TINGGAL BERSAMA

50 8 0
                                    

Bremm...

Terdengar suara mesin mobil Jonatan yang telah tiba dirumah. Anna bergegas membukakan pintu menyambut suaminya itu dengan senyumnya yang begitu tulus.

Namun senyuman itu berubah pilu, sesaat kedua matanya menagkap sosok wanita yang sedang bersama suaminya, ya, dia Feronika.

Saat itu Anna tertegun penuh heran, sebelum bibirnya mencetuskan sebuah kalimat, "Mas! K-kenapa Feronika disini?" Anna nampak mengerutkan keningnya, semua hal yang berhubungan dengan Feronika pasti bukalah hal baik. Pikir Anna saat itu.

"Kenalin aku nyonya baru dirumah ini," cetus Feronika dengan kebanggan yang terpancar jelas di wajahnya.

Mendengar hal itu tentulah membuat Anna tersentak. "Jaga mulut kamu Feronika! Apa maksud kamu mengatakan itu?"

Anna menatap mata Jonatan lalu menggenggam lengan baju suaminya itu. "Mas, apa maksud semua ini? Apa maksud Feronika tadi mas?"

Tidak ada balasan kata dari Jonatan, bahkan matanya sama sekali tidak menatap Anna yang begitu keheranan dengan situasi aneh yang sedang terjadi.

Pria itu menyingkirkan tangan Anna lalu meninggalkanya di tengah-tengah ruang tamu.

Feronika mendekat ke arah Anna kemudian berbisik, "Aku hamil anak Jonatan, jadi persiapkan diri angkat kaki dari rumah ini, karena Jonatan akan segera memilih sampah untuk dibuang." Wanita licik itu, lantas mengimbangi langkah Jonatan, ikut meninggalkan Anna.

Mendengar itu seketika membuat Anna membulatkan matanya, dengan lantang gadis itu berteriak. "Hamil? Mas Jo nggak mungkin hamilin sembarang orang dia nggak sebejat yang kamu tuduhkan!"

Mendengar kata Anna membuat langkah Jonatan terhenti, pria itu berpaling menatap Anna dengan netra mata bergetar.

Feronika seketika menyela. "Cihh, kamu akan pingsan setelah melihat buktinya na, syukurnya aku masih kasihan sama kamu, seharusnya kamu senang mendengar kabar ini, kamu bisa beralasan untuk mempertahankan hubungan kamu dengan Rendi.

Pernyataan Feronika membuat napas Anna terhenti sejenak, tubuhnya kaku bagaikan patung hanya tangan nya yang mampu mengepal ingin sekali menampar wajah yang membuatnya begitu muak.

"Kenapa kamu diam? kamu ingin berdalih membela diri, agar bisa menyakiti hati Jonatan, belum puaskah mata kamu melihat Jonatan menderita na?" cibir Feronika dengan tegas.

"CUKUPPP!! Kamu sudah keterlalauan!" Anna melayangkan tangannya yang sedari tadi mengepal, bersiap menghancurkan wajah Feronika namun...

Jontan menyela dengan lantang memecah suasana. "HENTIKAN! JIKA KALIAN TERUS RIBUT, SILAHKAN KELUAR DARI RUMAH SAYA." Pria itu memalingkan wajahnya lalu beranjak lekas meninggalkan Anna.

Feronika menyelidik kearah Anna sembari mengakat salah satu tepi bibirnya penuh kemenangan. Dengan remeh, wanita itu  bergegas kembali mengimbangi langkah Jonatan.

Disaat itu Anna tersimpuh dilantai dengan ekspresi yang sangat sulit diartikan, kakinya sudah tidak kuasa menopang tubuh yang dipenuhi rasa sesak seusai mendengar pernyataan Feronika barusan.

***

"Jo... Coba kamu sentuh perut aku, di dalam sini ada calon anak kamu!" seru Feronika, yang nampak sedang duduk dikursi makan samping Jonatan, mengambil tempat duduk yang biasa Anna duduki.

Menyaksikan adegan itu dari sudut dapur membuat Anna menitikkan air matanya.

"Tega kamu mas, hanya kesalah pahaman, kamu sampai setega ini sama aku mas..." gumam Anna terisak pilu.

Keep Eternal Love Where stories live. Discover now