Matahari bersinar dengan terang tanpa awan yang menutupi cahayanya, Abercio membawaku menuju sebuah labirin besar dengan bunga-bunga disekelilingnya. Saking banyaknya bunga tersebut, aku dapat merasakan betapa harumnya labirin besar itu.
"Apa anda menyukai aromanya, nona?" tanya Abercio.
Aku mengangguk seolah mengiyakan, dan tak lama Abercio mengambilkan beberapa bunga untukku lalu merangkainya.
"Silahkan nona, menurut saya, bunga ini sangat cocok untuk anda."
Kulihat bunga kecil berwarna biru yang cantik dan tak beraroma itu ditangan ajudan Revian.
"Bunga ini bernama Jangan Lupakan Aku, kelopaknya memiliki warna yang sama dengan warna irish mata anda dan memiliki kesan tak terlupakan seperti anda," ucap Abercio.
Tanpa berpikir panjang, kuterima bunga itu dengan senang hati. Aku tersenyum kearah Abercio, lalu menepuk pundaknya, mengisyaratkan bahwa aku berterima kasih atas bunga pemberiannya.
Abercio yang tak pernah mendapat senyuman seperti itu dari lady bangsawan yang dia temui pun langsung membeku. Selama dia mendampingi seorang lady bangsawan, yang tercipta hanyalah suasana dingin antara atasan dan bawahan, namun bersama Selina, tak ada perasaan seperti itu sama sekali.
Kenapa ini, kenapa dia terlihat cantik sekali! Sadarlah Abercio, dia itu wanita tuan muda!
Keduanya pun melanjutkan perjalanan menuju taman kaca yang tak jauh dari lokasi mereka saat ini, dan saat mereka berdua tiba, betapa kagumnya Selina saat ia melihat sebuah rumah kaca dengan banyak pepohonan di dalamnya.
Selina masuk kedalam rumah kaca dan terlihat Revian serta Rhodeus tengah mengobrol serius di dekat air mancur.
"Selina!" Rhodeus melihat kedatangan Selina dan dengan segera ia bangkit dari kursinya. Rhodeus berlari kearah Selina lalu memandunya menuju kursi.
Selina duduk diatas kursi yang telah disediakan lalu meletakkan bunga yang Abercio berikan diatas meja. Revian melihat bunga itu lalu tersenyum.
"Bunga yang cantik, apa kau mengambilnya saat dalam perjalanan menuju kesini?" tanya Revian.
Selina mengangguk sembari menoleh kearah Abercio, ia pun menulis sesuatu diatas buku kecil miliknya.
Abercio yang memberikannya padaku, bunga itu sangat cantik jadi aku menyukainya.
Sontak Revian menoleh kearah Abercio dengan tatapan tajam, karena tatapan itulah Abercio mulai mengeluarkan keringat dingin di sekujur tubuhnya.
Mampus aku....
"Benarkah? Kalau begitu, aku akan membawakan bunga itu untukmu setiap harinya," ucap Revian
"Tidak usah banyak bicara, cepat katakan saja apa yang kupinta padamu kemarin dan jelaskan semuanya disini," celetuk Rhodeus.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELINA: THE VOICE OF SIREN
Fantasy[OnGoing Fantasy Story #2] Selina, seorang siren berbakat yang terlahir dengan suara paling indah dari para siren lainnya, harus menghadapi kenyataan bahwa suaranya telah dicuri. Suara yang menjadi kebanggaannya ini adalah satu-satunya hal yang memb...