🔹04 - Raja, Tanding Bola, Luka

53 5 6
                                    


Selain SMK 02, terdapat dua SMA unggulan yang digandrungi para siswa-siswi yaitu SMA 1 Jaya dan yang satu lagi SMA 3 Anggrek. Kedua sekolah menengah atas itu saling bersaing dalam bidang akademik dan non-akademik. Karena itu terkadang peraturan di sekolahan tersebut terbilang tidak masuk akal dan sedikit mencekik.

Meski peraturannya sudah diterapkan setertib mungkin, masih ada saja murid pemalas yang melanggar peraturan sekolah. Tyas Lengkara, duduk di bangku kelas 11 saat ini. Di kelasnya, guru-guru selalu menarik napas melihat kelakuan ajaibnya. Sudah setiap hari-atau lebih tepatnya saat dia masuk ke kelas para guru menyuruhnya agar lebih rajin hadir. Datang ke sekolah pun dia pikir hanya untuk tidur di UKS dan musholla sekolah.

Sekali dia absen, bisa sampai tiga Minggu tidak ada kabar. Hingga beberapa guru muak dan memberikannya nilai di bawah KKM. Namun anehnya, Tyas masih menduduki peringkat 3 besar di kelas dikarenakan nilai ujian dan tugasnya yang tinggi, tapi nilai kehadirannya jangan ditanya.

Kali ini saja, sekolah dimulai jam 8 dia baru datang jam 9.

Tyas mengintip dari tembok samping sekolah yang langsung berdekatan dengan kelasnya. Pelajaran sudah dimulai, dia tidak mau lewat gerbang depan. Selain langsung disuruh pulang, kalau dia masuk harus didenda yang aneh-aneh.

"Baru gua tidur sejam udah pagi aja. Kok makin ke sini waktu sehari makin singkat ya," gumamnya sambil memanjati pagar.

"Yaiyalah, lu bangunnya kesiangan mulu."

Jawaban dari samping membuat Tyas heran.

"Lha?"

"Lha?" Orang itu juga heran.

"Lu sekolah di mana sih benernya? Ini SMA 1 Jaya, woi. Lu kalo telat masuk ke sekolah lu, bukan sebelah sini begok."

Bagas menyela, "Selagi bukan sekolah bapak lu, jangan atur-atur gua. Anak presiden lho ini," songongnya.

"Emang lu tau siapa presiden kita sekarang?"

Bagas terdiam lalu tertawa bodoh. "Mana gua tau. Emang siapa?"

"Gua juga gak tau."

"Anjim hahahha."

Mereka berdua tertawa heboh sampai penjaga sekolah datang dengan tergesa-gesa.

"Ngapain kalian, heh?!"

Mereka berdua panik. Langsung cepat-cepat naik.

Tyas berhasil melompat ke dalam lalu disusul Bagas, mereka langsung lari ke kantin dan bersembunyi di dalam satu warung dengan napas ngos-ngosan. Ibu pemilik warung sampai geleng-geleng kecil melihat tingkah kedua murid berbeda sekolah itu, memang mereka sering bikin ulah.

"Gara-gara lu gua ketahuan."
Tyas menggerutu kesal, dia berusaha mengintip ke luar warung, nampaknya si penjaga sekolah sudah pergi.

"Lah kok gua, gua kan cuma ngikutin lu. Lu sih, gak rapi nyusupnya."

"Diam jadi teman bergerak jadi beban lu, gak bisa ke kelas kan gua. Hari ini presentasi padahal, anjim ... Anjim."

"Presentasi depan bapak gua aja sono."

Mereka berdua terdiam ketika mendapati tiga orang lainnya datang ke warung tersebut, simbol di lengan baju mereka adalah simbol milik SMK 05 Dewana alias sekolah tetangga. Sudah jelas siapa, Dion, Surya, dan Andhi. Yoga mungkin tidak datang hari itu.

Mereka bertiga ikut berhenti saat melihat Bagas dan Tyas sedang bersembunyi.

"Lah, ngumpet dah kayak maling sempak lu pada. Jemuran janda sebelah mana lagi yang lu recokin, Gas?" ejek Dion duduk di salah satu meja, yang lainnya mengikuti. Bagas dan Tyas keluar dengan muka masam.

BagaskaraWhere stories live. Discover now