[50.] Pengumuman (H-2)

133 18 8
                                    

Setelah meninggalkan perusahaan, irene memesan sebuah taxi karena kebetulan ia tak membawa mobilnya sendiri hari ini.

Dia diam dan bersandar pada kursi dengan tatapan kosong yang kemudian matanya mulai berair, ia mengingat setiap kata yang diucapkan oleh suho dikantor tadi.

Perasaan nya pun mulai kembali terasa sakit hingga air mata pun akhirnya turun mengalir di wajahnya, masih dengan tatapan kosong menatap kaca mobil.

"Lalu aku harus berbuat apa lagi? Kalo ini buat irene puas aku akan melakukan nya biar dia juga tau gimana rasanya,"

"Dia sakit gue juga sakit kalo gini. Gue sangat memahami dan menghargai dia, tapi sikap dia seolah terus ngebuang kepedulian gue,"

"Tapi dia seakan udah nggak perduli sama gue lagi, dia seakan udah bisa ngelepasin gue gitu aja, dia udah gak butuh gue dan dia udah buang gue!"

"Terus gue harus gimana? Gue udah gak tau lagi gimana caranya buat menghadapi sikap irene yang dingin itu! Gue juga capek! Ngerti lo!"

Kalimat tersakit yang selalu irene dengar, setiap ucapan yang terlempar dari mulut suho seolah sangat mencekam dan menyayat hatinya

Entah bagaimana kali ini ia menyikapinya, entah dia akan semakin membenci suho atau sebaliknya ia merasa bersalah?

Mungkin keduanya, karena jika dipikir memang irene lah yang sejak awal memutuskan segala hal hingga semuanya menjadi seperti ini sekarang.

"Tapi disini apakah hanya aku yang benar-benar bersalah?" batin irene, tangisnya air matanya semakin deras

Sang supir taxi yang tengah membawa irene didalam mobilnya melihat irene yang tengah menangis dan merasa iba, ia menyerahkan sekotak tisu untuk irene. "Silahkan nona." Ucap supir tersebut dengan ramah

"Terima kasih." Balas irene

Hampir 20 menit perjalanan menuju rumahnya, irene pun tak menyadari bahwa telah banyak notifikasi pesan dan telfon masuk yang tak terjawab di ponselnya.

Setelah melihat notifikasi diatas layar ponsel pun irene tak membalas satupun pesan yang masuk, salah satunya pesan dari rekan kerjanya yaitu lusy.

"Sekretaris irene, kau baik-baik saja 'kan? Aku melihatmu didepan ruangan pak suho saat mereka berdebat, aku mengkhawatirkan mu."  Tulis lusy dalam pesan aplikasi kuning (ktalk)

"Huffft...." Irene mengela nafas

"Lagi-lagi orang lain mengetahui masalah ini." batin irene

Namun irene tak menghiraukan pesan-pesan yang masuk kala itu, ia justru mematikan ponsel dengan harapan agar ia bisa menenangkan dirinya. Irene terlalu lelah atas kejadian hari ini.

IRENE

IRENE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
COMPLICATED LOVE ||  [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang