Bang Pasya si Panas

53 26 34
                                    

Teman-temannya memang sangat kurang ajar, telah memaksanya memakan mi super pedas yang sedang ramai diburu orang-orang. Bagaimana bisa mereka doyan mi yang rasanya seperti setan itu? Jadilah pagi-pagi ini ia menghabiskan waktu nangkring di WC untuk mengeluarkan isi perutnya. Namun, rasa mulas itu tak kunjung pergi, sedangkan jam sudah menunjukkan bahwa ia akan terlambat kerja.

Sial! gerutunya saat beranjak ke depan cermin kamar mandi untuk menggosok gigi. Cekatan sekali tangan dan jemarinya dalam menggerakkan sikat di sela-sela gigi, tanpa meninggalkan noda apapun di jajarannya. Tubuhnya atletis karena sering dilatih, tetapi ada banyak bekas luka. Tak heran jika bekas itu merupakan luka bakar, selaras dengan risiko pekerjaannya sebagai pemadam kebakaran. Lalu, luka goresan pisau itu?

Gubrakkk

Sontak air yang ada di mulut untuk berkumur itu disemburkan ke cermin karena terkejut dengan seseorang yang menerobos masuk ke kamar mandi. Dua orang pria dewasa kini berhadapan tanpa kata, sama-sama berusaha mencerna apa yang tengah terjadi di antara mereka.

"Ishh ... minimal pakai handukmu, Bang! Suka sekali bugil seperti itu, mana pintunya nggak dikunci lagi." Sambil melemparkan handuk yang tergantung di dinding, pria yang masuk tanpa permisi itu kembali undur diri dan menutup pintu kamar mandi. Perlahan ia berjalan menuju sofa dan melemparkan tubuh di sana.

"Gimana caramu masuk ke rumahku? Dasar penyusup!"

"Aku punya caraku sendiri."

Pintu kamar mandi terbuka, pria yang menggosok giginya itu sudah memakai handuk kimono. "Kamu bertengkar lagi sama Mama Papa?"

"Mau gmana lagi? Aku sudah menuruti mereka untuk kuliah pendidikan, padahal aku tidak mau berurusan dengan murid-murid tengil, tapi Mama sama Papa tidak mau membelikan aku Play Station."

"Eh, Bocah, berapa umurmu? Sudah makin tua tapi main PS mulu! Kalau tahun depan nggak cepet lulus, aku akan menggantungmu!"

Kini ia bangun dari sofa, mulai merengek pada Abangnya. "Bang Pasya yang tampan tiada tara tapi jomlo, biarkan aku tinggal di sini, cuma beberapa hari aja. Nggak akan ngerepotin."

Pasya hanya bisa pasrah dan berusaha menghindari sentuhan-sentuhan jahil adiknya saat memohon, ditepisnya berkali-kali tangan yang berusaha melecehkan tubuhnya. "Terserah, tapi jangan sentuh aku! Aku mau kerja, ingat kuliahmu juga, jangan main-main!" Tanpa menunggu balasan apapun, ia segera menuju kamar untuk mengganti pakaian.

Kurang dari sepuluh menit, Pasha sudah turun dari apartemen dan menyusuri jalanan yang padat rumah penduduk. Tinggal di pinggiran kota besar memang tidak senyaman di kampungnya. Keamanan di sini tidak sepenuhnya terjamin, juga ada beberapa daerah kumuh yang dijadikan tempat tinggal tunawisma. Bahkan, apartemennya tergolong biasa saja dengan fasilitas seadanya. Jika sedang sial, listrik dan air akan terputus di saat-saat paling genting dalam hidupnya.

Jalan yang Pasya telusuri saat ini tidak terlalu lebar, cukup untuk dilewati oleh satu mobil. Maka ketika ada dua mobil yang melintas berlawanan arah, salah satu dari mereka harus mengalah mundur untuk mencari persimpangan jalan. Salah satu penyebab sempitnya jalan ini karena cukup banyak pedagang kaki lima yang berjualan, juga beberapa warga yang suka berkumpul untuk mengobrol. Itulah kenapa, kadang berita-berita lebih cepat tersebar di daerah ini melalui cerita-cerita mereka yang bisa Pasya dengar sambil berjalan.

"Iya, akhir-akhir ini memang banyak pencuri. Anehnya, yang dicuri bukan uang, tapi celana dalam. Untuk apa coba?" gerutu seorang wanita paruh baya yang menikmati bubur ayam di samping gerobak pedagangnya. Ia melihat wanita itu sangat lahap dalam menikmati bubur yang telah ia aduk jadi satu.

"Kebakaran! Tolong, di rumah Pak Parjo kebakaran!" riuh teriak seseorang dari kejauhan. Dilihatnya arah kedatangan orang itu yang telah muncul asap abu-abu. Sebagai seorang pemadam kebakaran, Pasya sigap berlari mencari sumber api.

🔥🔥🔥

Bersambung ....

Pasya baru muncul sudah panas-panasan, hiks..

mau nyempil jadi adeknya Pasya bisa gasi:v

tungguin kelanjutannya yaa.. semoga sukaa....

*pic: Pasya

WARNING: Api dan PencurianWhere stories live. Discover now