O6. Bye Bye

1K 103 1
                                    

Mereka berdua tak pernah menyadari jika di sekeliling mereka selalu ada manusia yang selalu menguping.

Phuwin sudah mengobrak-abrik meja kerja Pond disaat Pond pergi menghadiri rapat tadi. Kemudian pergi menghilang menenangkan diri di kantin lantai dasar.

Sebenarnya yang harus menenangkan diri Phuwin atau Pond?

Coba saja kalian menjadi Pond yang baru saja masuk ke dalam ruangannya dan menemukan barang-barangnya berserakan di lantai, sofa, dan karpet. Sudah cukup gila memikirkan tentang proyek belum lagi bonusnya yang satu ini.

"Bangsat." Pond mengumpat. Tidak berniat membereskan, ia memilih melempar dokumen kerjanya ke sembarang tempat lalu berjalan keluar dari dalam ruangan.

Gemini dan Joong yang sejak awal memperhatikan dengan seksama hanya terkikik melihat Pond yang mengomel dengan tangan mengacak rambut. Terlihat begitu kesal. Apa sebenarnya kejahatan yang sudah diperbuat oleh Pond.

Pond sudah memasuki setiap ruangan pada gedung perusahaan, dan tawanan yang tengah ia cari benar-benar pandai dalam menyembunyikan diri. Hanya satu tempat yang belum ia masuki, kantin.

Semuanya membungkuk, diam, melihat Pak bos Naravit berjalan masuk ke dalam kantin. Dengan rambut yang sudah acak-acakkan, tanpa ada niatan menengok ke samping kanan atau kiri, hanya berjalan lurus, hingga tepat menemui sasarannya.

"Apa yang kau inginkan?" Pond bersungut, duduk di depan Phuwin yang tengah mengunyah pancake madunya, lalu menelannya dan tersenyum,

"You." Phuwin menjawab singkat

Pond menyerah.

Waktunya sudah habis terbuang sia-sia karena tunangannya ini, ditambah dengan jawaban yang cukup bermutu dari Phuwin, masih untung pembuluh darahnya tidak pecah.

"Aku sedang serius." Pond memperingati.

"Aku juga." Phuwin membalas.

➖🌻➖

Pond meneguk habis air es di hadapannya. Setelah menyuruh seseorang untuk membereskan seluruh kekacauan di ruangannya, Pond segera kembali mengecek berkas yang terakhir ia bawa.

Sayangnya itu gagal karena ketiga temannya sudah menariknya keluar untuk sekedar mengobrol. Dan Pond jadi jengkel sendiri karena ia kembali menelantarkan pekerjaannya.

"Kenapa kalian sama menyebalkannya seperti Phuwin, sih." Pond berceloteh.

Joong dan Gemini hanya berpandangan dan menahan tawanya.

"Ini hari terakhir sebelum kau berangkat dalam bisnis panjangmu, apakah kau lupa sesuatu?" Joong menengahi.

Pond hanya mendengus, mengingat besok ia harus berangkat ke Prancis. Semua barang bawaan sudah ia siapkan. Mungkin hanya tinggal memasukkan beberapa kemeja lagi.

"Lalu kau sama pelupanya seperti Gemini." ujar Neo menunjukkan sesuatu.

"Memang apa yang aku lupakan?" Pond bertanya.

"Lihat? Kau memang pria yang harus dihindari." Neo segera menegakkan tubuhnya, "Cepat temui Phuwin dan bertanya padanya."

➖🌻➖

Kalian percaya jika Phuwin sekarang memasak?

Jangan pernah percaya karena ia sendiri tengah memukuli panci dengan spatula di dalam sebuah kamar dan lebih spesifiknya, di atas ranjang. Lihat saja bagaiamana ia berteriak-teriak kalau saja Mamanya Pond tidak mengenalnya dengan baik, mungkin Phuwin sudah menangis meraung-raung karena digigit dan dicabik oleh anjing penjaga rumah.

Boom! - PondPhuwinWhere stories live. Discover now