43. Jiwa Rafael

6.7K 889 28
                                    

"Siapa yang mengirimmu kemari?"

"Apa yang kamu maksud Elizabeth?" Rafael bertanya balik.

"Jangan berpura pura bodoh, Rafael!"

"Apa dia memberikan syarat padamu untuk menjaga rahasia tentang hal ini, Rafael?"

Tangan Elizabeth mengetuk ngetuk kening nya dengan gaya berpikir. "Aku harus memanggilmu apa ya? Ingin memanggil Rafael tapi kau bukan Rafael?" 

Deg

Badan Rafael menegang kaget.

"Kamu hanya jiwa asing."

Rafael membelak dengan mulut terbuka sedikit. Manik matanya bergerak gerak ke kiri kanan karena gelisah. Dia gugup setengah mati. Apalagi tatapan mata dari Elizabeth yang begitu tajam seperti pisau yang menusuk raganya.

"Bagaimana kau bisa tau?

"Emmm karena aku Dewi Alam," jawab Elizabeth terkekeh geli.

"Aku mengetahui semuanya. Yang berada didisini memang raga milik Putra Mahkota Engrasia tapi jiwa nya bukan miliknya. Melainkan hanya jiwa asing yang terlempar dari masa depan."

"Oh maaf aku salah. Maksudku jiwa asing yang dikirim ke masa lalu oleh Dewa Kehidupan benar bukan?"

Rafael menganguk-nganguk singkat. Sepertinya topeng rahasia sudah terbongkar, sekarang tidak perlu lagi berakting seolah-olah dia itu Rafael yang asli.  "Jadi kau tau siapa diriku yang sebenarnya?"

"Tau."

Raut Elizabeth yang tadinya masih ramah kini berganti dengan raut marah. Hembusan nafasnya menderu cepat. Dia diam sebentar menarik nafasnya panjang guna mengumpulkan tenaga untuk berteriak.

"Lo itu Leon Narendra Mahardika. Cowok yang setiap hari gangguin gue bangsat!" Keluar sudah jiwa asli Serena. Rasa kesal yang ia rasakan saat ini tersampaikan berkat teriakan menggelarnya.

Dia benar benar tak menyangka. Dia kira transmigrasi jiwa bisa menjauh dirinya dari Leon. Nyatanya laki laki itu malah ikut bertransmigrasi. Dan bisa bisanya dia berada di raga Rafael. Dia mengharapkan Leon bertransmigrasi ke raga pengemis saja, itu lebih baik. Sungguh sial nasibnya!

"Dan sekarang lepas topeng palsu lo itu dihadapan gue!"

Rafael menunduk dan tertawa pelan. Saat mendongak wajahnya berubah tengil, persis seperti Leon pada kehidupan pertamanya Elizabeth.  "Haha ketahuan deh," ujarnya.

Ingin sekali Elizabeth memukul kepala laki laki itu. Wajah tengilnya membuat emosi Elizabeth melonjak dengan pesat. "Kenapa lo bisa ada disini, Leon? Apa yang terjadi setelah gue meninggal?" Tanyanya menatap menyelidik.

"Gue bunuh diri."

Elizabeth menatap muak Rafael berjiwa Leon. "Dasar gila!"

"Gue gila karena lo meninggal, Serena!" Sentak Rafael berteriak marah.

Bayang bayang kematian Serena melintas kembali dipikirnya. Wajah pucat penuh darah begitu menyayat hatinya. Ya Leon akui dia gila. Ia tidak terima Serena pergi meninggalkan nya.

Elizabeth tidak habis pikir dengan alasan konyol Leon. Sepertinya Leon wajib di nobatkan sebagai laki laki bulol alias bucin tolol sejagat raya.

"Tapi ga usah bunuh diri juga bego! Gue paham lo suka sama gue, tapi gunain otak kecil lo itu untuk berpikir!"

Allard dan David menatap perdebatan antara Elizabeth dan Rafael dengan ekspresi yang berbeda. Allard memandang bingung sedangkan David tersenyum senang.

"Apa ini sebenarnya? Jiwa asing?" Tanya Allard tidak mengerti.

"Ya, sesuai yang Anda dengar. Jiwa yang berada ditubuh Putra Mahkota Engrasia bukanlah jiwa aslinya melainkan jiwa asing yang terdampar," timpal David menjawab.

Untouchable Lady [END]Where stories live. Discover now