Waktu terus berjalan tanpa Aurora sadari. Namun Aurora masih berada di tempat Nathan. Duduk menyender di bahu Nathan sambil menonton para bujangnya melakukan konser. Sayangnya, Aurora hanya bisa menonton online karena ayahnya tidak akan mengizinkan Aurora untuk menonton konser itu secara langsung.
Nathan juga sedang sibuk mabar dengan teman-temannya yang entah berada di mana. Sejak tadi, dia hanya mengumpati teman-temannya yang juga mengumpati dirinya karena game tersebut.
Aurora mah tidak peduli dengan semua itu hingga Aurora menyadari bahwa jam sudah menunjukkan pukul 21.06.
"NATHAANNNNNN!!!" teriak Aurora kencang.
"ARGH! Mati gue!" teriak Nathan. Dia menoleh pada Aurora yang sudah duduk tegak di sebelahnya.
"Kenapa sih, Bi?"
"Udah jam 9, anterin gue pulang!"
"Lah?!" Nathan mengecek jam di ponselnya yang ternyata benar sudah menunjukkan pukul 21.07.
"Mampus gue!"
Aurora segera berlari ke kamar Nathan untuk mengambil tasnya.
"Ra! Sekalian jaket gue!" teriak Nathan sambil mencari-cari kunci motornya yang entah diletakkan dimana tadi.
"Kenapa nggak ngingetin sih kalo udah malem?!" sungut Aurora saat keluar dari kamar Nathan dengan menggendong tasnya dan menenteng jaket hitam milik Nathan.
"Nih!" Aurora melemparkan jaket itu pada Nathan agar bisa memakai jaketnya sendiri.
"Ya, mana gue tahu! Lo juga nggak bilang dari tadi kalo udah malem!" jawab Nathan sambil memakai jaketnya sendiri.
"Ah! Elo!" sungut Aurora.
"Udah ganteng kan gue?" tanya Nathan pada dirinya sendiri sambil menatap rambutnya di depan cermin.
"Ayo cepetan! Nggak usah kebanyakan ngaca!" Aurora menyeret Nathan menuju ke pintu.
"Bentar, Bi. Rambut gue belom rapi."
"Lo mau tanggung jawab, gue pulang telat, heh?!"
Dengan cepat, Nathan menggeleng. Dia berjalan cepat keluar dari apartemen membuat Aurora tertinggal di belakang karena tidak dapat menyamakan langkah kakinya dengan Nathan.
"BI!! AYO CEPETAN JALANNYAAAA!!! LELET BANGET SIIIHHHHH!!!"
***
Motor Nathan berhenti di depan rumah Aurora. Aurora dengan cepat melompat turun dari motor Nathan. Jantungnya berdegup kencang melihat ada sebuah mobil sedan putih milik papanya yang terparkir di depan rumah, begitu juga dengan Nathan.
Aurora menoleh pada Nathan yang menampilkan cengiran polos.
"Gue duluan ya, Bi, babai!"
"Na-!"
Aurora menghembuskan napasnya pelan saat motor Nathan melesat begitu saja membawa pemiliknya pergi.
"Dih! Nggak gentle banget jadi cowok! Main kabur aja!"
Pengecut!
***
"Dari mana aja kamu? Kenapa baru pulang?" tanya Hardi –papa Aurora saat Aurora masuk ke dalam rumah.
"Maaf, Pa," lirih Aurora. Aurora hanya bisa menunduk tidak berani menatap wajah Hardi.
"Kamu nggak lihat sekarang jam berapa, Rora?!" seru Hardi lagi.
Aurora melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 21.36.
"Papa tanya kamu dari mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan! Balikan Yuk!
Teen Fiction"Selingkuh mulu lo! Heran gue!" "Bi, kok lo di sini?" tanya Nathan. "Orang gue sekolah di sini ya jelas gue ada di sini," jawab Aurora cuek. "Bi." "Apaan?" "Lo marah?" "Enggak." "Ya udah gue mau lanjut selingkuh lagi." "Silakan." Nathan itu playboy...