chapter 43

30.1K 3.3K 90
                                    


Camila menatap teman nya dengan iba, dia kemudian menatap tajam pada mikael di depan sana. Tatapan nya semakin tajam saat melihat tunangan nya, Aiden yang tertawa dan bercanda dengan mikael. Memang benar, mikael itu perebut. Setelah merebut perhatian keluarga nya Ela, kini mikael merebut perhatian Aiden. Aiden tunangan nya. Camila kini bisa merasakan perasaan yang sama dengan Ela, dia sangat membenci mikael. Kenapa Aiden tidak pernah tertawa dan tersenyum seperti itu jika bersama nya, tapi sekarang bersama mikael? Tunangan nya itu tertawa lebar.

Camila menghela nafas nya. "Ela aku udah bilang bales dan kasih pelajaran buat mikael, tapi kamu selalu larang dan enggak mau nyakitin dia. liat, sekarang dia malah semakin rebut perhatian mereka."

"Aku enggak mau nyakitin mikael, gimana pun dia tetep adik aku." Ucap Ela sambil tersenyum lembut.

Camila menghela nafas, lagi dan lagi. Dia kagum sekaligus menyayangkan sikap Ela yang terlalu lembut. Sahabat nya ini tidak pantas di sakiti apalagi oleh orang seperti mikael.

"Terserah kamu aja." Camila berkata dengan pasrah. Tapi tidak dengan hati nya, dia bertekad akan membalas mikael untuk Ela.

"Mending kita makan aja, jangan peduliin mereka. Ayo, nanti makanan nya keburu dingin." Ucap camila.

Ela mengangguk, dia melupakan kekesalan nya di dalam hati sejenak. Perutnya terasa lapar, dia hanya sarapan sedikit tadi pagi—atau mungkin bahkan Ela tidak sarapan karena dua bocah sialan itu, mikael dan Ishaira, memasukan hewan menjijikan pada sandwich nya sehingga dia kembali memuntahkan sarapan nya. Ela mengutuk mereka dalam hati nya.

Ela menggertakkan gigi nya mengingat kejadian pagi tadi, dia menekan kekesalan nya dan kemudian memakan soto nya. Satu suapan, dua suapan, tiga suapan, empat suapan—ela melotot.

"AAAAA HUEK HUEK!"

kenapa ini sangat deja vu, sialan ada apa di makanan nya kali ini?

"Ela kenapa?" Camila berbakat dengan cemas saat tiba tiba saja Ela memuntahkan makana nya.

Ela tidak menjawab, dia terbatuk dan mencoba mengeluarkan makanan nya lagi, karena di makanan itu ada kecoak! KECOAK! Sangat menjijikan!

"Ela!" Camila panik, apalagi kini semua tatapan penghuni kantin tertuju pada mereka membuat Camila Malu.

"Hiks hiks uhuk d—di makanan aku ada Huek..kecoak." ucap Ela terbata bata. Dia memegang lehernya, membayangkan hewan menjijikan masuk ke dalam mulut nya untuk yang kedua kali nya.

"Apa?" Camila kemudian melihat mangkuk makanan Ela, benar saja ada kecoak yang mengambang di makanan itu. Camila merinding, itu sangat menjijikan.

"Siapa yang lakuin ini?" Ucap camila dengan marah. Apa kantin memang sejorok itu? Padahal sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini.

Camila kemudian menatap Ela yang menangis sambil terbatuk batuk. Dia merasa cemas tapi di sisi lain Camila juga merasa malu, kini bisik bisik terdengar dari sepenjuru kantin. Apalagi karena gosip tentang Ela tadi pagi, banyak murid yang tadi nya selalu mendekati mereka kini malah menjauhi mereka. Dan sekarang mereka berbisik mengejek Ela yang sangat jorok.

Camila menggeleng. Dia kemudian menyodorkan minuman Ela agar sahabat nya itu bisa tenang.

"Minum dulu El."

Ela menerima minuman nya, dia menegak minuman itu, ia ingin menghilangkan rasa tidak nyaman di mulut nya. Namun bukan nya menghilang, rasa tidak nyaman itu malah bertambah saat dia merasa minuman itu sangat asin sehingga Ela menyemburkan minuman nya.

"Pfttt..." Ela menyemburkan minuman di mulut nya, ke wajah Camila!

"....." Camila terdiam dengan syok, kenapa Ela menyemburkan minuman itu kewajahnya? Sangat menjijikan. Camila merasa malu! Apalagi kini semua siswa tertawa melihat mereka.

[BL]suddenly become an extra Where stories live. Discover now