37. Harrison Ambrosius

7.2K 859 8
                                    

Dalam ruangan remang remang yang hanya diterangi dengan dua buah lilin, terdapat dua laki laki berbeda umur yang saling menatap. Laki laki lebih tua menatap tajam laki laki bertudung didepannya. Raut wajahnya memerah menahan amarah dengan tangan yang terkepal sempurna di atas meja. Aura dominan  sangat mengintimidasi laki laki di depan yang berdiri tegak.

"Menjalankan rencana yang mudah saja kamu tidak bisa?!" Laki laki tua itu menggeram marah.

"Maaf, Ayah. Aku melupakan para manusia di kuil suci yang mengenali sihir milik bangsa demon," sahut laki laki bertudung itu menunduk.

"Dasar bodoh!"

"Kamu membuatku malu. Aku Harrison Ambrosius, seorang demon terkuat di Tartarus dikalahkan oleh manusia lemah seperti mereka," bentaknya.

Ya, benar. Laki laki tua itu Harrison Ambrosius. Demon yang memberontak kepada Evander Fillips, Dewa Kematian. Demon yang berani melawan titah dari pemimpin nya sendiri. Demon licik dan juga serakah.

Harrison tidak pernah puas walaupun ia termasuk demon terkuat dan juga menjadi demon yang paling dipercaya oleh Dewa Kematian. Ia tidak mau hanya menjadi bawahan Dewa Kematian. Harrison ingin menjadi raja penguasa yang terluas.

Tapi Harrison tidak mungkin menggulingkan tahta Dewa Kematian. Kekuatanya tidak mungkin sepadan dengan kekuatan Dewa Kematian yang sangat kuat. Kekuatan nya hanya sepertiga dari kekuatan Dewa Kematian. Jika Harrison bertarung dengan Dewa Kematian sudah dipastikan ia hanya akan menerima kekalahan.

Untuk itu Harrison lebih memilih merencanakan untuk keluar dari dunia bawah dan naik ke dunia tengah. Laki laki itu mengorek informasi cara menembus dinding pembatas dua dunia. Bahkan ia juga memperhatikan demon yang berjaga di gerbang pemisah untuk mengetahui titik lengah dari mereka.

Akhirnya pemberontakanya dilakukan setelah mematangkan rencananya selama lima tahun lamanya. Walaupun harus mengalahkan belasan makhluk sesamanya, Harrison bisa keluar dari dunia bawah. Dengan keadaan yang cukup buruk karena sebelumnya dia harus menghabisi para demon penjaga ia bisa menapakan kaki nya di tanah dunia tengah.

Dengan tertatih-tatih Harrison berjalan menyusuri hutan tempat pertama kali dia menginjakkan kakinya di dunia para manusia. Berbekal insting yang dia miliki, ia bisa sampai di sebuah kota kecil.

Para penduduk yang berada di kota itu memandang dirinya heran. Penampilan nya memprihatinkan dengan pakaian yang compang camping dan luka di sekujur tubuhnya. Untung saja aura demon nya sudah ia samarkan, sehingga tidak ada satupun orang yang mengenalinya sebagai demon. Mereka mengira jika Harrison hanyalah korban dari perampok dihutan.

Saat beristirahat dibawah pohon, seorang gadis cantik mendatanginya dengan membawa keranjang ditangannya.

Gadis itu mengamati wajah Harrison yang terbilang tampan untuk ukuran seorang demon. Pipi gadis itu bersemu merah ketika Harrison menatap balik.

Kening Harrison berkenyit bingung karena kedatangan gadis asing itu. "Ada apa?" Tanyanya.

Suara serak milik Harrison membuat gadis itu salah tingkah. Pipinya semakin memerah dengan senyum yang tertahan. "Ini! Aku hanya ingin memberikan ini," ucapnya sembari menyodorkan keranjang yang berada ditangannya.

"Apa itu?" Harrison menatap lekat keranjang tersebut.

"Ada obat untuk mengobati lukamu dan juga beberapa roti," jawab gadis itu.

"Tidak perlu," tolak Harrison.

"Tapi lukamu harus diobati."

"Aku bilang tidak perlu. Luka ini akan sembuh sendiri nantinya," kilah Harrison tetap menolak bantuan gadis asing didepannya.

Untouchable Lady [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora