-6-

1K 201 5
                                    

Kita percepatkan alurnya ya~

*
*

Seperti rencana yang sudah mereka bahas, kini mereka sudah bersiap siap untuk ke markas kelompok Glaze.

"Rosie tinggal sama siapa?" Tanya Joy yang menghentikan pergerakan yang lain.

"Tenang saja, aku sudah menghubungi sekertaris kepercayaan Sajangnim. Dia akan kesini untuk menjaga Rosie" sahut Jennie.

"Sekertaris Sajangnim? Joana itu?" Tanya Irene.

Jennie mengangguk "Iya"

"Bukannya sosok Joana itu sudah lama tidak kelihatan?" Tanya Limario.

"Sajangnim bilang kalau Joana sudah kembali bekerja si. Selama ini dia menghilang karena sakit" jelas Jennie.

"Jadi sekarang kita harus menunggu Joana datang sebelum kita berangkat?" Tanya Yeri.

"Iya" sahut Jennie.

"Mommy" Rosie berlari menghampiri Jennie. Dengan segera bocah itu memeluk kaki Jennie dan mendongak menatap Jennie "Mommy sama yang lain mau kemana?"

Jennie berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak "Mommy sama yang lain harus berangkat bekerja. Nanti bakalan ada Joana Eonnie kesini untuk menjaga Rosie. Rosie jangan nakal nakal ya"

Rosie mengangguk patuh "Baiklah Mommy. Mommy jaga diri ya"

"Iya Sayang" sahut Jennie.

Rosie beralih menghampiri Jisoo membuatkan cowok itu langsung berjongkok "Daddy juga harus jaga diri"

Jisoo tersenyum hangat "Iya Sayang" sahutnya.

"Daddy harus menjaga Mommy ya. Rosie tidak mau Mommy kenapa napa. Rosie yakin Daddy kuat" ujar Rosie polos.

"Sudah pasti Daddy akan menjaga Mommy jadi Rosie jangan khawatir" sahut Jisoo mengelus kepala Rosie.

"Terus Om sama yang lain tidak perlu hati hati nih?" Timpal Seulgi.

Rosie terkekeh kecil "Kalian semua juga harus hati hati. Rosie tidak mau kalian terluka"

"Baiklah Rosie" sahut Irene mewakili yang lain.

Tidak butuh waktu yang lama, sosok Joana yang ditunggu oleh mereka akhirnya tiba membuatkan mereka bergegas pamit untuk menjalankan misi mereka.

































































"Sepertinya tebakan aku benar. Kelompok mereka masih tidak tahu kalau kita akan menyerang mereka" ujar Wendy.

"Baiklah. Seperti rencana yang sudah kita bahas, kita berpencar!" Arah Jisoo.

Yang lain mengangguk dan bergegas menjalankan rencana mereka.

"Jangan bergerak!!" Teriak Jisoo menyondong pistol kearah kelompok Glaze.

"Sial!!" John, ketua kelompok Glaze itu mengumpat marah dan bergegas mengeluarkan senjatanya.

Dorrr

Dorrrr

Tembakan mula dilepaskan. Kelompok Venom terus berusaha menghindar sebelum ikut melepaskan tembakan.

"Semuanya kembali berpencar!!" Teriak Jisoo memberi arahan yang langsung dituruti oleh ahli kelompoknya.

















*

Dimansion pula, terlihatlah Rosie yang menatap Joana dengan polos "Eonnie mau apa?" Tanya Rosie ketika melihat Joana yang terus mengelilingi mansion itu.

"Lo mendingan diam saja" ujar Joana datar.

Secara tiba tiba Rosie menghalangnya ketika dia ingin membuka pintu kamar Jennie "Eonnie tidak bisa masuk kekamar Mommy!" Halang Rosie.

"Pergi lo bocah!!" Usir Joana kesal.

"Tidak boleh!!" Halang Rosie.

Joana menggeram kesal. Tanpa diduga, dia langsung mendorong bocah itu membuatkan bocah itu terjatuh dan kepalanya terhantuk dinding.

"Hiks sakit" isak Rosie memegang kepalanya yang sudah mengeluarkan darah.

"Merepotkan!!" Teriak Joana kesal. Tanpa membantu Rosie, dia langsung berlalu pergi dari mansion itu meninggalkan sang bocah yang sudah tidak sadarkan diri.


















"Misi kita kembali berjaya. Selamat untuk kalian semua" ujar Jisoo yang sekarang sudah tiba di mansion bersama yang lain.

"Ternyata kelompok mereka lemah si" ujar Joy terkesan santai.

"Mereka hanya pintar mengurus jualan narkoba tapi mereka tidak pintar mempertahankan diri mereka" komentar Yeri.

"Ngomong ngomong, Joana sama Rosie kemana ya?" Tanya Irene.

"Mungkin mereka dikamar. Aku keatas dulu ya" sahut Jennie bergegas kelantai atas karena dia sudah merindui sang bocah.

"Jennie memang sudah seperti Mommy kandung Rosie ya" ujar Irene.

Yang lain tersenyum "Kalau dilihat, mereka juga memang sudah seperti ibu sama anak" ujar Yeri.

"ROSIE!!"

Teriakan Jennie dari lantai atas membuatkan mereka kaget. Dengan segera mereka bangkit dan berlari kelantai atas.

"Hiks Rosie, bangun Sayang" isak Jennie mengelus pipi Rosie yang masih belum sadarkan dirinya.

"Jen, apa yang terjadi!?" Tanya Irene panik

"Hiks aku tidak tahu Eon. Rosie sudah seperti ini pas aku kesini" sahut Jennie sesenggukan.

"Joana tidak ada!" Ujar Limario yang sudah mencari keberadaan Joana.

"Aku sama Jennie akan membawa Rosie kerumah sakit. Kalian semua cari keberadaan Joana dan cek cctv mansion!" Arah Jisoo menggendong Rosie dan membawa bocah itu memasuki mobilnya disusul oleh Jennie.

Didalam perjalanan menuju kerumah sakit, Jennie terus terisak dengan tangannya yang mengusap pipi dingin sang anak "Hiks Rosie, bangun Sayang. Jangan seperti ini. Hiks Mommy takut"

"Jen, tenanglah. Rosie pasti bakalan baik baik saja" ujar Jisoo yang fokus menatap jalanan.

"Gimana aku bisa tenang kalau anak aku terluka seperti ini!?" Sentak Jennie.

"Aku tahu Jen. Kamu harus ingat kalau Rosie juga anak aku. Aku juga khawatir sama dia. Tapi sekarang kamu harus tenang. Kita harus yakin Rosie kuat" bujuk Jisoo namun Jennie tidak mempedulikannya.













  Tekan
   👇

Forgive Me ✅Where stories live. Discover now