67. Sebuah Ancaman

11.4K 1.7K 41
                                    

Setelah digemparkan dengan desas-desus pemberontakan yang digaungkan oleh sebagian rakyat Kerajaan Wang. Rakyat Kerajaan Wang digambarkan kembali oleh berita tentang status asli Pangeran Ketiga yang bukan anak kandung dari Permaisuri. Berita yang tersebar itu menceritakan bahwa Pangeran Ketiga lahir dari seorang gadis desa yang pernah menyelamatkan Kaisar Wang yang terluka akibat perang melawan Kerajaan Wen pada saat perang melawan Kerajaan Wen. Karena kebaikannya itu, Kaisar menjadikannya seorang selir tanpa izin dari keluarga Kerajaan.

Di cerita itu juga menjelaskan bahwa gadis desa itu mempunyai cacat di wajahnya yang sama seperti Pangeran Ketiga, sehingga tidak heran jika Pangeran Ketiga mempunyai cacat di wajahnya.

Berita ini juga sampai kepada anggota keluarga Kerajaan. Semua orang terkejut dengan menyebarnya berita itu di seluruh Kerajaan Wang. Bahkan Kaisar Wang kembali marah dan juga panik karena rahasia yang dia tutupi dari semua orang akhirnya terbongkar juga. Dia tidak mengetahui dengan pasti siapa orang yang telah menyebarkan rahasia itu karena yang dia tahu rahasia ini hanya dia, Permaisuri dan Ibu Suri yang mengetahui dengan pasti rahasia itu.

Karena terbongkarnya rahasia itu juga saat ini para pejabat dan anggota pengadilan Istana meminta dia untuk mengadakan pengadilan mendadak agar mereka mengetahui dengan pasti berita yang sedang beredar di seluruh rakyat itu.

Kaisar Wang memandang satu persatu semua orang yang hadir di pengadilan ini. Terlebih dia memandang ke arah para putranya yang sedang duduk tenang di tempatnya masing-masing. Wajah para putranya sangat dingin dan menatap lurus ke depan, tanpa melihat ke arahnya.

"Yang Mulia, kami semua menunggu penjelasan Yang Mulia terhadap berita yang telah menyebar ke seluruh Kerajaan Wang tentang status asli dari Pangeran Ketiga." Pangeran Keempat yang biasanya tidak banyak bicara saat pengadilan Istana, kali ini memulai untuk berbicara kepada Kaisar Wang. Nada yang dia gunakan sangat dingin tidak seperti biasanya.

Kaisar Wang menghela nafas panjang, dia menyadari bahwa saat ini para putranya sangat kecewa dan marah kepadanya karena telah menyembunyikan rahasia besar ini dari mereka. Terlebih lagi putranya yang ketiga, tokoh utama dari rahasianya ini. Dia melirik sekilas ke arah Wang Yibo yang masih mempertahankan ekspresi dinginnya.

"Pangeran Ketiga memang benar bukan anak kandung Permaisuri. Dia adalah anak hasil dari Kaisar ini dengan seorang gadis desa yang telah menyelamatkan Kaisar ini dulu dan menjadikannya selir Kaisar ini." Ucap Kaisar Wang dengan nada tegas dan tajam.

Semua orang di pengadilan Istana terkejut dengan ucapan Kaisar yang membenarkan berita tentang status asli dari Pangeran Ketiga. Mereka saling memandang satu sama lainnya dan tidak lupa saling berbisik, menjadikan pengadilan Istana sedikit kacau.

Mereka semua melirik sekilas ke arah Wang Yibo untuk melihat reaksinya. Mereka mempunyai ekspetasi yang lebih terhadap reaksi Wang Yibo setelah mendengar ucapan Kaisar tentang status aslinya. Hanya saja ekspetasi mereka tidak sesuai dengan kenyataannya, reaksi Wang Yibo hanya mengerutkan keningnya saja. Tidak ada ekspresi marah dan kecewa dari wajah Wang Yibo.

Reaksi Wang Yibo berbanding terbalik dengan reaksi dari ketiga Pangeran lainnya. Ketiga Pangeran itu menunjukkan wajah marah dan kecewanya kepada Kaisar.

"Kenapa Yang Mulia menyembunyikan kebenaran ini dari kami semua?" Tanya Pangeran Kedua yang menatap tajam ke arah Kaisar yang duduk tegak di singgasananya.

"Benar. Jelaskan kepada kami semua alasan Yang Mulia harus menyembunyikan kebenaran ini dari kami semua." Pangeran Keempat mendukung ucapan kakak keduanya sambil menatap dingin ke arah Kaisar.

Jika saat ini adalah hari biasa, Kaisar Wang akan memarahi Pangeran Keempat karena telah berani memerintahkan dirinya. Tetapi saat ini dia harus merendahkan egonya demi kebaikan keluarga Kerajaannya.

Be A Good Wife? No, Thank You! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang