[7]

2.2K 193 26
                                    

Park Jisung x Park Chenle
BxB
Lokal
M-preg

Hope you like it~

🌺🌺🌺

Wajah cantik yang dihiasi perona alami dipipi gembil itu sekarang terlihat murung. Sangat dilema apakah ia harus pergi bekerja atau tidak. Dirinya belum izin dengan sang suami, bahkan suami tampannya itu pasti tidak tau pekerjaan yang dimilikinya sekarang.

Jisung hanya tau Chenle bekerja di toko kue -Hyggelig Bakery- milik salah satu temannya ; Jaemin. Dan lelaki tampan itu tidak tau Chenle bekerja di Luxury Hotel sebagai Housekeeper.

Masalahnya sekarang, Chenle sudah harus masuk kerja hari ini dan dirinya belum bilang pada Jisung. Sudah seminggu dia cuti sehingga hari ini harus mulai bekerja. Apalagi di penghujung weekend seperti ini, Chenle dijadwalkan sift malam-16.00-23.00-bersama Renjun.

Apa gue ga usah bilang kali ya?

Pemikiran itu terlintas di otak Chenle. Kepalanya menggeleng cepat, tidak mau hal-hal buruk terjadi jika dirinya tidak izin pada sang suami.

Akhirnya Chenle memutuskan untuk mengirim pesan singkat ke Jisung. Hanya memberitahu jika dirinya akan bekerja tanpa menambahkan informasi kapan dirinya akan pulang ataupun bekerja dimana.

Omong-omong, Chenle baru saja mendapatkan nomor itu tadi malam.

Setelah terkirim, lelaki manis itu langsung bergegas untuk bersiap pergi kerja.

🌿🌿🌿

Suami💖

Saya pulang larut
Jangan menunggu

Jangan malem² 😠

Mata Chenle melirik jam yang menunjukkan pukul 10 malam. Jarinya segera menonakitfkan benda persegi itu setelah melihat centang biru di pesan terakhirnya.

"Lele!!"

Teriakan itu membuat Chenle yang sedang istirahat langsung menoleh panik ke arah Renjun. Tangan pria kecil itu mendorong trolley yang berisi sepasang handuk berbentuk angsa yang dihiasi kelopak mawar merah. Selain itu, terdapat sepaket wine dan perlengkapan minum lainnya.

"Kenapa, njun?" Chenle berdiri lalu menghampiri Renjun.

"T-tolong antarkan inike kamar 107, sshh ..." Jawab Renjun. Suaranya terdengar gemetar. Apalagi dengan tangannya yang memegang perut sendiri membuat Chenle jadi panik.

"Lo kenapa anjir?!" Tangannya mengguncang kuat bahu Renjun.

"Gue kebelet! T-tolong anterin!!" Renjun menepis tangan Chenle kemudian berlari dari hadapannya.

Sedangkan Chenle yang ditinggal hanya bisa tersenyum datar. Merutuki nasibnya yang harus kembali ke lantai atas untuk mengantar barang ini. Yah, apa boleh buat. Walaupun ini bukan tugasnya, tapi hitung-hitung membantu teman kan?

Setelah keluar dari lift, Chenle memperhatikan lagi barang-barang yang ada di trolley. Matanya menangkap sekotak pengaman yang berada didekat handuk angsa tadi. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Sedikit ganjal, perasaannya tidak enak. Baru kali ini ada yang memesan kamar 107 secara mendadak.

NIKAH [JiChen] Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin