🍁Tidak mau mendengarkanmu

29.8K 2.4K 28
                                    

Bagian empat puluh
.
.
.

Tandai typo!

Follow RosianaSalma

🍁🍁🍁

Kembali melewati meja resepsionis. Telingaku disapa kalimat yang mengusik rumah tanggaku saat ini. Wanita yang berbicara terbata tadi dan wanita bergincu itu tengah membicarakanku dan mas Rafka.

"Kasian juga istri pak Rafka sekarang. Memang sih, mbak Nindi masih terikat kerja dengan pak Rafka. Tapi aku yakin deh, mbak Nindi masih berharap sama pak Rafka. Padahal dia sendiri yang menuntut cerai dan milih gitaris terkenal pebinor itu." Wanita dengan gincu merah itu memperlihatkan wajah kasihan. Cepat-aku melangkah keluar gedung. Tidak ingin mendengar kelanjutan percakapan dua wanita itu.

Gitaris?

Jadi ini yang membuat mas Rafka melarang Rafli untuk bermain gitar. Ternyata ada kaitannya juga dengan alasan mereka berdua bercerai.

Sungguh, sekarang aku ingin terbahak. Dia melarang Rafli bermain gitar karena perempuan yang dia cintai direbut seorang gitaris. Hah, ini lucu sekali.

Dia sampai menjatuhkan mimpi besar Rafli menjadi gitaris terkenal hanya karena perasaanya yang tersakiti oleh seorang gitaris?

Lihat saja nanti. Aku tidak akan tersenyum atau memberikan perhatianku padamu mas Rafka barang sedikitpun walau status kita suami istri. Kalau perlu aku minta Omah buatkan kamar kecil yang terpisah dari rumah sampai dia benar-benar tidak ada hubungan dengan mantan istrinya.

Aku tidak akan menangis. Cukup satu tetes saja. Tidak ada gunanya menangisi hal seperti ini.

Ayok May, tenangkan dulu hatimu. Kamu pasti bisa melewati drama rumah tangga ini.

Apik pasti sudah menungguku di gerbang sekolah. Tidak ada waktu memikirkan hal yang tidak penting. Aku harus menjemput Apik sekarang.

🍁🍁🍁

Baru saja menginjakan kaki di rumah ini bersama Apik. Aku dikejutkan dengan kehadiran Omah yang tepat di depan pintu.

Omah mondar mandir tidak jelas. Dia seolah sedang menungguku. Saat matanya menangkap kepulangku dan Apik, omah langsung menyerbuku. Menghampiriku terburu-buru sampai kakinya tidak sengaja keseleo. Untung saja aku dengan cepat menangkap tubuhnya.

"Hati-hati Omah. Omah baik-baik saja?"

"Omahh baik-baik saja. Kamu gak apa-apa May?" Tanyanya khawatir.

"Aku gak apa-apa Omah, omah tenang aja, apa yang terjadi?" Kenapa omah begitu panik saat melihatku.

Omah berdecak, dia tepuk pelan bahuku.

Tiga Laki-laki Dalam Hidupku [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora