Liburan.

9 1 0
                                    

'Tok tok'

"Nghh..." Hu Tao melenguh pelan dengan mata yang masih tertutup lalu menarik kembali selimut tebalnya itu. Ketukan itu masih terus berlanjut selama beberapa saat sebelum akhirnya pintu berukuran besar itu terbuka, menampakan Xiao yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya.

"Qiqi, ayo bangun, sekolah." Xiao menepuk pelan pipi adiknya itu lalu menarik kedua tangannya agar Qiqi terbangun dari tidurnya. Qiqi bergumam tidak jelas, mungkin merasa kesal karena Xiao membangunkannya ketika sedang bermimpi.

Walaupun begitu, Qiqi tetap turun dari atas tempat tidur dan berjalan ke arah kamar mandi dengan setengah sadar. Gravitasi tempat tidur yang kuat itu memang harus dikalahkan.

"Hu Tao. Sarapan yuk?" Tidak ada jawaban, ia sepertinya tertidur dengan lelap. Xiao tidak ingin mengganggu pagi Hu Tao tapi dia harus izin untuk berangkat ke sekolah. belum lagi, Hu Tao harus sarapan karena jadwal makannya harus seperti itu.

Hu Tao kalau pagi harus sarapan, antara jam setengah tujuh sampai setengah sembilan. Kalau siang, dia cuma makan daging atau buah. Malamnya dia boleh makan apa saja antara jam tujuh sampai sembilan, tapi harus tetep diperhatiin porsinya, begitulah titipan dari Yelan untuk Hu Tao.

"Hu Tao, ayo bangun." Xiao menusuk-nusuk pipi gadis itu dengan lembut agar tidurnya terusik.

"Masih ngantuk-

"Sarapan dulu." Hu Tao mengerjapkan matanya pelan, butuh waktu selama beberapa saat agar nyawanya terkumpul kembali. "Cuci muka dulu, habis itu sarapan." Hu Tao tahu, pasti Yelan mengatakan sesuatu mengenai jadwal makanannya kepada Xiao. Huft, wanita itu memang tidak ada disini, bukan berarti Hu Tao bisa bebas.

"Iyaa sarapann iyaaa." Mata bulat gadis itu sudah terbuka dengan sempurna walaupun bibirnya mengerucut sebal. Harusnya dia bisa bangun lebih siang karena hari libur, ah kak Yelan menyebalkan.

Hu Tao menyibakan selimut tebalnya lalu berjalan mengikuti Xiao yang sudah berjalan terlebih dahulu. Walaupun sudah sadar, matanya masih terasa sangat berat. Jika Xiao tidak sigap, mungkin Hu Tao sudah terjatuh ketika menurunin anak tangga rumahnya.

"Kamu mau oat aja atau daging ayam?" Tanya Xiao ketika Hu Tao sudah duduk di kursi meja makan. Gadis itu menguap sejenak baru membalas pertanyaan Xiao, "Oat aja, biar gampang ngunyahnya." Jawab Hu Tao dengan suara sedikit serak khas bangun tidur.

Butuh beberapa menit bagi Xiao untuk menyiapkan sarapan Hu Tao. Untuk sarapan Qiqi, Xiao udah menyiapkannya sebelum membangunkan mereka agar tidak terburu-buru.

Oat biasanya ditambah susu sama strawberry, gumam Xiao pada dirinya sendiri. Ia sudah menyeduh air hangat, berarti dia hanya perlu membersihkan dan memotong buah strawberrynya. 

Mendengar kabar akan kembali ke Desa, orang tua Hu Tao langsung menyiapkan bahan-bahan makanan dan menaruhnya di kulkas agar mereka tidak kekurangan bahan makanan. Bahkan, rak dapur yang biasanya kosong itu sudah diisi dengan berbagai macam camilan ringan.

Hu Tao merasa itu agak berlebihan sebenarnya karena kemungkinan besar hanya ada mereka bertiga disini. Atau mungkin dua dan empat orang? Bisa saja Xiao tidak sering-sering menginap, Yelan juga belum tentu pergi kerumahnya, 'kan? Jadi yang pasti ada dirumah ini cuman Hu Tao dan Qiqi yang makannya tidak seberapa itu.

"Kak Xiao, dasi aku dimana ya?" Tanya Qiqi yang datang dengan tas berwarna biru mudanya itu, sepertinya dia kehilangan dasi.

"Dasi kamu di meja ruang tamu. Tadi pagi Bibi kesini, katanya ketinggalan."

"OH IYA. AKU LUPA BAWA!!" 

"Makan dulu aja, nanti kakak ingetin." Xiao menarik lengan gadis yang hampir saja akan berlari menuju ruang tengah itu.

Perfect Stars.Where stories live. Discover now