66. Rencana Pemberontakan

10.8K 1.5K 44
                                    

Keesokan harinya, rasa berat di hati Xiao Zhan masih terasa, bahkan lebih terasa lagi di saat dia terbangun tanpa ada sosok Wang Yibo di samping seperti biasanya.

Xiao Zhan menghela nafas beratnya, bangkit dari tempat tidurnya, lalu segera mandi. Dia hanya mandi sebentar sebelum dia menghabiskan dengan cepat sarapannya.

Shi yang melihat Xiao Zhan dengan cepat menghabiskan sarapannya hanya bisa menggelengkan kepalanya secara diam-diam. Semenjak Xiao Zhan hamil, cara makan tuannya sangat cepat. Sehingga terkadang dia sangat ketakutan jika tuannya tiba-tiba tersedak.

"Shi, apa kau tahu tentang gosip yang sedang hangat di Istana ataupun di Kerajaan ini?" Tanya Xiao Zhan sambil mengelap mulutnya dengan kain bersih.

Mata Shi menerawang ke atas, mencoba mengingat tentang gosip yang beredar di Istana. Tetapi setelah mencoba untuk mengingatnya, Shi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Pelayan ini tidak tahu Wangfei." Jawabnya dengan pelan.

Xiao Zhan menganggukkan kepalanya, "Panggil Xu Xuemei kemari. Aku ingin membicarakan sesuatu." Perintahnya.

Shi mengangguk, dia membawa kembali piring dan mangkuk yang sudah kosong di kedua tangannya, lalu pergi keluar untuk menyerahkan peralatan makanan kotor ke dapur Istana dan memanggil Xu Xuemei ke dalam kamar.

Tidak lama, orang yang Xiao Zhan panggil ke kamarnya datang dan langsung membungkukkan tubuhnya untuk memberi salam.

"Salam, Wangfei." Ucap Xu Xuemei.
"Duduklah. Aku ingin membahas sesuatu denganmu."

Mendengar perintah Xiao Zhan, Xu Xuemei duduk di depan tuannya. Matanya memandang Xiao Zhan yang terlihat serius menatap dirinya.

"Xuemei, apa Lu Lan mengatakan sesuatu kepadamu?" Tanya Xiao Zhan tanpa basa basi.

Xu Xuemei membuka matanya sedikit lebih lebar setelah mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Xiao Zhan.

Kedua alisnya berkerut, lalu menjawab dengan lembut, "Tidak, Wangfei. Tuan Lu sangat sibuk mendampingi Wangye bertugas. Jadi, tidak ada waktu untuk kami saling berbicara satu sama lainnya."

"Benarkah? Aku pikir karena kalian sepasang kekasih, Lu Lan akan memberitahumu semua yang dia lakukan." Xiao Zhan menghela nafas pelan. Dia mengambil cangkir teh dan menyesapnya.

Mendengar perkataan Xiao Zhan, kali ini mata Xu Xuemei benar-benar terbuka lebar. Jari tangannya tanpa sadar memilin pakaiannya. Lalu dia menundukkan kepalanya untuk menghindari Xiao Zhan untuk bisa melihat wajahnya.

Saat ini Xu Xuemei seperti seorang anak yang sudah ketahuan pacaran secara diam-diam oleh ibunya. Dia menjadi takut dan gelisah di depan Xiao Zhan.

"Wangfei.. Saya.. Saya.." Xu Xuemei bahkan tidak bisa berkata dengan lancar. Mulutnya menjadi kaku karena saking gugupnya.

Xiao Zhan meletakkan cangkir tehnya kembali ke atas meja. Dia memandang Xu Xuemei yang tertunduk bersalah di depannya.

Senyum kecil terbit di wajah manisnya melihat pemandangan ini. Dia menjadi sangat ingin menggoda Xu Xuemei.

"Kenapa menjadi gugup seperti itu?" Tanya Xiao Zhan berpura-pura bingung.

Xu Xuemei melirik sekilas ke arah Xiao Zhan, sebelum dia menarik kembali lirikan matanya. Dia bingung harus menjawab apa.

Sebenarnya, Xu Xuemei tidak ingin menyembunyikan hubungannya dengan Lu Lan kepada semua orang, termasuk Xiao Zhan. Hanya saja, dia belum siap untuk dihujat oleh semua orang kerena telah menjalin hubungan dengan Lu Lan. Secara, Lu Lan adalah seorang prajurit pribadi dari Wangye yang tidak kalah tampannya dengan Wangye sendiri. Yang membuat para wanita dan Ger banyak menyukainya dan ingin menjadi istrinya. Coba bayangkan bagaimana jika semua orang tahu dia menjadi kekasih Lu Lan? Dia akan dihabisi oleh orang-orang yang menyukai Lu Lan.

Be A Good Wife? No, Thank You! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang