-4-

1.1K 215 7
                                    

Dengan tangan yang digandeng, Rosie berjalan mengelilingi mall bersama Jennie. Tujuan Jennie membawa Rosie kesana adalah karena dia ingin membelikan kelengkapan untuk anak angkatnya itu.

"Kita ke toko baju dulu ya" ujar Jennie.

"Terserah Mommy. Rosie ikut saja" sahut sang bocah.

Jennie tersenyum dan menggandeng anaknya itu memasuki satu toko baju yang bermerk. Dia yang memang suka shopping itu dengan antuasis memilih baju baju yang cocok untuk sang anak. Rosie, si bocah yang menggemaskan itu hanya mengikuti sang Mommy dengan senang.

Tidak butuh waktu yang lama, mereka selesai berbelanja baju dan Jennie memutuskan untuk membawa sang anak ke toko mainan.

"Mommy masih suka sama mainan?" Polos Rosie.

"Bukan untuk Mommy. Tapi untuk kamu. Kamu tidak mau?"

Mata Rosie berbinar "Mau Mom!" Sahutnya antuasis.

Jennie mencubit pipi sang anak dengan gemes "Ambil saja apa yang kamu inginkan. Mommy bayarin"

"Rosie mau boneka!" Bocah itu langsung menarik Jennie menghampiri satu boneka yang menarik perhatiannya.

"Itu saja?" Tanya Jennie.

"Iya Mom"

"Ya sudah, ayo bayar" setibanya dikasir, Jennie langsung membayar boneka yang diinginkan oleh Rosie.

"Sini Mom" Rosie memanggil Jennie agar Jennie menunduk.

Cup

Setelah Jennie menunduk, bocah itu langsung mengecup pipi mandu Jennie "Terima kasih Mom. Love you"

Hati Jennie menghangat. Dia bergantian mengecup pipi Rosie "Sama sama sayang. Love you too"

Sang kasir yang melihatnya hanya mampu tersenyum haru. Ah, betapa manisnya hubungan keduanya.

"Sekarang kita makan" Jennie membawa Rosie memasuki restaurant.

"Selamat datang. Ingin pesan apa?" Tanya sang pelayan dengan ramah.

"Chicken!!" Sahut Rosie senang.

"1 porsi chicken sama 1 porsi jjampong. Minumnya ice chocolate saja. Untuk dessertnya, ice cream sama mochi saja ya" pesan Jennie.

"Pilihan yang bagus Nona. Mohon ditunggu ya" pelayan itu tersenyum dan berpamitan pergi dari sana.

"Suka banget sama chicken hurm?" Tanya Jennie.

"Suka Mom! Chicken itu paling enak selain kimchi!"

Jennie terdiam. Kenapa sosok bocah itu malah mengingatkannya kepada sosok Jisoo?

"Makan chicken mulu si. Apa kamu tidak bosen huh?" Omel Jennie

"Chicken itu paling enak loh" sahut Jisoo "Sini aku suapin"

Walaupun sudah bosen sama yang namanya chicken, Jennie tetap membuka mulutnya dan menerima suapan dari Jisoo itu menghargai pacarnya itu.

"Mom, kok melamun?" Jennie kembali tersadar dari lamunannya ketika Rosie menyadarkannya.

"Tidak apa apa sayang" sahut Jennie.

"Mommy rindu sama Daddy?"

Dahi Jennie mengernyit "Maksud kamu?"

"Mommy tidak tidur bareng Daddy. Apa Mommy ngambek sama Daddy?" Polos Rosie.

Jennie menelan ludahnya dengan kasar "M-Mommy tidak bisa tidur bareng Daddy karena Mommy sama Daddy belum menikah"

"Menikah? Apa itu?"

Jennie mengelus kepala Rosie "Rosie masih kecil. Nanti pas Rosie gede, Rosie pasti akan tahu artinya"

"Okay Mom"












Selesai menikmati makan siang, mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka. Kedua sosok yang berbeda usia itu masih setia mengelilingi mall untuk melihat barang barang yang mungkin saja menarik perhatian mereka.

"Mom" Rosie menghentikan langkahnya dan mendongak untuk menatap Jennie.

"Kenapa?" Sahut Jennie.

"Itu Daddy sama siapa?"

Jennie mengernyit. Dia membalikkan badannya dan menatap kearah yang ditunjukkan oleh sang anak. Raut wajahnya sontak berubah ketika menyadari siapa sosok itu.

"Mom?" Panggil Rosie.

"Ah, iya sayang" sahut Jennie "Itu Tante Sana, pacar Daddy kamu"

"Pacar!?" Kaget Rosie.

"Memangnya Rosie tahu apa itu pacar?"

Rosie mengangguk "Tante Joy sudah ngomong sama Rosie. Jadi Tante itu yang mengambil Daddy dari Mommy?"

Jennie berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak "Sayang, bukan seperti itu. Ini hanya masalah orang dewasa. Rosie tidak perlu tahu ya"

"Tapi Rosie tidak suka Daddy pacaran sama Tante Sana. Daddy hanya milik Mommy" ujar Rosie dengan sedih.

Secara tiba tiba bocah itu berlari menghampiri Jisoo yang berada disebuah toko ice cream "Daddy!" Panggilnya.

Pandangan Jisoo dan Sana langsung tertuju kearahnya "Nih bocah salah orang deh" ujar Sana.

"Rosie? Rosie kesini sama siapa?" Tanya Jisoo mengangkat Rosie dan mendudukkan bocah itu diatas pangkuannya.

"Sama Mommy" sahut Rosie.

Jisoo sontak mencari keberadaan Jennie. Ah, ternyata Jennie berada tidak jauh dari mereka.

"Jis, kamu kenal sama bocah ini? Dan kenapa dia memanggil kamu Daddy?" Timpal Sana.

"San, ini Rosie" ujar Jisoo

"Dan Rosie anaknya Mommy Jennie sama Daddy Jisoo" lanjut sang bocah.

Sudah pasti kata kata Rosie membuatkan Sana kaget "Anak!?" Ulangnya tidak percaya.

Jisoo tersenyum canggung "A-anak angkat Jennie kok" ujarnya.

"Terus kok dia memanggil kamu Daddy?" Tanya Sana.

"Karena aku memang anak Daddy" timpal Rosie "Dan Tante tidak boleh dekat dekat sama Daddy. Daddy milik Mommy" lanjutnya.

"Rosie, jangan bicara seperti itu" tegur Jisoo "Minta maaf sama Tante Sana sekarang"

Rosie menggeleng "Tidak! Rosie tidak suka sama dia! Gara gara dia Mommy sama Daddy punya masalah!"

"Rosie!" Marah Jisoo.

Mata bocah itu berkaca kaca. Tidak butuh waktu yang lama, isakannya mula kedengaran.

"Jangan pernah kamu marahin anak aku!" Jennie menghampiri mereka dan memarahi Jisoo.

"Tapi dia sudah kurang ajar Jennie-ah" ujar Jisoo.

Jennie beralih menggendong Rosie membuatkan bocah itu langsung menenggelamkan mukanya diceruk leher Jennie "Dia hanya anak kecil Ji! Seharusnya kamu menasihati dia, bukan langsung memarahi dia!" Ujar Jennie. Dengan menahan emosinya Jennie berganjak pergi dari sana.

"Jen!" Baru saja Jisoo ingin menyusul Jennie, sosok didepannya itu malah menghalangnya.

"Sudah lah Ji, biarin saja" halang Sana.

"Maaf San. Aku tidak bisa menemani kamu lebih lama. Aku harus menyusul mereka" setelah meletakkan beberapa lembar uang diatas meja, Jisoo bergegas pergi dari sana meninggalkan Sana yang kesal.
















  Tekan
   👇

Forgive Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang