12. Perusak

10.3K 572 1
                                    

Enjoy....

Seperti janji Raka, lelaki itu kini tengah berada dirumah Ciya untuk mengajak gadis itu berkeliling kota.

"Assalamualaikum Ciya!! Abang datang!" Sapa Raka. Lelaki itu mendapati Ciya dan Angkasa yang tengah makan malam dengan hening. Situasi yang sangat awkard.

"BANG RAKA!!" Teriak Ciya antusias. Sudah dibilang kan, Ciya sangat menginginkan seorang Abang yang menyayanginya, tidak seperti Angkasa.

Angkasa mendengus kesal melihat Ciya yang sangat senang dengan kedatangan Raka. Lagipula, sejak kapan Raka mendapati perhatian Ciya? Sangat menganggu pikirannya saja.

"Bang Raka ngapain kesini?" Tanya Ciya lembut.

Raka tersenyum ramah membuat jantung Ciya tidak baik-baik saja.

Anjir!! Kalau gini, gue mau kali dijodohin sama Raka! Batin Ciya

"Mau jemput kamu, kan Abang mau nraktir kamu!" Raka menarik satu kursi dan duduk disebelah Angkasa, agar bisa memperhatikan Ciya.

"Gak boleh!" Potong Angkasa sebelum Ciya akan menjawab.

"Gak bisa gitu!" Protes Raka. Ciya mengangguk menyetujui.

"Gue bilang Nggak, berarti enggak!" Putus Angkasa dingin. Raka sangat tau dan paham dengan karakter sahabatnya itu. Jika Angkasa bilang tidak, itu artinya tidak. Dia tidak menerima bantahan.

"Gue tetap ikut bang!" Tolak Ciya.

"CIYA!" sentak Angkasa.

"Kenapa?" Tanya Ciya sewot.

"Kalau Abang bilang tidak, itu artinya tidak!" Jelas Angkasa lagi.

"Cih Abang? Gak salah? Bukannya Lo paling benci sama gue? Lo bahkan gak mau semua orang tau, kalau gue adek Lo! Kenapa sekarang Lo berubah?" Ujar Ciya dingin. Ya tuhan, semoga yang dikatakan Ciya benar. Ia masih ragu dan belum tau pasti bagaimana hubungan Ciya asli dan Angkasa.

Ia bangun dari sana, meninggalkan Angkasa dan Raka yang hanya terdiam.

Menurut kalian, Ciya akan pergi dan meninggalkan makanannya? Oh, tentu saja TIDAK. Terbukti sekarang Ciya yang pergi namun tetap dengan tangan yang memegang piring makanannya.

Raka hanya menggeleng kepala heran dengan kelakuan absurd Ciya yang semakin hari, semakin membuatnya bingung. Semarah apapun bocah itu, ia tidak akan menolak jika diberi makanan.

"Adek Lo lucu banget sih! Gue jadiin pacar boleh nih!" Goda Raka yang berada disamping Angkasa.

Angkasa menoleh pada Raka dan menatapnya tak suka. Sahabatnya semakin dibiarkan, malah semakin banyak tingkahnya saja.

"Ya Allah, matanya gak usah gitu juga kali!" Dengus Raka. Padahal niatnya hanya menggoda Angkasa saja, tapi sahabatnya itu malah memberi tatapan horor pada Raka. Menakutkan saja.

"Ngapain Lo kesini?"

"Mau nemuin pacar gue lah!"

"Lo pasti ngikutin gue kan? Ngaku Lo!"

"Idih ogah banget gue!"

"Mending bantuin bokap Lo di restoran, daripada pacaran gak jelas disini. Gak kasihan Lo sama bokap Lo!"

Atensi Angkasa dan Raka kini teralihkan kala mendengar suara dua orang perempuan yang tengah meributkan sesuatu. Kedua lelaki itu berjalan menuju sumber suara untuk menghentikan keributan.

"Lo berdua kalau mau bertengkar, jangan dirumah gue!" Ucap Angkasa dingin.

