AKU PERGI

40 5 0
                                    

Mentari pagi bersinar gagah, cahayanya memantul ditengah kolam menyilaukan mata Anna yang masih terlelap di gajebo. Karena hal tersebut gadis itu terbagun dari mimpi buruknya.

Perlahan Anna membuka kedua kelopak matanya yang sembab. Ia menarik napas panjang, sesaat menyadari kalau hal tadi malam bukanlah mimpi buruk tapi lebih dari itu, sebuah kenyataan pahit.

Bersamaan dengan hal tersebut tiba-tiba Anna merasakan mual dipagi-pagi buta, entah pertanda apa itu tak ada yang tau.

Hueakk... Hueak... Karena tidak tahan dengan mual yang teramat melanda, gadis lugu itu bergegas menuju kamar mandi, langkahnya yang masih sempoyongan membuatnya beberapa kali terhantup dinding, maklumlah baru bangun tidur ditambah tenaga yang sudah terkuras habis karena menagis semalaman membuatnya tak bisa berjalan normal.

Huek...huek... Suara itu mengema di dalam kamar mandi, rasa mual yang tak kunjung sirna membuat tenaganya hampir habis.
"Masuk angin," Pikir Anna, karena tadi malam ia menghabiskan malam panjang di gajebo.

Dari luar, terlihat Feronika berjalan menuju dapur, dan tanpa sengaja kedua bola mata Feronika menangkap sosok Anna di dalam kamar mandi.

"Anna, nagapin dia disitu?" Celetuk Feronika penasaran. Saat hendak mendapati Anna, tiba-tiba Feronika tersentak kaget saat mendengar suara Anna yang lagi muntah-muntah.

Jangan-jangan Anna..." Pikiran Feronika yang berhasil membuat bola matanya membulat sempurna.

"Nggak, nggak, nggak, kalau Anna sampai hamil rencana gue buat usir dia dari rumah ini bisa kacau," celetuk Feronika sambil bolak balik memikirkan cara, agar Anna cepat-cepat angkat kaki dari rumah Jonatan. Gadis licik itu, seketika beranjak dari tempatnya berdiri setelah menyadari Anna mulai beranjak dari kamar mandi tersebut.

Dengan sedikit tertatih Anna berjalan meniti tangga. Baru 4 anak tangga, seketika langkah kakinya terhenti disaat telinganya menangkap suara yang tak asing baginya.

"Anna... Anna!" Seru Feronika dengan nada licik, bersamaan dengan langkahnya meniti anak tangga menghampiri Anna.

"Masih betah dirumah ini? Kenapa belum minggat juga beb?" Ucap Feronika sambil mengelus bahu Anna.

Anna langsung menepis tangan Feronika. "Diam kamu Feronika, ini rumah suami aku, jadi kamu nggak ada hak ngatur-ngatur aku."

Hehh... Feronika tersenyum remeh. "Sebentar lagi Jonatan akan jadi suami aku, persiapkan diri kamu."

"Mas Jo nggak akan setega itu sama aku," ujar Anna penuh penekanan, sepertinya ia mulai tersulut emosi.

"Oh ya! kamu yakin? heh kamu itu sampah yang harus dibuang." Feronika tersenyum licik tepat di depan wajah Anna. Sebuah senyum yang menakutkan dimata Anna. "Jonatan akan membuang kamu dari sini, karena sampah, pantas untuk dibuang," lanjut Feronika sambil menunjuk-nunjuk kasar bahu Anna.

Anna yang mendengar itu seketika membuatnya begitu murka. Dengan mata yang sayu gadis lugu itu melayangkan tangan nya, dan tepat 1 cm tangan Anna hampir mengelupas kulit wajah Feronika, wanita licik itu berhasil menangkap tangan Anna, Lalu mencengkeramnya dengan sangat kuat, hingga membuat Anna meringis kesakitan.

"Auu lepas Feronika," Anna berusaha berontak menarik lengan nya namun Feronika semakin mengeratkan cengkramannya.

"Heh bocah, aku tau kamu menikah bukan atas dasar cinta, kamu hanyalah murid SMA yang terpaksa-" kata Feronika seketika terhenti saat ekor matanya menangkap sosok Jonatan keluar dari kamar.

"Auuu sakit Anna, lepas-lepaskan tangan aku, hiks hiks... Aku akan pergi dari Jonatan, Jangan siksa aku kayak gini Na, sakit!" Feronika berontak hebat sambil menangis pilu, tentunya tingkah Feronika membuat Anna binggung, tanganya lah yang dicengkeram kenapa Feronika bertingkah aneh.

Keep Eternal Love Where stories live. Discover now