Olivia Rodrigo - Deja Vu
Hai pa kabs?
ngebut menuju ending. yuhuuuuu.
alias karena author lagi galau doi jalan sm yang lain jd update wkwkwkHappy reading :)
Diruangan yang cukup besar, nampak rapih buku-buku yang tersusun. Duduk bersebrangan 2 orang yang nampaknya saling menatap tajam tak suka.
"Lu apa-apaan sih bikin kecelakaan itu terjadi?"
"Heh, lu ingat ya. Lu juga bikin Flora meninggal! Awal perjanjian kita ga bikin Flora meninggal!"
"Yang mau dia mati itu bukan gua! Itu juga diluar rencana gua! Lu tau sendiri Flora mati atas suruhan siapa."
Gadis tomboy dengan rambut dikuncir kuda, memakai jaket levis dan kaca mata ini menahan emosinya agar tak naik menghadapi gadis disebrangnya yang memakai crop top berwarna hitam dan rambut digerai.
"Sama aja! Lu juga ga nolak sama rencana yang diganti sama bokap lu kan?" Gadis berjaket levis ini selalu saja disudutkan oleh Gadis dihadapannya. "Plis! Lu tau gua ga bisa bantah omongan bokap gua."
Gadis dengan rambut digerai ini tersenyum miring. "Jadi jangan salahin gua juga kalo bikin Freya sedih dan hidupnya hancur. Kita impas."
"Jadi rencana lu ke depannya apa?"
"Lu nanya gua? Jelas lah gua mau Freya mati."
Brak!
Meja dibanting keras oleh Gadis berjaket levis, menatap tajam gadis disebrangnya. "Lu sentuh Freya. Lu yang mati ditangan gua!"
"Kenapa gua ga boleh bunuh Freya, sedangkan lu boleh bunuh Flora?!"
"Gua udah bilang berulang kali sama lu, gua ga sengaja!"
"Ga ada toleransi lagi mau sengaja atau ga sengaja. Gua bakal pastiin lu dapet kabar Freya mati." Final Gadis yang rambutnya digerai dan berlalu begitu saja meninggalkan ruangan
Prang!
Vas bunga yang ada didekatnya dilemparkan begitu saja hingga pecah. Gadis berjaket levis ini khawatir, khawatir jika Freya kenapa napa.
Dosanya sudah banyak dan lebih bodohnya lagi ia tak bisa menolak apapun permintaan papa nya. Semua diluar kendalinya membuat Flora meninggal.
"Semoga kamu selamat Fre."
oOo
Kampus hari ini terlihat sangat ramai oleh para mahasiswa dan mahasiswi. Suasana ramai begini yang membuat Freya malas bertemu orang banyak. Jadi Freya lebih memilih membaca materi dicafe sebrang kampusnya.
Suasana cafe yang nyaman karena lilin aromaterapi ini membuat Freya betah berlama-lama disini sendiri.
Dirinya sangat fokus pada laptopnya, tak memperdulikan area sekitarnya. Sampai ada orang sudah berdiri didepannya saja ia tidak tau.
"Freya."
Merasa namanya dipanggil, Freya mendongakan wajahnya menatap orang yang sudah berdiri dihadapannya. "Floran."
"Serius banget lu, sampai kacamata lu turun gitu. Btw gua boleh duduk disini ga?"
Freya mengangguk. "Duduk aja."
Floran duduk disebrang bangku Freya. Floran mengeluarkan laptopnya, beda halnya dengan Freya, Floran malah bermain game dilaptopnya dengan kuping sudah disumpal oleh headset gaming nya.

YOU ARE READING
Caramel Latte (FreFlo) ✓
Teen Fiction"Flora kenapa suka banget sama caramel?" Tanya Freya sambil menyandarkan kepala nya di bahu Flora Flora tersenyum menatap wajah kekasihnya dari samping. "Karena caramel itu manis walau sedikit pahit. Sama seperti Freya yang manis semanis caramel."...