37. Kata-kata Rose

643 132 17
                                    

"Oppa, ada apa dengan wajah mu?" Cemas Rose menanyakan lebam di wajah Rio.

"Aku terjatuh di lorong tadi, karena rasanya tak sabar untuk bertemu dengan anak istri ku" bohong Rio.

Di luar.

"Aku akan menuntut mu Kim" ancam Yuri

"Lakukan saja sesuka mu, junjung tinggi kesombongan dan keegoisan mu setinggi langit" kesal Taeyeon.

"Hyung, ada apa sebenar nya?" Tanya Nickhun pada Taeyeon.

"Dia yang memulai lebih dulu dengan memukul Rio, dan melarang bertemu anak istri nya, tentu saja aku tak terima" cerita Taeyeon.

"Aku tak akan memukul nya jika bukan karena dia pergi meninggalkan putri ku untuk bersenang-senang sendiri" tuduh Yuri.

"Diam kau Kwon, kita belum tahu kemana Rio pergi"

"Tuan Kwon, sebaik nya kita tunggu penjelasan dari Rio lebih dahulu, jangan gegabah, kita sebagai orang tua, harus bisa memberi contoh untuk anak cucu kita nanti nya" bijak Nickhun netral.

Tiffany keluar lebih dahulu, diikuti Rio yang menggendong Yoshi, lalu Rose yang masih berbaring diatas bangsa nya.

"Astaga, oppa" kaget Tiffany melihat wajah mantan suami nya itu babak belur.

"Sayang, luka hyung butuh diobati" ucap Nickhun, Rio terkejut tak menyangka sang ayah akan berkelahi dengan mertua nya.

"Papa?" Rose juga bingung, kenapa mertua dan suami nya babak belur di waktu bersamaan.

"Aku panggil Hyunie dulu" pamit Tiffany, ia kembali masuk ke ruang bersalin

"Hyunie, tolong oppa" pinta Tiffany

"Ada apa dengan oppa, unnie?" Seohyun ikut cemas, ia keluar untuk melihat Taeyeon, yang ternyata juga akan memasuki ruang bersalin untuk mengobati luka nya, mereka berpapasan di ambang pintu.

"Oppa" kejut Seohyun, kedua nya saling bertatapan, hati sang dokter tak karuan bertemu mantan setelah sekian lama, dalam kondisi terluka.

"Hyunie"

"Ayo kita obati luka mu" ajak Seohyun dia tak berani menarik tangan Taeyeon, lama tak bertemu membuat nya canggung, Tiffany keluar.

"Oppa, tolong antar tuan Kwon ke dalam" bisik nya pada Nickhun, sang suami mengangguk.

"Tuan Kwon, luka di wajah mu juga butuh diobati kan? Ayo kedalam" ajak Nickhun, Yuri pun menurut, meski ia tak separang Taeyeon.

"Ayo kita tunggu di ruang pemulihan Rose" ajak Tiffany pada Rio, sang menantu kembali di dorong menuju ke ruang pemulihan nya.

"Oppa"

"Ya sayang"

"Appa kan yang melakukan nya?" Tanya Rose, Rio terdiam, tak enak menjawab karena ada perawat yang mendorong bangsal Rose, mereka pun tiba, dan kini hanya ada Rio, Rose dan Tiffany.

"Oppa jawab" Rose masih menunggu sang suami membuka mulut nya.

"Iya" jawab Rio yang akhir nya berkata jujur, Rose langsung meneteskan air mata kekecewaan atas perbuatan sang ayah, yang memukul suami dan mertua nya.

"Tapi appa pasti punya alasan kenapa melakukan nya Rose, jangan salahkan dia" hibur Rio yang tak ingin hubungan ayah dan anak itu kembali renggang.

Diruang bersalin

"Apa yang terjadi? Oppa berkelahi? Seperti anak-anak saja" omel Seohyun yang menyeka luka di wajah Taeyeon dengan obat, Yuri sudah pergi bersama Nickhun menyusul yang lain.

"Aku hanya membela harga diri anak ku, Hyunie" jawab Taeyeon menatap wajah Seohyun yang berdiri tepat di depan nya.

"Aku percaya Rio tak seburuk yang mertua nya tuduhkan" cerita Taeyeon, Seohyun menatap kagum pada ayah kandung Rio itu.

"Oppa tidak berubah rupa nya" gumam nya.

"Ayo, aku antar oppa ke kamar Rose" ajak Seohyun, mereka berjalan beriringan berdua.

"Cucu mu sangat tampan oppa, dia mewarisi rambut hitam dan kulit mu" cerita Seohyun teesenyum menatap Taeyeon yang berjalan di samping nya.

"Benarkah? Aku belum sempat melihat nya tadi"

"Ini ruangan pemulihan Rose, oppa" kedua nya berdiri di ambang pintu.

"Baiklah, terima kasih hyunie"

"Sama-sama oppa" Taeyeon pun langsung membuka pintu nya, sambil tersenyum tipis.

Deg

Senyum nya memudar melihat semua mata diruangan itu menatap ke arah nya, ia lalu pura-pura memasang wajah serius lagi, dan menghampiri Rio yang tengah memangku Yoshi, Yuri duduk di kursi sebelah ranjang sang putri, diam karena Rose juga mendiam kan nya.

"Kenapa appa memukul mereka?" Tanya Rose lirih, Taeyeon, Tiffany, Rio, dan Nickhun pun langsung menatap ke arah Yuri dan Rose.

"Karena appa kesal dia tidak menemani mu saat hamil besar seperti ini, dan malah bersenang-senang sendiri" jawab Yuri, Tiffany menganga tak percaya.

"Aku tidak percaya" ujar Tiffany yang tentu lebih percaya pada Rio.

"Andai aku tidak datang tadi, akan seperti apa nasib putri ku?!" Kesal Yuri karena tak ada yang percaya pada nya.

"Appa tidak perlu khawatir, Rose sudah sudah menghubungi mama sebelum appa datang, dan oppa, dia pergi untuk mencari pekerjaan, bukan untuk bersenang-senang, oppa sudah berpamitan pada Rose, appa" jelas sang putri kecewa.

"Pekerjaan? Bukan kah kamu sudah bekerja di Im Building Rio?" Tanya Tiffany terkejut, tapi tidak dengan Taeyeon, karena dia sudah tahu, kini Rio yang sedang di interogasi oleh keluarga nya, dan Yuri oleh Rose.

"Rose kecewa dengan appa, kenapa harus memukul Rio dan papa?"

"Kim yang memukulku lebih dulu"

"Itu pasti appa memukul oppa tanpa alasan"

"Kamu membela nya?"

"Ya, karena appa salah, harus nya appa tanya lebih dahulu, tidak asal pukul, karena bagaimana pun oppa adalah ayah kandung dari cucu appa"

"Appa boleh membenci oppa, tapi ingat, dialah orang yang paling Rose cintai saat ini, selama nya, dia hanya ingin memastikan anak dan cucu mu memiliki masa depan yang cerah appa" Rose mulai menangis lagi, mengingat perjuangan Rio demi mereka, Yuri terdiam, ia menyesal, karena ia telah salah paham dan semua bisa di luruskan sekarang, tapi ia terlalu gengsi untuk meminta maaf.

Sedangkan Rio.

"Kenapa tidak bercerita pada kami?" Selidik Tiffany

"Rio ingin berusaha sendiri ma"

"Pada siapa mama akan menyerahkan agensi nanti jika bukan pada mu"

"Pada Yuna saja, Rio tidak tertarik ma"

"Yuna akan melanjutkan kantor papa" potong Taeyeon.

"Tidak, Yuna akan menentukan sendiri pilihan nya" balas Rio pada sang ayah.

"Lalu kenapa kamu meminta mama mu menyerahkan agensi pada dongsaeng mu?" Balas Taeyeon, Rio hanya tertawa lucu sambil menggendong Yoshi.


#TBC

OdioWhere stories live. Discover now