Last Bloodshed

58 11 0
                                    

The last part for this story
~ Semoga kalian suka ~

••

"Kenapa? kaget?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa? kaget?"

Lizora tak menduga kalau Ray juga salah satu pelakunya. Namun, ia baru teringat beberapa jam yang lalu sebelum dirinya pingsan, ia dipukul dengan tongkat baseball oleh cowok, yang ternyata itu adalah Ray.

"Brengs*ek lo" pekik Lizora.

"Lepasin gue!"

"Mandiri dong, kan punya tangan masa mau dilepasin" ujar Ray.

Emosi Lizora semakin memuncak, tak tau seberapa kesalnya dia. Dengan sekuat tenaga ia melepas tali dengan paksa. Untungnya ia masih memegang pisau yang tadi ia ambil, memudahkannya untuk memutus tali itu.

Ray menghampiri Megan, memegang tangannya kemudian menciumnya didepan Lizora. "Lo jangan mesum disini anj*ing!"

"Oh iya, masih ada orang ternyata. Ayo sayang ke dalem" ajar Ray kepada Megan.

Saat hendak pergi, pintu itu terbuka lebar dengan seorang cowok yang keluar dari sana.

"Siapa yang berani nyekap Gavin!" ucap cowok itu.

Ray terkejut karena cowok itu adalah orang yang sangat dia kenal, musuh dia dan teman temannya termasuk Gavin, Andra. Ia membawa empat anak buahnya yang ikut bersama dengannya.

Andra menatap Ray, kemudian tertawa keras. "Jadi dia yang udah bikin Gavin sekarat"

"Haduh, katanya temen" Andra berdecak. "Kasian deh Gavin punya temen kayak lo, udah nyusahin, eh sekarang musuhin"

"Ngapain lo kesini?!" tanya Ray.

Andra semakin maju dihadapan Ray. "Dia" tunjuknya kepada Gavin. "Musuh gue"

"Cuma gue yang boleh bikin dia mati"

Lizora tak peduli siapa yang datang, ia hanya fokus melepas tali yang terikat.

Dorr!

Deg! Lizora menoleh ke arah Gavin. Darah mengalir deras dari tubuhnya setelah Andra melesatkan peluru tepat didadanya. Ia beralih menatap Andra. Emosinya semakin memuncak setelah melihat abangnya tertembak. Dan tali itu berhasil terlepas dari tubuhnya. Lizora berdiri dengan memegang pisau ditangannya.

"Eh, adeknya lepas. Mau dibuat kayak abang lo itu?" tanya Andra.

Ray tersenyum kemudian bertanya. "Mau mati ditangan gue... atau ditangan Andra?"

TELL METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang