Sembilan belas

990 120 4
                                    

Karra keluar dari kamar begitu dia selesai membersihkan diri. Memakai pakaian yang tersedia di sebuah paper bag, yang berada di dalam kamar. Yang dia yakini sebagai pakaian gantinya karna semua terasa pas di tubuhnya.

"Ah, kamu terlihat cantik dengan pakaian itu." Ujar Erik begitu Karra keluar dari kamar. Memakai pakaian yang telah dia siapkan khusus untuk wanita itu.

"Aku menemukan pakaian ini di kamar. Jika kamu keberatan aku memakainya, aku akan menggantinya dengan yang baru nanti."

Erik menggeleng. Menarik kursi di depannya, memberi isyarat pada Karra untuk duduk di sana. "Tidak perlu, aku memang membelinya khusus untuk mu."

"Sarapan?" Tawarnya kemudian. Karna Karra sama sekali tidak beranjak dari tempatnya berdiri.

"Aku harus pergi sekarang." Karra melirik pintu keluar apartemen. Yang membuat Erik ikut menatap ke arah sana.

"Jadi kamu sudah memikirkan jawabannya?" Erik melangkah mendekat ke arah Karra yang tanpa sadar membuat perempuan itu melangkah mundur.

"Apa?"

"Tentang tawaran ku tadi!"

"Aku tidak punya alasan untuk menjawabnya."

"Jika begitu kamu juga tidak punya alasan untuk pergi dari sini."

"Erik!"

Erik menatap Karra penuh, berdiri di depan wanita itu hanya dengan jarak satu langkah.

"Menikah dengan ku atau kita akan terkurung di sini selama yang aku mau?!"

"Ka--kamu..." Karra terlihat geram dengan ucapan Erik, namun dia tidak memiliki kata yang pas untuk mengeluarkan segala rasa kesalnya lewat kata-katanya. "Kamu tidak bisa melakukan ini padaku!"

"Bisa!" Erik mengulurkan tangannya. Meraih tangan Karra untuk dia genggam. "Aku bisa melakukan apa pun padamu!"

"Menjauh!" Sekuat tenaga Karra menarik tangannya, Erik semakin kuat balik menggenggamnya.

"Dengar, Karra!" Erik meminta perhatian perempuan di depannya. Melangkah lebih dekat hingga dia bisa dengan jelas menatap kedua mata perempuan yang kini sedikit mendongak ke arahnya.

"Kamu tidak akan rugi menikah dengan ku, aku ... " Tersenyum tipis, Erik mengusap pipi Karra begitu merasa Karra tak lagi berusaha melepaskan diri darinya. Apalagi saat wanita itu hanya diam begitu Erik sedikit menunduk. Mensejajarkan wajah mereka hingga nyaris bersentuhan.

"... bisa memberikan apa yang kamu inginkan."

"Misalnya?"

Senyum Erik kian melebar.

"Apapun!"

"Apapun?!" Beo Karra yang diangguki tegas oleh Erik. Dia tampak senang karna Karra terlihat mulai tertarik dengan tawarannya.

"Apapun yang kamu inginkan, aku akan memberikannya." Erik bisa merasakan rasa halus dari pipi Karra. Begitu halus dan lembut.

"Semuanya!"

Erik mengerjab, semua itu dijadikan Karra sebagai kesempatan untuk melangkah mundur. Bersamaan dengan tangannya yang ditarik agar terlepas dari genggaman Erik.

"Aku menginginkan semuanya! Semua yang kamu miliki! Bagaimana, kamu bisa memberikannya?!"

"Semuanya?!" Ulang Erik yang diangguki Karra tanpa ragu.

"Aku akan menikah denganmu jika kamu bisa memberikan ku segalanya. Semua yang kamu miliki tanpa terkecuali! Kekuasaan, harta, dan perlindungan!"

Erik mendengus, memalingkan muka dengan air muka tak percaya.

Wanita Terakhir; Karra (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang