8

2.6K 240 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dor...dor...dor....
Jennie menggedor pintu kamar Lisa dengan sekuat tenaga berharap Lisa akan membukanya, namun ternyata nihil Lisa tetap pada pendiriannya untuk tetap kuat dan menyerah tentang Jennie.

"Lis buka! Kasih aku kesempatan sekali lagi." Teriak Jennie dari luar, rasanya tenggorokan Jennie sudah mengering karena terus berteriak.

Jennie menangis karena menyesal menghianati Lisa, meski hanya beberapa minggu mengenal Lisa bahkan Jennie tau jika Lisa adalah orang baik, hanya Jennie saja yang terlalu egois tak mau melihat Lisa.

Entah mengapa Jennie tak rela kehilangan Lisa bahkan jika harus berjauhan seperti ini. Untuk itu Jennie rela merendahkan harga dirinya memohon agar Lisa tak pergi meninggalkannya.

"Kasih aku waktu untuk memutuskan Taehyung. Percaya sama aku Lis, aku ga akan nyakitin kamu lagi." Kembali Jennie memohon berharap Lisa membuka pintunya.

Sementara di dalam sana, anak lelaki yang sedang heboh ditangsi sedang asik tertidur dengan nyanyak, alkohol membuatnya tidur seperti orang mati. Bagus untuk Lisa agar tak terayu lagi oleh Jennie. Sudah cukup bagi Lisa untuk bersabar menghadapi Jennie yang seperti ini. Lisa lelah dan memilih untuk tidur.

Jennie terus saja menangis karena takut Lisa akan meninggalkannya. Hingga akhirnya Jennie berjalan menuju sofa untuk beristirahat, ia tak ingin pulang karena takut Lisa pergi tanpa pamit padanya, atau bisa dibilang Jennie akan mencegah kepergian Lisa. Satu minggu tanpa melihat Lisa sudah membuat Jennie kebingungan setengah mati, apa lagi saat tiba-tiba Lisa datang untuk menjemput gadis lain, gadis yang tak tulus mencintainya, karena yang Jennie tau Rose hanya bermain-main dalam menjalin kedekatan dengan Lisa. Jennie tak mau jika Lisa akan kembali terluka saat tau Rose tak tulus mencintainya.

Jennie terus saja terjaga karena tak ingin menyesal, ia tak mau Lisa pergi saat dirinya masih tidur, meski kantuk semakin menyerang namun terus dipaksakan untuk tak tidur, kepalanya mulai terasa sakit karena memaksa untuk terus terjaga.

Dua jam berlalu setelah kejadian itu Jennie masih duduk bersandar pada sofa, sesekali ia melirik ke arah pintu kamar Lisa, siapa tau Lisa akan datang dan menemuinya.

"Ya Tuhan kepalaku sakit sekali." gumam Jennie dengan memijit pelipis matanya.

Entah untuk keberapa ratus kali Jennie menguap, namun segera ia menggelengkan kepalanya agar tak tertidur. Akhirnya Jennie memutuskan untuk membuat kopi agar kantuk menjadi hilang. Saat Jennie melewati kamar Lisa kembali Jennie mencoba mengetuk kamar Lisa agar Lisa tau jika Jennie masih menunggunya.

"Apa ini yang kamu rasakan Lis saat aku terus menerus menolakmu?" gumam Jennie dengan menatap pintu kamar Lisa.

Jennie sudah dibuat gila oleh lelaki muda ini, apakah Jennie sudah jatuh cinta pada Lisa? Jennie sendiri tak mengerti yang jelas rasa rindu mampu menggerogoti hati dan pikiran Jennie. Mungkin jika terlalu lama Jennie akan mati karena merindukan Lisa.

Because I'm LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang