GARA-GARA DIKURUNG

204 79 4
                                    

Sudah lima hari aku tidak bertemu dengan bocah itu, entah kenapa rasanya begitu sepi. Biasanya jika pulang kuliah, anak itu sudah ada di depan rumah dengan gombalan-gombalannya yang pokonya kadang bikin baper, marah juga ngakak.

"Hai, Risa," sapa Angga.

"Hallo Angga." Aku tersenyum menatap lelaki di sampingku, Angga tipikal cowo idamanku. Dia penurut, pintar, dan juga mukanya sangat tampan. Yah, dia mirip sekali dengan Koko tapi beda sifat. Koko tipikal cowo yang cerewet asal ceplas ceplos, kalo Angga tipikal cowo cuek dan dingin kecuali kaya kemaren, cerewet karna terpaksa haha.

Aku jadi kepikiran Koko, Pasti banyak yang ngejar tuh anak kalo udah dewasa, ganteng plus jago gombal, aduh bakal jadi buaya kelas kakap tuh.

"Eh, iya. Koko Apa kabar?"

Tampak raut wajah Angga berubah. "Ada apa, Ga?" Aku kembali bertanya.

"Setres dia!"

Aku melebarkan mata, Apakah dia bercanda."Mana mungkin!"

"Sebenernya gara-gara di kurung Emak, tuh anak di rumah kerjaannya maen HP terus."

Aku menyimak dan mendengarkan dengan sesama.

"Terus pas di perhatiin, Si Koko, senyam-senyum terus."

"Mungkin ada yang lucu di ponselnya."

Angga menggeleng."Dia ngga maen HP juga, tetap aja senyum terus."

"Wah, ada yang gak beres sama tuh bocah."

"Bener, Sya. Masa adek gue suruh dimasukin ke RSJ. Walaupun dia rada-rada tapi gak separah itu, mana mungkin gue dan Emak ngizinin." ucapan Angga membuat aku ingin tertawa.

"Siapa yang usul?"

"Ce Kokom!"

Wah, calon mertuanya si Koko atau mantan mertuanya tuh.

"Yaudah, Sa. Gue pulang dulu."

"Nanti sore, Aku kerumah mau jenguk Koko."

"Oke!" lelaki itu lalu berlalu dengan motor Satria miliknya.

*****

Sore ini aku akan menjenguk Koko, aku sudah membawakan beberapa cemilan kesukaan anak itu. Semoga aja yang di katakan Angga tidak benar.

Aku tiba di rumahnya, tampak Anak itu sedang duduk di depan rumah dengan bibir yang senyam-senyum sendiri.

"Kasian, mana masi muda," gumamku sambil menghampirinya.

"Koko!" teriakku. Bocah itu hanya diam, apakah lima hari tidak bertemu, sekarang Koko tidak mengenaliku?

"Ko, gue Risa. Orang yang selalu, lo panggil Tante terus lo gombalin, kenal kan!" Aku memegang bahu anak kecil itu, lalu menggoyangkannya.

"Kenal, lah. Tante!"

"Terus kenapa tadi biasa aja ketemu, gue?"

"Lah, emang harus bilang WOW gitu?"

Aku menepuk jidat. "Benar kata Angga, lo kayaknya sakit, Ko!"

"Koko emang sakit, Tan!"

"Sakit apa?"

"Sakit hati ini ketika merindukan orang yang dia sendiri tidak menganggap kita ada."

"Maksudnya, Ko?"

Bocah itu mendengus kesal."Tante, gak ngerti?"

Aku menggeleng.

"Gini deh, Tante tau gak persamaan Koko sama Alis tante?"

"Sama-sama lebat?"

"Lebat apa nya, Tan?"

"Bulu halisnya, Koko!"

Bocah itu menepuk jidatnya, hayo pusing sendiri kan lo.

"Ish, bukan lah!"

"Coba-coba, apa artinya lo sama alis gue?"

"Iya itu Tan. Sama-sama selalu di dekat, tapi tidak terlihat."

Astaga, kayaknya jiwa gombal si Koko udah benar-benar melekat di dalam tubuhnya.

"Aduh, Ko. Meningan lo makan nih, gue bawa cemilan buat lo?" Aku menyodorkan satu keresek jajanan ke pada bocah itu. Mata Koko berbinar, ia langsung mengambilnya tidak lupa mengucapkan terimakasih padaku, emang sopan juga nih anak.

Koko mengambil satu cemilan dan langsung membukanya."Bilangin makasih sama Emak, yah Tante!"

Aku menatap bingung bocah itu. "Heh, yang beliin jajanan itu, gue Ko. Kenapa harus makasi sama Emak?"

"Bukan makasih buat itu, Tan!"

"Terus?"

"Makasi karna udah ngelahirin cewe secantik, Tante!"

Woahhhhh, Emakkkk. Makasii.

"Ko. Lo jangan baperin si Risa terus nanti si Siti marah!" Angga datang dan langsung meledek Koko.

"Pacar, Koko bukan si Siti!" Gerutu Bocah itu sambil menggembulkan pipinya, sepertinya dia ngambek gays.

"Terus siapa?" tanyaku penasaran.

"Yanti!"

"Heh, Yanti namaa emak gueee."

Wahh gimana tuh perasaan si Risaa😭

BONUS!

"Ko!"

"Iya, Thor."

"Banyak yang fans sama, lo!"

"Iya dong kan Koko ganteng."

"Coba atuh sekali-kali gombalin pembaca!"

"Koko udah siapin puisi, Thor!"

"Mana."

"Ehem-ehem."

Dear pembaca!
Tidak ada hal yang paling bahagia selain melihat kalian tertawa.
Lengkungan senyumanmu yang kau tampakan saat sedang membaca ceritaku, itu terlihat lebih manis dari madu
Saking manisnya aku sampai selalu mengadu.
Takut jika terus terusan menatapmu, asam lambung, dan diabetesku kembali beradu.

"Ko. Lo punya riwayat sakit lambung sama diabates?

"Engga, Lah thor. Kan cuman puisi!"

"Owh gitu, bikin puisi buat author juga dong?"

"Author masih kecil, sekolah dulu yang bener. Baru ngebucin!"

"Lo juga lebih kecil, Koko."

Udah ah, Koko nyebelinnnn ternyata. Bukan Risa doang yang kesel authornya juga sama😭

Digombalin BocahOù les histoires vivent. Découvrez maintenant