𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟓 - 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞 𝐏𝐫𝐚𝐜𝐡𝐚𝐫𝐚

819 66 26
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

"Yah, aku mengerti. Jadi.. Sekarang juga aku akan kembali, kau persiapkan saja semuanya."

Tidur Kinn terusik, karena mendengar obrolan Porsche yang sedang berbicara dengan seseorang dari sebrang ponselnya. Kinn membuka matanya dan melihat dimana Porsche berada, lalu menerjabkannya beberapa kali untuk melihatnya dengan jelas. Ternyata Porsche berada di balkon kamarnya, dan sepertinya ia sedang membicarakan sesuatu hal yang penting sehingga ia menjauh ke balkon.

Setelah selesai berbicara dengan Arm yang menghubunginya karena urusan penting yang harus segera di sampaikan, Porsche lalu berbalik dan ingin kembali bergabung dengan Kinn di atas ranjangnya. Ternyata Kinn sudah bangun, namun ia masih tetap berbaring di atas ranjang mungkin karena ia kelelahan.

"Kau sudah bangun?" tanya Porsche sambil berjalan ke ranjang untuk bergabung dengan Kinn.

"Eugh.." lenguh Kinn saat merasakan nyeri pada bagian belakangnya, lalu berusaha untuk mendudukan dirinya.

Porsche bergegas mendekat, dan membantu Kinn duduk di atas ranjang. "Pelan-pelan."

"Ssstt.. Aw, bokongku nyeri sekali."

"Maaf, ini semua salahku karena terlalu bersemangat terhadapmu."

Menggeleng, "Tidak apa, aku tidak masalah. Tolong bantu aku duduk dengan benar."

"Baik,"

Porsche membantu Kinn duduk, dan bersandar di kepala ranjang. Setelah duduk dengan benar, Porsche lalu mengambilkan air putih untuk di minum oleh Kinn dan menawarkan apakah Kinn mau makan, atau kah tidak. Kinn menggeleng karena ia tidak merasa lapar, dan hanya ingin duduk dengan tenang karena saat ini tubuhnya terasa begitu sakit, dan ia kelelahan.

"Kau yang membersihkan tubuhku, dan memakaikan piyamanya?"

Mengangguk, "Hum, aku harus bertanggung jawab bukan?"

"Terimakasih," Kinn mengambil air putih yang Porsche berikan, lalu meminumnya. "Siapa yang menghubungimu?"

"Arm.."

"Kenapa?"

"Dia bilang ada hal penting, dan aku harus kembali secepatnya."

"Kau akan kembali ke Apartermentmu?"

Menggeleng pelan, "Tidak, Italia."

Kinn membeku, saat mendengar ucapan Porsche. Ia menatap wajah Porsche yang mengalihkan pandangannya kepada Kinn, dan tidak berani menatap Kinn.

"Kau.."

"Aku tidak berniat meninggalkanmu, Kinn. Aku sungguh tidak berniat seperti itu, setelah mendapatkan kepuasan dari dirimu. Aku.. Aku hanya harus segera pulang ke Negara-ku, karena ada masalah yang harus aku selesaikan."

"Kapan kau akan kembali?"

"Malam ini juga, Arm sudah menyiapkan tiket untukku kembali ke Italia."

"Haruskah malam ini?"

Mengangguk pelan, "Yah.. Aku harus segera kembali, atau masalahnya akan semakin besar."

"Tapi, Porsche.."

"Aku harus kembali untuk bersiap-siap," Porsche berdiri dan mengabaikan Kinn. "Jadwal penerbanganku saat pukul sepuluh malam nanti, aku harus cepat atau akan terlambat penerbangan."

Porsche meninggalkan kamar Kinn, dan membiarkan Kinn sendirian di dalam kamarnya. Ia pun kembali ke Apartermentnya meninggalkan rumah Kinn. Di perjalanan, Porsche menghubungi Gulf dan mengatakan jika ia harus segera kembali ke Italia karena ada masalah besar yang terjadi, dan ia harus segera mengelesaikannya atau masalahnya akan semakin menjadi-jadi.

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Where stories live. Discover now