Bab 02: Ber-hts?

25 1 13
                                    

Ck! Apakah kalian tahu? Setelah sekian lama, akhirnya aku ber hts dengannya, tapi, mengapa harus hubungan tanpa status? Mengapa tidak pacaran saja? Tidak asik! Dan lagi-lagi aku mengumpatinya seribu kali lebih. Dan dia berhubungan tanpa status itu bukan hanya denganku, tapi dengan para penggemar lainnya. Satu kata. Brengsek! Bahkan, menurutku umpatan dan caci makian saja masih belum cukup untuk menjatuhkannya. Aku hanya ingin dia lenyap.  Itu saja.

Dan, setelah beberapa bulan, dia ternyata menyukaiku, setengah menyukaiku, dan setengahnya lagi, untuk seseorang. Aku berhasil menjadikannya dia seperti rumahku dan duniaku.

Tapi, kita tidak pernah berbincang.

Hanya saling bertatap-tatapan saja menurutnya dan menurutku sudah cukup.

Tapi, yang ku mau bukan itu, tapi, aku mau dia mendekatiku, dan menjadikan ku kekasihnya.

Tapi itu sama sekali tidak dilakukan olehnya.

Dan, beberapa minggu aku tidak bertemu dengannya. Lalu, dia akui dia rindu padaku. Rindu. Tapi setelah itu teman dekatnya memberitahuku bahwa dia sudah memiliki kekasih. Apakah itu brengsek?? Sangatt!!!

Tapi, bodohnya aku, aku masih saja, menyukainya. Aku masih peduli dengannya, perhatian, memberikan semua kasih sayangku padanya, segalanya ku berikan.

Aku, aku tidak ingin dia terluka.

Tapi, dia sendiri, tidak pernah peduli padaku. Aku sakit hati saja dia tidak peduli. Aku demam tidak peduli. Ck! Sakit sekali!

Aku butuh, butuh seseorang yang peduli denganku,

Hanya itu.

Tapi mana mungkin aku bisa mendapatkan seseorang yang peduli dan memberikan seluruh kasih sayang nya padaku? Ku rasa, itu sangatlah jarang dan limited edision, alias hanya terbatas. Terbatas hanya di dalam kehidupanku karena menurutku, aku tidak semenarik itu, aku biasa saja, tidak seperti temanku yang bernama Rebeca Dinara, seorang gadis cantik putih yang disukai banyak oleh laki-laki, aku juga sampai pernah curiga pada Anggara bahwa dia menyukai teman ku, satu satunya teman terbaikku yang selalu ada di sisiku dlalam keadaan apapun diriku.

Aku curiga sampai sampai aku bertanya kepada sahabat perempuannya mengapa dia memperhatikan temanku? Hanya karna persoalan memperhatikan saja lah aku sampai sampai bernekat bertanya kepada sahabatnya mengapa dia menatap temanku seperti itu. Apakah karna dia suka? Aku cemburu? Jelas.

Pada akhirnya aku pun bertanya dan sahabat Anggara pun menjawab bahwa Anggara hanya memperhatikan saja karena cowok itu memiliki mata bukan karena suka atau yang lainnya, namun aku tetap membantah pernyataan dari sahabat Anggara yang merupakan teman dekatku juga. Tidak mungkin! Anggara pasti menyukainya, 'kan temanku Rebeca cantik, semua orang pasti tertarik padanya terutama pasti juga Anggara hampir oleng! Tapi tetap saja walau begitu teman ku memberitahu bahwa Anggara memang suka seperti itu sampai pada akhirnya aku mengerti dan lalu aku mempercayai temanku ini. Untuk yang terakhir kalinya, aku tidak cemburu lagi padanya.

Jujur saja, Anggara memang suka memberi kesalahpahaman seperti suka melihat temanku terus, dan sok ditampung tampang kerenin agar terlihat jantan atau keren kepada teman-temanku, atau kadang diriku. Ternyata saat aku tanya mengapa seperi itu, temanku menjawab memang dari dulu atau sifatnya Anggara seperti itu tapi bukan berarti dia suka. Itu katanya, teman nya Anggara yang bernama Sanny Terisha. Seumuran denganku, sedangkan jarak antara Sanny dengan Anggara berbeda dua tahun, begitu juga denganku.

OuranusWhere stories live. Discover now