🍃Adeline_13

77.1K 5.6K 164
                                    

Happy Reading!

"Ayo!" Ajak Dave mengulurkan tangannya.

"Kenapa kita ke rumah sakit, Dave?" tanya Adeline was was. Jangan-jangan selama ini Dave berpura-pura baik hanya untuk menjebaknya melakukan aborsi.

Tukk

Dave mengetuk kening Adeline pelan. "Jangan berpikir sembarangan, sayang. Kita harus periksa untuk penerbangan besok." ucap Dave membuat Adeline merenggut lalu keluar dari mobil.

"Aku tidak mau pergi." ucap Adeline pelan.

"Jangan membuatku marah." bisik Dave lalu merangkul pinggang Adeline kemudian melangkah memasuki rumah sakit.

Dave langsung mengajak Adeline memasuki ruangan dokter.

"Kalian datang lebih awal." ucap dokter Nadya yang merupakan tante Dave.

Dave membantu Adeline berbaring. "Kami akan pergi belanja setelah ini." ucap Dave lalu berdiri di samping brankar.

Dokter Nadya mengangguk lalu mulai pemeriksaan.

"Kandungan Adeline normal. Tidak masalah jika kalian melakukan penerbangan. Hanya saja sebaiknya jangan lakukan aktivitas apapun hari ini dan ingat untuk minum vitamin dan penguat kandungan."

Dave membantu Adeline bangun.

"Oh ya. Apa Adeline masih morning sickness?" tanya dokter.

"Tid.."

"Aku yang mengalaminya." ucap Dave membuat Adeline menatap pria itu. Benarkah?

Dokter Nadya tersenyum. "Pantas saja Adeline terlihat sehat." ucap dokter membuat Adeline diam lalu bertanya.

"Maksud dokter saya gendut?"

Apa?

"Tidak, nak. Bukan itu maksudku." bantah dokter Nadya lalu melirik Dave agar mengajak istrinya pergi. Akan repot nanti kalau Adeline yang sedang sensetif semakin salah paham.

Tanpa kata lagi, Dave segera menggendong tubuh Adeline keluar dari ruangan dokter.

"Katakan padaku, apa aku gendut Dave?" tanya Adeline yang masih penasaran. Ia tahu tubuhnya semakin berisi hanya saja Adeline ingin tahu pendapat Dave.

"Tidak, sayang. Jika kau gendut aku tidak akan bisa menggendongmu seperti ini." ucap Dave lalu sesekali menaik turunkan Adeline digendongannya seperti sedang berolahraga.

"Hentikan, Dave! kau ingin aku jatuh?" tegur Adeline membuat Dave berhenti.

"Maaf." Ucap Dave lalu menurunkan Adeline begitu mereka berada di luar ruang dokter.

"Ck! Lagipula kau bahkan bisa mengangkat beruang besar, Dave. Jadi hal seperti itu tidak bisa jadi patukan." ucap Adeline yang entah mengapa merasa kesal.

"Iya sayang. Kau gendut."

Apa? Dasar Dave sialan. Jika sudah terlanjur berbohong. Setidaknya lakukan lebih lama.

Eh? Adeline segera menarik lengan Dave untuk sembunyi.

"Ada apa?" tanya Dave heran.

"Ada Rossa." beritahu Adeline pelan membuat Dave mengernyit. Memangnya kenapa kalau ada Rossa atau rusa sekalian. Apa peduli Dave.

"Kenapa Rossa mengantre untuk menemui dokter kandungan?" gumam Adeline menatap Dave seolah bertanya.

"Kanker rahim mungkin?" ucap Dave santai.

"Aamiin." ucap Adeline menyahut lalu memukul lengan Dave pelan.

"Ayo pergi!" ajak Dave namun Adeline menggeleng.

ADELINE : Live Again To Change The FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang