O7. Wedding

1.7K 113 4
                                    

Ini belum hari paskah, tapi orang-orang sudah menawarkan telur hias dan kue kering di pinggir jalan membuat Phuwin pusing melihatnya. Lebih baik menghadap ke depan dan memejamkan mata.

"Kapan sampainya?" Phuwin merengek kesal.

"Mungkin tiga jam lagi." Pond menyahut. Menoleh sebentar dan kembali pada fokusnya.

Tiga jam?!

Phuwin sudah cukup bosan duduk di kursi samping Pond sejak setengah jam yang lalu, dan Pond baru saja memberitahunya kalua masih ada sisa tiga jam lagi hingga ia bisa berlari keluar dari dalam mobil membosankan ini. Dikira nyaman duduk terus seperti ini, Phuwin bahkan sudah menaksir kadar pantatnya yang mungkin akan semakin tipis karena ia harus duduk terus seperti mayat hidup.

"Ayo membeli cemilan. Kau ingin membuatku kurus lemas tak berdaya besok pagi? Pond..." Rengekkan Phuwin sudah terlihat seperti bayi besar. Selain kakinya yang menendang-nendang di bawah sana, tangannya terus saja menarik lengan kemeja Pond. Beruntung itu tidak robek.

"Kau mau membeli telur-telur itu?" Pond menjawab tanpa menoleh. Phuwin hanya tersenyum kecut dan kembali melemparkan punggungnya pada sandaran jok. Phuwin bahkan sudah lupa bahwa beberapa waktu yang lalu ia benci melirik setiap toko emperan di sepanjang jalan.

Menyebalkan sekali mengingat tentang fakta jika ia akan segera menikah dengan Pond besok pagi. Jika saja ia berkesempatan memberi kue kering dan telur paskah itu sekarang juga, ia akan benar-benar memaksa Pond untuk memakan kue kering itu sembari memukulkan sekeranjang telur pada kepalanya.

Fantasi Phuwin berhenti akibat suara decitan rem mobil. Tubuhnya ikut terdorong ke depan dengan kuat. Phuwin segera menoleh ke arah jok pengemudi. Ingin mengamuk pada Pond tapi yang dirinya temukan kursi samping sudah kosong. Seperti memiliki kekuatan teleportasi. Hanya dalam hitungan detik, Pond sudah hilang dari penglihatan Phuwin. Atau karena sangat mahalnya mobil ini sampai-sampai suara pintu pun tidak terdengar sama sekali. Memang berapa banyak uang yang dikeluarkam oleh Pond untuk mobil ini. Benar-benar.

"Setidaknya bawa handphonemu saat bepergian. Menyebalkan!" Phuwin sudah berteriak menyadari jika Pond meninggalkan semua barangnya di dalam mobil kecuali kunci mobil dan dompet tipisnya.

Phuwin kembali mengetuk-ngetukkan jarinya pada dashboard seraya bersenandung. Sebenarnya apa yang sedang dilakukan Pond sekarang sehingga membuat Phuwin bosan tak kepalang di dalam sana. Awas saja saat kembali nanti, Phuwin benar-benar akan menancapkan setiap pensilnya pada sekujur tubuh Pond.

"Berapa lama lagi?! Astaga!"

Tepat setelah Phuwin mengatupkan mulutnya, Pond muncul dengan sekantong belanjaan, Burger dan soda dari toko makanan cepat saji terdekat. "Berhenti merengek. Cepat dimakan lalu cepat tidur." sergah Pond dengan tangan sibuk memasukkan kunci mobil dan memutarnya.

Phuwin berdecak. Baru saja ia berpikir betapa kerennya Pond membelikan burger dengan ekstra bawang bombai ini. Dan itu pupus mengingat ucapan Pond barusan.

"Kau menemukan makanan ini dimana?" Phuwin bertanya.

"Lima kilometer dari pom bensin yang kita kunjungi." Pond menjelaskan.

Jauh juga.

➖🌻➖

Tidur sudah, mengganggu Pond sudah. Lalu apa yang harus dilakukan Phuwin sekarang.

Pinggangnya sudah mati rasa karena terlalu lama duduk. Atau karena posisi tidurnya yang salah. Yang jelas Phuwin benar-benar bosan sekarang ini, "Pak Pond, apakah masih jauh? Pinggangku sudah kesemutan."

Boom! - PondPhuwinWhere stories live. Discover now