Epilog

11.7K 941 25
                                    

Taman indah dengan bunga matahari yang memenuhi dari ujung kanan hingga kiri tempat Dewi Althia berada. Warna kuning dari bunga matahari sangat memanjakan setiap mata yang melihatnya. Memberikan kesan positif bagi seseorang yang melihat hamparan bunga matahari tersebut.

Dewi Althia duduk dikursi dibawah pohon rindang ditemani oleh Dewa Zeus yang disebelahnya. Keduanya diam menikmati keindahan sekelilingnya. Suasana damai dan tenang menerpa diri mereka. Suara angin yang berhembus mengalir lembut ditelinga.

"Tidak ada yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Dewi Althia tanpa mengalihkan atensinya tetap memandang lurus depan.

Dewa Zeus menoleh ke samping. Menatap wajah cantik gadis yang ia cintai dari samping. Pahatan wajah yang sempurna dengan bulu mata lentik, hidung mancung, dan rambut hitam legam bersinarnya. Bagi dirinya, gadis disampingnya adalah gadis paling cantik yang pernah ia temui.

"Tidak."

"Kamu yakin? Sepertinya ada hal yang harus kita bahas sekarang."

"Entahlah."

Dewi Althia menghela nafas kasar. Sifat kekasihnya memang menjengkelkan. Padahal dirinya penasaran tentang satu hal tapi Zeus malah bersikap biasa biasa saja. Tidak ada niat untuk menjelaskan sesuatu itu dengannya.

"Aku ingin mendengarkan sesuatu darimu."

"Sesuatu apa?"

"Hal yang kamu sembunyikan."

"Yang aku sembunyikan? Memangnya aku menyembunyikan apa?" Tanya Dewa Zeus polos. Sengaja sekali dia membuat gadis itu marah.

"Kamu benar benar membuat aku emosi Zeus. Cepat katakan! Atau aku tidak akan menemuimu selama sebulan," ancam Dewa Althia. Untung saja dia masih ingat kelemahan kekasih nya terhadapnya.

"Jangan! Kamu jahat sekali." Bibir laki laki itu memberengut, bertingkah bak seorang gadis yang sedang kesal. Hah, Dewi Althia memang tidak habis pikir dengan tingkahnya itu.

"Makanya cepat ceritakan!"

"Baiklah-baiklah."

"Darimana dulu yang harus aku ceritakan?" Tanya Dewa Zeus pada kekasihnya.

"Yang menurutmu paling penting saja dulu."

"Sepertinya kamu sangat penasaran ya tentang apa yang terjadi denganku.  Kalau begitu akan aku ceritakan secara detail tapi singkat."

Dewa Zeus bersandar pada sandaran kursi, matanya memandang kosong pada hamparan bunga matahari.

"Setelah kamu memutuskan untuk bereinkarnasi sebagai manusia, para Dewa Dewi gencar memaksaku untuk menjauhimu. Jelas waktu itu aku marah. Bagaimana bisa aku menjauhimu bahkan memutuskan hubungan yang sudah dijalani selama ratusan tahun? Itu bukan hal mudah untuk aku lakukan." Sorot matanya meredup mengisyaratkan kesedihan nya.

Sejak dulu para Dewa Dewi memang menentang hubungan percintaan antara keduanya. Alasan nya karena bagaimana bisa seorang Dewi yang ditugaskan menjaga alam semesta bahkan tiga dunia memiliki hubungan dengan dewa perang yang notabene nya dewa yang membuat kehancuran. Tidak masuk akal jika mereka berdua tetap memaksa mepertahankan hubungan. Tugas mereka sangat bertolak belakang.

Tapi penentangan mereka dilakukan sembunyi-sembunyi dibelakang Dewi Althia. Mereka tidak akan berani membicarakan tentang penentangan tersebut didepan sang Dewi Alam. Mereka hanya berani membicarakan didepan Dewa Zeus, karena mereka tau jika laki laki itu tidak bisa marah atau menghabisi mereka demi menjaga kehormatan Dewi Alam, kekasihnya. 

"Karena itu akhirnya aku  memutuskan untuk menyusulmu. Yah walaupun sebenernya itu hal mustahil yang dilakukan olehku, karena hanya kamu yang bisa bereinkarnasi menjadi manusia. Karena itu aku sempat putus asa. Tetapi saat aku ingat kalau aku pernah mendengarkan ceritamu soal air terjun kehidupan, aku menjadi kembali bersemangat."

Untouchable Lady [END]Where stories live. Discover now