Bab 45

125 24 22
                                    

Hai hai!
Jeremy dan Shinta kembali membawa keceriaan yang tiada tara 😁

Sebelumnya, mao ngucapin terima kasih buat kalian yang masih bertahan buat Shinta dan Jeremy!
Meskipun jadwal up suka molor nggak tentu. Tapi aku pastikan cerita ini akan aku selesaikan sampe selasai kok!
Maafin juga kalau tanpa sadar udah bikin kalian kesel sampe pengen kabur aja ke cerita lain! Hehe

Dahlah gitu aja. Kuy! Langsung baca aja!
Tap tap bintang kecilnya ☆ dulu biar afdol!

Happy reading!!

•••

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, yang membuat Jeremy sudah bergegas merapikan diri untuk berangkat ke kantornya. Di sisi lain, Shinta sendiri tengah sibuk mencarikan outer yang cocok untuk Jeremy pakai hari ini. Dirinya merasa seperti sudah menjadi seorang istri saja. Dari mulai membangunkan Jeremy, membuatkan sarapan ala kadarnya, sampai menyiapkan pakaian pun Shinta yang memilihnya.

"Aku berangkat. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku!" ucap Jeremy yang kini tengah memakai jaket berbahan Jeans yang Shinta berikan.

Shinta menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menjaga diri, dan jangan lupa ... berhati-hatilah di luar sana. Aku tidak mau kejadian seperti kemarin terulang kembali."

"Aku tahu."

Shinta pun mengantar Jeremy sampai keluar pintu apartemennya. Seperti biasa, Jeremy pun menyempatkan diri mengecup dahi Shinta terlebih dahulu sebelum benar-benar pergi. Shinta tersenyum kecil melihat tingkah Jeremy yang masih saja melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam lift.

"Waw! Adegan yang cukup manis!"

Suara disertai tepukan tangan itu melenyapkan senyum Shinta. Dirinya yang sempat hendak menutup pintu terhenti, menoleh mencari sumber suara. Lalu tatapannya tertuju pada sudut sana, tepatnya pada sosok gadis berpenampilan manis yang baru saja muncul dari balik dinding. Shinta membeku di tempatnya, menelan salivanya tanpa sadar melihat sosok Michi yang perlahan mendekat.

"Bagaimana kabarmu, Kak? Sepertinya kau begitu tenang setelah mengingkari janjimu," ucap Michi dengan senyuman manisnya.

"Cukup baik sebelum kau datang." Shinta menjawab dengan tenang. Enggan terus-terusan terintimidasi oleh Michi. Jujur saja Shinta sedikit takut, apa lagi ketika Michi sudah masuk begitu saja ke dalam apartemen. Namun, Shinta berusaha untuk menunjukkan keberaniannya.

"Kebetulan kau datang hari ini, Michi." Shinta berjalan mendekati Michi yang sudah duduk di sofa dengan pongahnya. Shinta pun melakukan hal yang sama, duduk di hadapan Michi dengan ponsel yang ia ambil dari meja.

"Aku hanya ingin menyampaikan bahwa, aku membatalkan kesepakatan kita. Aku memutuskan untuk bertahan di samping Jeremy apa pun yang terjadi! Dan aku pastikan kau tidak akan pernah bisa menyentuh Jeremy. Sedikit saja kau menyentuhnya, maka akan aku bongkar semuanya. Tentang siapa kau sebenarnya, dan sebusuk apa dirimu di balik wajah malaikatmu!"

Sejenak hanya ada hening yang terjadi, Michi hanya terdiam memperhatikan cat kuku barunya, seolah tak peduli. Shinta menunggu dengan sedikit gelisah menanti akan reaksi Michi. Hingga terdengarlah tawa lirih yang berderai dari Michi, lambat laun tawa itu semakin keras, seolah ada sesuatu yang lucu. Tawa yang terdengar mengerikan bagi Shinta.

I Get You, Love!Where stories live. Discover now