"Halo Kasa!!" Sapa Alana ceria. Ia tersenyum hangat pada Angkasa. Tentu saja, jantung Angkasa sedang tidak baik-baik saja.

"Bilangin cewek Lo Sa, gausah ngikut gue!" Kesal Claudia.

"Gue gak ikut Lo yah, gue kesini murni mau ketemu sama Kasa! Lo ngapain kesini? Pasti mau godain Kasa kan?!" Tanya Alana sewot.

"Heh, sebelum Angkasa jadi pacar Lo, dia sahabat gue. Dan gue udah lebih dulu suka sama dia, sebelum Lo. Hanya saja matanya sekarang lagi keseleo, makannya mau aja jadi pacar Lo!" Ucap Claudia sombong. Bagaimana bisa ia mengatakan hal itu, tepat didepan Angkasa. Demi apapun Angkasa lelah. Dia sudah menganggap Claudia itu adiknya, jadi untuk perasaan yang lain, sepertinya Angkasa tidak bisa. Karena itu, Angkasa memilih untuk menjauh dari Claudia, agar gadis itu bisa menemukan pria lain, tapi nyatanya tidak. Claudia semakin menggilainya.

"Lucu" batin Raka saat melihat Claudia yang tengah protes. Tanpa disadari, Raka terus memperhatikan Claudia yang sedari tadi berbicara panjang lebar.

"Udah, STOP!" Cegah Angkasa sebelum ada lagi pertengkaran lainnya. "Lo ngapain kesini Clau?" Tanya Angkasa akhirnya.

"Gue mau ketemu Ciya" jawab Claudia. Angkasa hanya mengangguk.

"Ka, panggilin Ciya." Perintah Angkasa. Raka segera pergi untuk memanggil Ciya.

_________

Disinilah mereka, ditaman belakang rumah sembari barbeque. Itu semua ide Claudia. Awalnya ia hanya membayangkannya bertiga, angkasa dan Ciya. Namun, nyatanya tidak. Ada Raka dan sepupu paling menyebalkan baginya, Alana.

Walaupun masih memiliki hubungan persaudaraan, perekonomian kedua keluarga itu sangat berbeda. Ibu Alana dan Claudia adalah saudara kandung. Claudia berasal dari keluarga kaya raya, karena ayahnya seorang pengusaha sukses dan ibunya yang memiliki usaha butik yang juga terkenal dikalangan atas.

Berbeda dengan Alana yang hanya berasal dari kalangan biasa. Ayahnya pemilik restoran kecil yang dikelola bersama istrinya, ibu Alana. Walaupun restorannya kecil, Ciya rasa masakannya sangat luar biasa, sehingga banyak kalangan orang-orang yang menjadi langganan restoran milik ayah Alana.

Walaupun perekonomian keduanya sangat jauh berbeda, tapi tak pernah sekalipun kedua keluarga ini terlibat konflik. Tidak ada perbandingan diantara keduanya, semuanya sama saja. Begitulah prinsip mereka. Meskipun Claudia dan Alana tidak akur, akan ada Abang Claudia yang selalu jadi penengah kala kedua orang itu bertengkar.

"Abang Lo gak ikut?" Tanya Raka pada Claudia. Pasalnya, gadis itu selalu ditemani abangnya kemanapun.

"Bentar lagi kesini, gue mesen beliin sosis" jawab Claudia yang masih fokus pada jagung yang tengah dibakar nya.

Hingga tak berapa lama, datang lelaki berbadan tegap dan gagah. Wajahnya sangat menawan, bahkan menjadi saingannya.

"Sini bang!!" Ajak Claudia pada lelaki itu, yang ternyata abangnya.

⚠️ PENTING⚠️

Eps 13 keacak, jadi harus dicek dulu yah.. biar cerita nya tetap nyambung 🙏 maaf banget, padahal udah diedit, tapi gak bisa ke SV🤧😭

Ok next....

(AKU) TRANSMIGRASI? OH NO! ☑️Where stories live. Discover now