punggung yang banyak bekas cambukan itu dengan telaten. Setelah selesai ia baru ia menyandarkan punggungnya kesofa.
"Udah lom Cha?"
"Udah"
Malas memungut pakaiannya ia masih menutupi bagian depan dengan selimut, Lalu mulai menyandarkan kepalanya dibahu tegap Garuda.
"Ale, I Love You"
"Me To"
Garuda mengangkat dagu Qilla, Hingga kini keduanya bertatapan. "Mau cium boleh?"
"Biasanya juga langsung nyosor"
Dengan ragu Qilla mengangguk. Garuda mulai mencium bibir mungil itu, Menekan tengkuk gadis itu dan mulai melum4tnya. Dan Qilla juga membalas ciuman itu.
Keduanya hanyut dalam ciuman, Hingga Qilla memukul dada bidang Garuda. Hingga Garuda melepaskan pagutan bibir mereka.
"Hah huh. Gil4 sesak nafas Ane"
Gadis itu masih menetralisir pernafasannya. Sementara Garuda tersenyum lebar, Menampakan gigi gingsulnya.
Itu sudah biasanya, Bahkan biasanya Garuda tanpa izin langsung nyosor. Garuda yang mulai lebih dulu dan Ale yang membalasnya. Seperti itulah pacaran mereka.
"Ale mau bikin Gang Mafia, Mau bantuin?"
Garuda mengangguk.
"Kenapa gak Accipiter aja?"
"Kan mereka gak kenal Ale yang ini, Masa maen ngaku keorang kalau aku Ale kan aneh. Lagian aku mau lihat seberapa cocok Nio mimpin Gang"
Garuda sibuk mengelus rambut panjang Qilla dengan lembut seraya mendengarkan dan menjawab pertanyaan Qilla.
"Terus kalau Alan udah tahu, Akan ngambil alih Gang Accipiter lagi? Berarti kamu mimpin dua gang?"
Qilla mengangguk semangat, Mulai menyandarkan kepalanya pada dada bidang Garuda. Rasanya nyaman, Qilla suka posisi seperti ini.
"Cariin anggotanya yang Atlet bela diri, Dan senjata"
"Gampang, Acha punya kenalan banyak"
"Iya setelah itu aku seleksi dulu apa pantes mereka masuk Gang terbaru Ale. Harus punya rasa kekeluargaan yang tinggi, Jangan sembarangan"
"Ashiap Bosque"
"Sekarang pake baju kamu"
Diapartement Garuda ada banyak baju dan peralatan Ale, Karena kebanyakan Ale sering nginap diapartement Garuda.
'Bersambung
Next Or Stop?
Tema Selanjutnya
'Permainan Iblis 2'

YOU ARE READING
Transmigration of the Devils||END||
FantasyMampir sini sebentar, Siapa tau suka. Bismillah semoga banyak yang suka. ⏭ Leader Mafia Transmigration⏮️ Genre:Transmigration, Mafia, Psycho, High School, Fiksi remaja, And Broken Home Tentang dia, Aletheia Calista Anderson, Sang Leader Mafia paling...