𝐁𝐚𝐛 𝟑𝟐 - 𝐁𝐚𝐜𝐤 𝐭𝐨 𝐡𝐨𝐦𝐞

485 48 14
                                    

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧

~~

Malam ini, adalah malam terakhir Kinn berada di Italia. Rasanya sungguh tak rela, karena Porsche harus melepaskan Kinn kembali ke Amerika. Ia tidak bisa berhubungan jarak jauh dengan Kinn-nya, karena Porsche yang berada di Italia, sedangkan Kinn di Amerika. Ia benar-benar berat untuk melepaskan Kinn kembali, karena dia masih ingin bersama lebih lama dengan Kinn-nya.

Porsche membawa Kinn ke dalam kamarnya dengan menggendong tubuh Mile ala brindal, awalnya Kinn menolak, namun Porsche kekeh untuk menggendongnya sehingga kini Kinn berada dalam gendongan Porsche, dan kedua tangannya mengalung di leher jenjang sang pujaan hati, Porsche. Ia membawa Kinn masuk ke dalam, lalu menurunkannya tepat di balkon kamar Porsche.

Keduanya menikmati hembusan angin malam yang berhembus dengan kencang, sehingga menerpa tubuh keduanya yang sedang berbagi kehangatan dalam nyamannya pelukan mesra yang dilakukan Porsche ke tubuh Kinn.

"Malam ini.. Aku ingin memilikimu seutuhnya, Kinn.." bisik Porsche ditelinga Kinn, sehingga membuat tubuh Kinn merinding. "Aku ingin menghabiskan malam ini bersama denganmu, dan membuat kenangan yang tak akan pernah bisa kau lupakan, karena besok kau sudah kembali ke Amerika." ucap Porsche, nada suaranya terdengar begitu berat, dan seperti menahan nafsunya terhadap Kinn.

"Ugh.. Porsche, apa yang ingin kau lakukan?"

"Aku ingin membuatmu mendesah kenikmatan dibawahku, Kinn. Aku ingin kau terus meneriaki namaku, dan mengerang karena perbuatanku."

"Apa kau sudah gila?"

"Ya, anggap saja aku memang sudah gila karena aku sangat menyukai dirimu. Sangat-sangat menyukaimu, bahkan rasanya aku hampir gila jika tidak bersama denganmu, Kinn.."

"Eugh.. Po-porsche.."

Cup,,

Porsche mulai mengecupi leher Kinn, dan mengesapnya dengan penuh kenikmatan. Kinn pun hanya bisa menggeliat, dan mendesah tanpa menolak semua yang dilakukan oleh Porsche pada tubuhnya.

"Kinn.. Aku mencintaimu." bisik Porsche, dan Kinn mengerti maksud dari Porsche barusan.

Kinn membalik tubuhnya untuk berhadapan dengan Porsche, lalu mengalungkan kedua tangannya di leher sang kekasih, kemudian menyatuhkan bibirnya dengan bibir Porsche. Keduanya berciuman dengan mesra, lalu saling melumat, dan mengesap satu sama lain. Hembusan angin malam membuat tubuh keduanya semakin bergairah, dan nafsu birahi Porsche seketika memuncak.

Greb.

Porsche mengangkat tubuh Kinn keatas pembatas balkon, lalu mendudukannya disana. Kedua kaki Kinn melingkar dengan sempurna di pinggang Porsche, karena ia takut jika tidak memeluknya dengan erat Kinn akan jatuh ke bawah. Keduanya terus bercumbu, dan kedua tangan Porsche terus meraba-raba punggung Kinn yang masih terbungkus oleh pakaian yang dikenakannya.

Cukup lama keduanya berciuman, Kinn memukul-mukul punggung Porsche karena pasokan oksigennya terasa tercekat karena ciuman yang cukup lama antara keduanya. Porsche langsung melepaskan ciumannya pada Kinn, kemudian keduanya saling menatap lekat dengan tatapan yang sayu.

"Aku ingin lebih.." ucap Porsche.

Kinn mengangguk, "Lakukanlah.."

Porsche menurunkan Kinn dari pagar pembatas, lalu membiarkan Kinn untuk berdiri sejenak. Ia kemudian berjongkok dihadapan Kinn, dan tangannya berusaha membuka celana yang dikenakan oleh Kinn. Kinn awalnya menolak perlakukan Porsche padanya, namun Porsche tetap memaksa, hingga kini bagian bawah Kinn sudah telanjang sepenuhnya tanpa penutup sama sekali. Kejantanan Kinn yang masih tertidur mengacung dihadapan Porsche, lalu dengan perlahan ia menyentuhnya sehingga membuat sang empuh mengerang.

𝐎𝐛𝐬𝐞𝐬𝐬𝐢𝐨𝐧 || 𝐏𝐨𝐫𝐬𝐜𝐡𝐞𝐤𝐢𝐧𝐧 [𝐄𝐍𝐃]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang